Chereads / Goks Teacher / Chapter 14 - Aldo and the geng

Chapter 14 - Aldo and the geng

Pelajaran untuk berubah.

~

Mr.G

Mr.G POV

"Ok sekarang mister tanya kerajaan tertua di Indonesia itu kerajaan apa?" Tanyaku.

Aldo mengangkat tangannya.

"Ok Aldo, apa?"

"Kerajaan Sunda empire!"

"HAHAHAHAHA...." Tawa satu kelas pecah karena celetukan Aldo.

"Bukan hallo tapi hallu" tambah Eli.

"Hallu-hallu Bandung hahaha" tambah Olla.

"Udah!" Ucapku.

Kelas kembali hening.

"Zee kerajaan apa?"

"Kerajaan Kutai mister" jawab zee.

"Zee benar, kerajaan yang tertua di Indonesia adalah kerajaan Kutai"

"Ooh Kutai, jangan di pisah dong ya" ucap Eli.

"Eli!" Ucapku penuh penekanan.

"Heheh maaf mister"

"Sekarang mister akan tulis point-point penting dari kerajaan Kutai, kalian juga tulis, jika salah satu dari kalian tidak menulis maka mister anggap kalian pintar berarti mister akan tanya secara lisan"

"Mending nulis dah gua" ucap Lulu.

Aku menulis semua point-point tentang kerajaan Kutai, dan mereka menulis mau tak mau.

Walaupun mereka tidak minat untuk belajar tetapi jika mereka menulis seperti ini, minimal mereka akan sedikit nya ingat dengan apa yang mereka tulis, ada sedikit gambaran, tetapi jika mereka tidak menulis sama sekali maka mereka tidak tau apa-apa dan tidak terbersit sedikit pun tentang kerajaan ini.

Itulah mengapa menurut ku menulis sama pentingnya dengan menyimak penjelasan dari guru.

Apalagi jika mereka berani bolos belajar, maka mereka menambah catatan kriminal, walau mereka sudah cukup dewasa untuk mengerti jika bolos tidak akan memberikan manfaat bagi mereka malah justru memberi efek negakit bagi mereka.

Selama ini mereka hanya di larang untuk bolos belajar tanpa faham mengapa bolos belajar itu di larang.

Tapi balik lagi walau mereka cukup dewasa untuk mengerti kenapa tak boleh bolos belajar, tapi mereka ini seperti anak kecil yang harus di beri faham.

Balik lagi pada pelajaran.

Semua selesai mencatat.

"Baiklah itu semua point-point tentang kerajaan Kutai, tapi Mister mau tanya karena Minggu kemarin mister belum sempat tanya, jadi mister mau tanya sama kalian semua, menurut kalian apa itu sejarah?"

"Sejarah itu masa lalu kan ya" ucap Eli tak yakin.

"Iya sesuatu yang udah terjadi di masa lampau" tambah oniel.

"Lampau atau lampu?, Seperti mati lampu ya sayang seperti mati lampu" timpal Eli yang malah nyanyi dan joged ala oppa kearifan lokal itu yang sedang hits itu.

"Eli, oniel Uda jogetnya?"

"Hehehe udah mister silahkan di lanjut" ucap Eli dengan cengiran khasnya.

Mereka duo ga jelas.

Kali ini Aldo yang mengangkat tangan.

"Iya apa Aldo?"

"Mister kalo mantan itu termasuk sejarah ga sih?" Tidak ku sangka itu yang akan di tanyakan Aldo.

Dasar manusia tak terduga.

Tawa anak-anak pecah saat aldo bertanya seperti itu.

"Kalo mantan itu sejarah Sabi kali lu bikin museum deretan para mantan lu do hahaha..." Tambah Soleh.

"HAHAHAHAH....." Tawa anak-anak Kembali pecah.

Aku menggeleng dan tersenyum.

"Bisa jadi mantan kamu di sebut sejarah itupun kalo kamu masih menganggap spesial mantan kamu itu" jawabku.

Aku lihat muthe sudah tak suka pertanyaan Aldo bawa-bawa mantan.

Gengsi nya tinggi juga muthe ini, ok kembali pada inti pelajaran.

"Tapi seperti yang aldo bilang yang namanya mantan itu pasti ada masa bahagia dan ada juga masa sedih, betul?"

"Bener banget tuh" tambah Gito.

Semua orang melihat ke arah Gito dengan tatapan tak bisa diartikan.

"Kenapa guys, gue ganteng ya?" Tanya Gito yang heran.

"Iya lu ganteng kaya kembarannya jamet" celetuk Eli.

"Eh dia kan emang jamet Li" tambah eve.

"Oh iya bener juga hehe"

"Udah-udah kita lanjutkan, jadi dalam sejarah kerajaan juga pasti ada masa bahagia maupun sedihnya, bahkan ada masa runtuh nya"

"Ada masa dimana kerajaan yang lain ingin menguasai semua kerajaan yang ada di tanah air, ingin kerajaan nya menjadi kerajaan besar dengan cara memerangi kerajaan yang lain" lanjut ku.

"Tetapi berbicara soal cinta, ada kisah cinta yang cukup tragis di Tahun 1357, yaitu perang yang terjadi di tahan Bubat. Berawal dari datangnya lamaran dari kerajaan Majapahit atau (Jawa) yaitu Raja Hayam Wuruk, bermaksud untuk melamar putri dari Kerajaan Pajajaran atau ( Sunda) yaitu Putri Dyah Pitaloka.pernikahan rencananya akan di lakukan di kerajaan Majapahit, hingga rombongan dari dari Kerajaan Pajajaran ini datang dengan suka cita, namun bukannya di sambut dengan pesta meriah rombongan ini justru malah di hadang oleh pasukan Gajah Mada"

Aku bercerita seperti pada anak-anak TK, tapi menyimaknya dengan baik.

"Pihak Majapahit mengingkari janjinya, pihak Kerajaan Pajajaran pun enggan untuk tunduk dan menyerah atas Majapahit hingga terjadilah perah Bubat, semua pihak dari Pajajaran tewas hingga mengakibatkan putri Dyah Pitaloka bunuh diri dengan ksatria. Beberapa pihak menyalahkan pihak Gajah Mada pada peristiwa ini, dia di anggap merencanakan ini semua karena ambisinya untuk menguasai Nusantara, tetapi ada juga mengatakan bahwa ini hanya kejahatan politik orang-orang yang ingin melengserkan Gajah Mada, setelah perang itu ada yang mengatakan bahwa Gajah Mada sakit dan meninggal, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Gajah Mada pergi dan moksa atau ( meninggal tanpa jasad di ketahui)"

"Gue jadi penasaran siapa yang mengatakan itu semua?" Heran Eli.

"Pokoknya ada yang bilang, kalo lu cari tau kita bisa pake mesin waktunya Doraemon buat liat kejadiannya" celetuk Olla.

"Tetapi belum selesai sampai di situ, adik dari Dyah Pitaloka akhirnya memperketat penjagaan di Pajajaran, dan mengatakan untuk tidak pernah menikahi orang Jawa!"

"Oh jadi dari sini emak gue larang gue buat nikah sama Jawa" celetuk Eli.

"Jadi do, hati-hati kalo cewe udah udah bikin benteng untuk melindungi dirinya maka tamat sudah do"

"Iya ngeri amat ya" ucap soleh.

"Li gue ga ada turun Jawa, Sabi kali" ucap Gito pada Eli sambil memainkan alisnya.

"Iih ogah gue sama jamet-jamet SMA Harapan Bangsa" ucap Eli sambil bergidik ngeri.

Aku menggeleng melihat kelakuan mereka.

Gito yang merasa tersakiti dengan ucapan Eli di pukpuk oleh Soleh.

"Yang sabar ya to" ucap soleh.

"Gimana do, faham ga?"

"Faham mister, makasih" jawabnya sedikit lesu, aku tau kekhawatiran nya apa.

Teeet teeet teeet

"Ok pelajaran sejarah cukup sekian, kita lanjut Minggu depan, siapkan untuk pelajaran selanjutnya"

"Nanti kita bahas kerajaan yang lain"

"Iya Mister"

'jangan Sampai kalian setragis cerita mereka' batinku.

Guru yang mengajar selanjutkan masuk, kelas kondusif tak kondusif seperti yang bisanya mereka yang tidak kehabisan akal untuk melawak.

Tapi ada satu yang aku sadari, mereka tidak membuat lagi jebakan?, Apa mereka berhenti membuat jebakan-jebakan itu?.

"Bu kenapa pelajaran ibu sulit?" Tanya Aldo.

"Kenapa?" Tanya Ibu guru.

"Karena yang mudah itu mencintai Ibu"

"Huuuuuuu..." Sorakan dari anak perempuan di kelas ini.

"Keren lu do Berani gombalin guru, Ara aja ga seberani itu" ucap salut Soleh.

"Gue bangga sama lu do" tambah Gito.

"Asah lagi bakat buaya lu do" tambah Mirza.

"Gue belajar dari lu ya do" tambah Floren.

Bisa di simpulkan di sini, anak perempuan tak suka tetapi anak laki-laki mendukung Aldo.

Benar-benar kelas yang kompak.

Tak terasa pelajaran berakhir, semua murid berhamburan keluar kelas termasuk Aldo dan geng nya.

Tetapi sebelum mereka keluar dari kelas aku menghadang jalan mereka.

Ku sodorkan tiga lollipop pada mereka.

Mereka menatap dengan bingung.

"Ambil!" Aldo mengambil dengan bingung.

Ku ambil sesuatu di sakunya Aldo.

"Ganti kebiasaan merokok kalian dengan permen, kalian masih muda, kalian harus tau satu hal, tapi biar nanti mister kasih tau kalian, sekarang kalian boleh istirahat" aku tersenyum pada mereka.

Mereka melangkah dengan sedikit kesal aku yakin.

Seperti kata Ibu kepala sekolah kebiasaan mereka ini secara terang-terangan, walau mereka merokok di gudang tapi semua orang tau mereka merokok karena mereka tak menyembunyikan kelakuan buruk mereka itu.

Aku berdiri di ambang pintu.

"Shan!, Jangan buat benteng kamu sendiri kalo tidak mau berakhir tragis" Shani yang lewat di depan ku berhenti melangkah.

"Maksud mister apa bilang kaya gitu sama Shani?" Tanya Jinan.

"Biar hanya Shani yang tau apa maksud nya, kalo kalian ingin tau juga tanya aja sama Shani, dan Chika, kamu juga tau tentang benteng itu, hancurkan bentengnya atau kehilangan selamanya"

Jinan yang tidak mengerti apa-apa hanya bingung menatap Chika dan Shani bersamaan yang hanya diam.

"Kalian bisa istirahat, mister duluan"

Aku menuju kelas Gracio seperti biasa.

"Hallo guys" sapaku pada Gracio, feno dan Josse.

"Kaya anak muda aja mister nyapanya" ucap feno.

"Hehe kan emang masih mudah, gimana sih"

"Ya iya sih tapi ga gitu juga kali Mister" balas feno.

"Udah ah kuy Kantin" ajakku merangkul feno.

Kami menuju kantin, seperti biasa sepanjang koridor mereka histeris melihat tampan-tampannya anak tiga ini.

Tapi tiba-tiba Shani berjalan ke depan kami dan berhenti di depan Gracio.

"Gue mau ngomong sama lu, tapi ga di sini" ucap Shani.

Aku menepuk pundak cio.

"Kita tunggu di kantin ya cio" ucapku seakan memberinya kode halus untuk ikut dengan Shani.

Saat kami memasuki kantin pemandangan pertama yang aku lihat adalah Aldo yang tengah menawarkan pada muthe untuk di pesankan apa.

"Ih Aldo jauh-jauh jangan ganggu ketenangan gue, nanti selera makan gue hilang tau ga!"

Feno dan Josse lebih dulu duduk di bangku biasa tetapi aku memilih melangkah dulu ke Aldo.

Ku tepuk pundak Aldo yang membuatnya kaget dan refleks melihat ku.

"Kadang untuk mengerti seberapa berharga nya seseorang mereka harus merasakan kehilangan dulu do" ucapku pada Aldo.

Ku tepuk lagi dua kali pundaknya.

"Makan gih, jangan lupa lollipop nya" ucapku dengan senyum seperti biasa.

Aku hanya ingin Aldo membiarkan muthe sedikit merasa kehilangan agar dia tau jika Aldo berharga baginya.

Aku tau hanya muthe sekarang yang menjadi alasan Aldo masih sabar menjalani kehidupan nya saat ini, muthe seperti jiwanya bagi Aldo, setelah apa yang di beri tau Zee waktu itu jika Aldo adalah anak dari keluarga broken home sekarang aku mengerti mengapa sikap Aldo tak bisa di rubah.

Tapi muthe bisa merubahnya menjadi lebih baik lagi, tapi jika muthe terus menghindar maka semuanya kacau, jadi aku harus bisa membuat muthe mengerti lebih dulu seberapa pentingnya dia untuk Aldo saat ini.

Aldo dan gengnya makan yang di selingi candaan dari anak-anak jamet.

Aku tau harus apa sekarang.

Senyum ku tak luntur melihat Aldo dan gengnya.

Sebentar lagi tiba waktu untuk semua berubah.

Maaf kalo ada typo 😊😊😊