Chereads / Stela and Eric / Chapter 4 - Stela and Eric bagian 4

Chapter 4 - Stela and Eric bagian 4

Lily mengambil novel yang baru-baru ini dia sukai dan belum selesai dia baca, Lily juga mengambil cemilan di dalam laci yang tersedia beberapa cemilan yang biasa mereka makan dan juga ada minuman yang dia sukai.

"Membosankan" ujar Lily menutup novel nya.

Dia mematikan lampu nya dan memasang lampu tidur setelah itu dia memejamkan matanya mencoba untuk tidur karena hari sudah semangkin malam dan menunjukkan pukul 11 malam.

Pagi harinya di kediaman rumah Stela. Saat ini Stela sudah bangun pagi-pagi sekali karena papa nya bilang akan berangkat pukul 8 jadi dia harus segera bersiap-siap.

Saat ini Stela sedang di meja rias sambil menyisir rambut nya yang sudah dia kering kan tadinya. Dan memakai pelembap bibir agar bibir nya tidak kering.

"Oke udah selesai, perfect" ujar Stela menatap cermin di depannya.

Setelah itu Stela kembali menyusun pengering rambut nya dan juga beberapa alat yang tadi dia pakai agar tidak ketinggalan, sebenarnya Stela bisa aja membeli yang baru kalau ada yang kelupaan tapi dia paling malas kalau harus berbelanja dan juga membeli barang-barang yang baru. Karena menurut dia, dia harus membandingkan produk yang lama dengan yang baru lagi mana yang lebih bagus.

Selesai menyusun semuanya di tempat yang di sediakan Stela. Stela pun turun ke bawah untuk sarapan karena tadi mamanya bilang untuk turun ke bawah dengan cepat.

"Stela! Ayo sarapan, nanti kita terlambat kamu cepetan sedikit" teriak mama Stela dari bawah tangga.

Stela dengan cepat menutup pintunya sambil membawa kopernya dan juga tas yang berisi beberapa barang seperti skincare dan pelembap bibi.

"Iya ma tunggu" jawab Stela sedikit berteriak agar mamanya dengar.

Saat Stela mau turun tangga ternyata papa nya belum turun ke bawah juga.

"Mari papa bantu" ujar papa Stela menawarkan diri membantu Stela.

Stela menggeleng dia tidak enak meminta bantuan dengan orang tuanya, "gak usah pa, Stela bisa kok" jawabnya mencoba mengangkat kopernya tadi.

"Udah sini biar papa yang bawain, anak perempuan gak boleh angkat barang yang berat-berat" ucap papa sambil mengambil alih koper yang di pegang Stela lalu membawanya turun ke bawah.

Stela pun ikut turun ke bawah karena mama nya sudah menunggu mereka berdua dari tadi.

"Ayo sarapan, udah mau jam setengah 7" ucap mama Stela menyiapkan makanan untuk papa dan Stela.

Stela duduk di depan mama nya dan papa duduk di tengah paling depan.

"Oh iya pa, nanti aku masuk sekolahnya kapan?" Tanya Stela menatap papa nya sambil memasukkan nasi ke dalam mulutnya.

"Papa minta sama kepala sekolahnya untuk kamu jangan libur terlalu lama jadi begitu sampai Jakarta kamu minta baju ke sekolah besoknya kamu masuk sekolah" jawab papa menatap Stela.

Stela pun mengangguk pantas mereka perginya pagi sekali ternyata karena waktunya mepet dan lagi Stela harus mengambil seragam dan atribut lain nya ke sekolah barunya, Stela mungkin akan capek hari ini.

"Oh iya ma, bibi mana?" Tanya Stela mencari asisten rumah tangga yang berkerja di rumah Stela sejak Stela pindah kesini. Dan mereka sudah lumayan dekat.

"Di dapur" jawab mama.

Stela bangkit dari duduk nya, "Stela udah siap makan, aku taruh di belakang ya ma" pamit Stela.

Mama hanya mengangguk membiarkan Stela ingin berbuat apa di rumah ini.

Stela pun berjalan kearah belakang dan menemui bibi yang udah Stela anggap teman cerita. Dia bernama Bi Lina.

"Bi" panggil Stela.

Bi Lina yang merasa di panggil menoleh kebelakang, "eh iya non ada apa? Eh itu piringnya sini non" jawab Bi Lina mengambil piring yang ada di tangan Stela dan meletakkannya di tempat cuci piring.

"Bi jaga kesehatan ya disini, bibi kalau capek istirahat aja jangan di paksain, Stela pamit ya bi Stela mau pindah lagi" ujar Stela menatap Bi Lina.

Bi Lina tersenyum menatap Stela, dia merasa beruntung mendapatkan majikan yang menyayangi nya sepenuh hati.

"Iya non, non tenang aja, non juga ya disana jaga kesehatan jangan suka keluyuran kalau malam non gak baik" jawab Bi Lina menatap Stela dengan tatapan yang sulit di artikan.

Ya memang mereka semua sudah menganggap Bi Lina ini seperti keluarga mereka sendiri karena kejujuran Bi Lina yang selalu membuat hati mereka terbuka.

"Iya bi, tapi kalau gak keluar malam aku gak janji" jawab Stela sambil terkekeh.

Bi Lina tertawa melihat tingkah anak majikan nya ini memang Bi Lina sudah tau gimana sifat Stela karena dia juga sering cerita dengan Bi Lina bagaimana dia, dan kalau ada masalah pun terkadang Stela cerita dulu dengan Bi Lina.

Stela memeluk Bi Lina tanpa izin, "aku berterimakasih banyak bi karena selama ini bibi sabar hadapin aku dan juga aku yang kadang suka ngomel gak jelas suka gak nurut, dan yang paling penting bibi mau mendengar curhatan aku bi" ujar Stela memeluk Bi Lina dia jadi merasa pindah kali ini berkesan untuk nya.

Bi Lina tersenyum lalu mengelus kepala Stela dengan lembut Bi Lina sudah menganggap Stela anak nya juga.

"Iya non bibi juga berterimakasih sama non dan keluarga non yang sudah baik sama bibi, udah anggap bibi bagian keluarga ini juga" jawab Bi Lina.

Stela merengangkan pelukan nya dan menatap Bi Lina dengan sangat dalam, "iya bi, tapi bibi sama aku jauh lebih baik" jawab Stela.

"Udah sana non nanti terlambat" ujar Bi Lina sambil tersenyum.

Stela mengangguk, "dahh bi" ujar Stela melambaikan tangan sebelum dia keluar dari dapur.

Bi Lina pun ikut melambaikan tangan nya menatap kepergian Stela.

Stela kembali ke meja makan untuk menemui orang tuanya.

"Udah? Sekarang kita harus berangkat" ucap mama Stela.

Stela mengangguk, "ayo ma, nanti sampai di Jakarta kesorean takut nya" jawab Stela menatap mama dan papa nya.

Mama dan papa bangkit dari duduk mereka lalu berjalan kearah ruang tamu, Stela menarik koper nya yang tadi ada di dekat tangga menuju ke kamar nya. Stela menatap tangga menuju ke kamar nya sambil tersenyum dia memiliki banyak kenangan di rumah ini.

Mama, papa, dan Stela berjalan menuju ke mobil mereka. Stela menaruh kopernya di bagasi setelah itu dia langsung naik ke dalam mobil karena mama dan papa sudah menunggu di mobil.

Stela menatap kearah pintu rumahnya lagi, ada sedikit rasa sedih saat dia meninggalkan rumah ini yang penuh dengan kenangan saat dia sedih maupun bahagia. Di rumah ini menyimpan banyak kenangan bagi Stela.