Satu langkah demi satu langkah.
~
Mr.G
Mr.G POV
Teeet teeet teeet
Pelajaran hari ini berakhir.
Tapi sedari tadi Floren tak banyak bicara, dia banyak diam hari ini.
Aku menunggu semua yang piket hari ini seperti biasa.
Tak ada protes dari mereka, karena mungkin mereka sudah mulai terbiasa piket setelah pelajaran selesai seperti hari ini.
"Karena udah selesai kalian boleh pulang, langsung ke rumah ya jangan mampir dulu!"
"Iya mister" aku sedikit kaget biasanya mereka tak membalas perintahku seperti ini, tapi ya sudahlah.
Aku keluar dari kelas menyelempangkam tas ku seperti biasa.
Sekolah mulai sepi karena hanya tinggal yang piket yang masih di sekolah.
Aku sedikit bingung kenapa ada Floren yang berdiri tak jauh dari motorku yang terparkir.
Dia menunduk.
Tapi dengan perlahan aku berjalan ke arahnya.
"Flo kamu ngapain di situ?"
Lagi-lagi aku di buat kaget.
"Terima kasih mister" dia mengucapkan terima kasih sambil membungkukan badan seperti cara orang Jepang berterima kasih.
Aku tersenyum tipis.
Lalu aku ikut membungkukan badan.
"Sama-sama"
Aku sudah bangkit tapi dia belum.
Aku berjalan semakin dekat dengannya, dan ku angkat badannya agar tegak kembali.
"Kamu terima kasih untuk apa?"
"Untuk yang tadi mister, saya berterima kasih, karena mister membela saya tadi jadi saya tidak di hukum seberat itu, untuk pertama kalinya saya tidak mendapat hukuman dari guru itu hiks..hiks..hiks.."
Dia terisak di akhir.
"Hey anak-anak laki-laki memang boleh menangis tapi tidak seperti perempuan saat menangis, mengerti, mister merasa mister harus membela karena kamu tidak salah, dia yang tidak sepantasnya menghukum murid seberat itu, itu tidak berperikemanusiaan" aku menyimpulkan di sini jika dia yang terbiasa mendapat hukuman dari guru tadi, pantas dia hanya diam saat pelajaran dari guru itu bahkan belum mulai, sampai ketakutannya semakin bertambah saat guru itu masuk.
"Terima kasih Mister, bagaimana cara saya untuk membalas kebaikan Mister?"
Aku menghela nafas.
"Mister tidak minta apa-apa dari kamu, mister hanya ingin kamu lanjutkan hobi dan bakat kamu itu dalam menggambar anime, terus latih sampai pro, dan tolong ambil hal positif saja dari negara Jepang yang kamu sukai itu, dan buang jauh-jauh hal yang negatif dari negara itu, kamu mengerti kan maksud mister, mulai menata hidup kamu lebih baik lagi, itu pesan mister, lakukan terus hobi mu itu"
Ku tepuk pundaknya lalu menuju motor.
"Ikut mister yuk"
"Kemana mister?"
"Ikut aja yuk"
Flo pun akhirnya ikut naik motor, tak lupa ku berikan helm cadangan.
Aku tersenyum, satu persatu mereka mulai luluh, aku rasa caraku sudah tepat, hanya saja pendekatan pada setiap orang memang berbeda, itu artinya aku harus punya banyak cara pendekatan pada setiap murid.
Sampai di lampu merah aku melihat sosok yang tidak asing.
"Flo, itu Soleh bonceng siapa?"
"Dia cindy mister, adiknya Aldo" jawab Flo.
Anak SMP itu pacarnya Soleh?.
Ya ampun anak ini.
Lampu kembali hijau kami aku kembali melakukan motor ku.
Soleh berbelok arah, entah mereka akan kemana?.
Sekitar 20 menit kami sampai dengan agak sedikit macet tadi.
Floren hanya diam saat dia tau aku membawanya kemana.
"Ayo masuk Flo" ajakku.
Dia mengikuti ku dari belakang.
"Hai Mr.G lama ga berjumpa kita"
"Haha ya baru ada waktu, gue mau ngenalin lu sama murid gue yang pernah gue ceritain ke lu"
Aku merangkul nya.
"Flo ini om David, teman mister pemilik perusahaan ini"
"Saya Floren om" ucapnya dengan sopan.
"Good attitude bro, untuk seorang Wibu memang rata-rata pasti bisa sopan layaknya orang Jepang"
Aku mengangguk mengiyakan.
"Ok biar om perkenalkan seperti apa perusahaan ini, ayo" dia berjalan di depan kami, aku dan Flo mengikutinya dari belakang.
"Seperti yang kamu lihat di depan tadi jika ini adalah perusahaan penerbit komik, banyak komik di sini yang di terbitkan melalui seleksi yang ketat, para pembuat komik di Indonesia berlomba untuk bisa di terbitkan hasil karyanya"
"Di sini proses editing berlangsung"
"Di sini proses mewarnai berlangsung"
"Di sini proses yang lebih detail lagi, sampai nanti proses pembukuan dan penerbitan"
Dia menjelaskan sambil berjalan dan memperkenalkan tempat nya.
"Dan jika kamu juga salah satu anak yang suka sekali dengan anime atau membuat komik maka kamu bisa jadi salah satu pembuat komik yang mungkin beruntung ceritanya dapat di terbitkan, entah komik yang kamu buat itu masih kental dengan budaya Jepang atau bahkan asli anime Indonesia yang mengangkat budaya Indonesia di kancah komik dunia, om akan sangat bangga jika kamu orang nya" ucapnya dengan senyum bangga.
Aku menepuk pundaknya pelan.
Aku harap juga begitu.
Kami banyak membicarakan seputar komik dan teknik menggambar dari sang ahli bahkan tema yang sering di angkat oleh pembuat komik di Indonesia.
Floren begitu nyaman di sini dia mendapat angin segar untuk cita-cita nya itu, dia banyak bertanya sesuatu yang menurutnya menarik untuk tau.
Sekitar satu jam kami di perusahaan nya, dan kini kami di lobby hendak pulang.
"Biar mister antar kamu pulang"
Dia hanya mengangguk lalu naik ke motor ku.
Kami kembali pulang, Flo juga mendapat oleh-oleh sebuah komik terbaru yang di buat oleh anak kreatif.
Dia mendapat kannya sebelum komiknya terbit, bagus untuk nya belajar.
Dia mengarahkan ku ke rumahnya.
Rumah sederhana, tapi dia adalah anak yang punya cita-cita luar biasa.
"Terima kasih Mister untuk hari ini terima kasih banyak" dia kembali membungkuk.
Aku meraihnya dan memeluknya, mengusap punggung nya, awalnya dia tersentak kaget tapi lama-lama dia membalas pelukan ku.
Aku melepas pelukanku lalu memegang kedua pundaknya.
"Gapai cita-cita kamu itu, mister akan selalu dukung kamu, semangat ya"
"Mister tau dari mana kalo saya suka membuat komik?"
"Maaf saat mister menyita buku kamu, mister ga sengaja buka dan isinya anime-anime yang kamu rangkai menjadi sebuah cerita, mister kagum dengan hasil gambar kamu dan ide kamu dalam merangkai ceritanya, tapi lain kali jangan lakukan di dalam kelas selama pelajaran berlangsung ok, kamu harus punya jam khusus untuk membuat nya menjadi lebih serius, jadi misteri minta terus gali bakat kamu dan buat cerita yang hebat, buat Indonesia bangga punya kamu, buat mister bangga punya murid seperti kamu"
"Terima kasih mister" ucapnya menahan tangis.
"Mister pamit ya, lanjutkan karyanya"
Dia mengangguk dengan sungguh-sungguh.
Aku pergi dari sini, dengan senyuman bahagia, dia hanya perlu terus belajar dan menciptakan karya maka suatu hari nanti mimpinya pasti tercapai, aku percaya itu.
Setelah sedikit lebih jauh dari rumah Floren aku melihat Soleh memboncengi anak SMP itu, karena sekalian jadi ku ikuti saja mereka.
Aku mengikuti mereka sampai di tempat yang terlihat seperti arena balapan, tapi balapan apa ini?.
Ada Aldo juga di sana, selain merokok apa ini juga kebiasaan buruk mereka.
Aku tak ikut masuk ke dalam, tidak dengan kedaan seperti ini.
Aku harus ganti baju dulu dan motor setidaknya.
Aku hanya mampu bersembunyi dari mereka, melihat apa yang akan mereka lakukan.
Di bikin part spesial nih
Kira-kira siapa lagi ya yang di bikin part spesial, bisa di tebak.
Dan kira-kira apa yang akan mereka lakukan?
Apa tidakan Mr.G selanjutnya?.
Ikuti terus ya
See you next part 👋👋👋
Seperti biasa maaf kalo ada typo 😊😊😊😊