Kali ini kita perang dengan serius, aku suka ini.
~
Mr.G
Mr.G POV
Setelah semalam aku mengumpulkan bukti kejahatan mereka sekarang aku tengah berjalan di koridor menuju kelas anak-anak pembuat onar, aku senang memanggil mereka seperti itu, tunggu sampai mereka berubah maka panggilanku untuk mereka juga akan berubah.
Pintu tidak terbuka setengah lagi seperti kemarin, mungkin mereka tidak sedang membuat jebakan lagi hari ini.
Di saat murid yang lain masih di luar kelas karena ini belum waktunya belajar di kelasku semua anak-anak pembuat onar sedang ada di kelas tanpa ada satu orangpun yang ada di luar.
Aku masuk dengan santai tapi pemandangan di kelas ini sungguh seperti di sebuah markas para penjahat.
Shani duduk di atas meja di bangkunya, Aldo duduk di atas meja guru, kursi berantakan karena mereka duduk di mana saja sesuka hati mereka, hanya Ara yang terlihat tidak peduli dengan kekacauan di kelas ini, dia hanya sibuk menatap keluar jendela membuat Chika sedikit murung tapi Chika menyembunyikan nya dengan senyum sinisnya.
Zee hanya bisa diam karena dia satu-satunya murid teladan di kelas ini dan dia di pastikan takut pada yang lain.
Mirza sudah masuk kelas lagi karena dua hari kemarin dia sakit, banyak hal yang dia lewatkan tapi ku yakin dia tau dari teman-temannya, walau mereka nakal tapi pertemanan mereka cukup solid.
"Mister ,sebaiknya mister nyerah aja lawan kita" ucap Aldo memulai pembicaraan.
Aku menoleh ke arahnya lalu tersenyum.
"Hem maaf jika mister ternyata menghadapi anak-anak yang salah, mister tidak seharusnya berani mengusik kehidupan kalian yang bebas ini, mister minta maaf, tolong jangan laporkan apapun pada ibu kepala sekolah, mister janji akan menjadi guru yang lebih baik lagi" ucapku dengan nada memelas.
Mereka menatapku dan tersenyum dengan senyum kemenangan, oh tidak semudah itu ferguso.
"Mister berjanji akan menjadi guru yang lebih baik lagi, menjadi guru yang akan mendidik kalian tentang apa yang benar dan yang salah, menjadi guru yang akan memberi kalian pelajaran paling berharga dalam hidup kalian ini, dan kita mulai dari pelajaran untuk tidak meremehkan orang lain dengan cepat!" Ucapku dengan penuh penekanan, membuat mereka saling pandang kebingungan.
"Apa kalian pikir kalian lah yang menang?, Mister bahkan punya banyak kunci di sini, bagaimana Shani dengan perasaan mu, bagaimana Chika dengan perasaan mu juga, bagaimana Floren dengan keburukan mu terhadap pacar kertas mu itu, bagaimana Aldo, Soleh dan Gito dengan aib kalian, dan yang lainnya, perlu mister sebutkan semua keburukan kalian!"
"Atau kalian mau perang ini di lanjutkan, boleh, tapi saat kalian melaporkan apapun itu pada ibu kepala sekolah yang akan lebih di percaya buktinya adalah mister, bukan kalian"
Lalu ku keluarkan ponsel yang menayangkan video mereka yang sedang merencanakan jebakan kemarin.
"Ini hanya bukti kecil saat kalian melakukan kejahatan, jika hanya kepala sekolah saja tidak akan seru karena dia sudah tau kelakuan kalian selama ini, tapi bagaimana jika orang tua kalian yang tau jika anak-anak nya selama ini menjadi berandalan di sekolah, atau jika bagaimana kepolisian yang tau hal ini?, Mungkin kalian akan mendapat pelajaran berharga jika di penjara, melaporkannya atau tidak itu pilihan kalian, karena melaporkan kalian itu juga pilihan mister, jangan cepat meremehkan orang anak-anak, sekarang duduk yang rapi dan rapihkan lagi kursinya! Sekarang!" Mereka tergesa-gesa merapikan semua yang berantakan di kelas ini.
Aku tersenyum remeh ke arah mereka.
Sudah ku bilang kalian melawan orang yang salah.
Teeet teeet teeet
Bel berbunyi, tandanya pelajaran di mulai.
Mereka pasrah kali ini, tapi ku rasa mereka tidak akan menyerah secepat ini, aku mulai mengenal watak mereka yang pantang menyerah dalam menghadapi musuhnya.
"Apa kali ini sulit untuk kalian mengeluarkan mister dari sekolah ini?" Tanyaku.
Mereka hanya sibuk dengan urusan mereka sendiri.
Aku hanya tersenyum melihatnya.
Bagiamana rasanya gagal kawan?.
Tok tok tok
"Permisi"
"Silahkan masuk Bu"
"Terima kasih Mister"
Kali ini Bu Rika yang mengajar, pelajaran Ekonomi.
Sekarang aku tau kenapa di sekolah ini kebanyakan guru perempuan, karena kalo laki-laki sama seperti ku pasti berakhir mendapat jebakan-jebakan karena berani menentang mereka, sedangkan guru perempuan di sini tak ada yang berani pada anak-anak nakal ini, jadi mereka aman-aman saja, tetapi nilai mereka tak punya pilihan lain harus bagus karena mereka tidak mau ambil pusing, jika mereka tidak bagus di nilai sejarah, maka aku akan tulis apa adanya, biarpun nilai jelek, lebih bagus jika nilai jelek mereka di Pampang di papan pengumuman, agar mereka tau sendiri pentingnya belajar jika tidak ingin malu menghampiri mereka, mereka pintar tapi mereka hanya malas dalam belajar.
Mereka belajar dengan wajah gusar.
Aku tau mereka pasti sedang mempertahankan harga diri mereka sendiri.
Pelajaran sudah berganti lagi, tak ada tingkah aneh mereka lagi, jika saja setiap hari seperti ini, mereka akan jadi murid yang cerdas, sesekali bercanda tidak masalah tapi bukan yang mendatangkan malapetaka atau meninggalkan pelajaran.
Teeet teeet teeet
Bel istirahat berbunyi.
"Ini waktu yang tepat jika kalian ingin melaporkannya ke ibu kepala sekolah, pilihan ada di tangan kalian, tapi ingat saat kalian melaporkannya berati mister bisa melakukan hal yang sama pada kalian bahkan mungkin dua kali lipat dari kalian!"
Aku meninggalkan kelas menuju Kantin, tapi seperti biasa aku menunggu Gracio, dia jadi temanku sekarang.
Tapi seorang Gracio tidak bisa terus sendiri, dia juga harus punya teman.
"Hai josse" panggilku.
"Eh iya mister, ada apa?"
"Kita kantin bareng, tapi tunggu Gracio"
"Oh ok mister"
"Sendirian aja nih josse"
"Iya sendirian mister" jawabnya.
"Temenin Gracio lah, kalian kan sekelas, masa kaya orang ga kenal gitu sih"
"Hehe bukannya ga mau nemenin tapi Gracio udah jadi idol sekarang, agak minder saya mister"
"Kamu juga keren ko josse, lihat nih, dengan modal kamu yang jago bahasa Inggris, kamu udah kaya bule"
Ku ubah gaya rambut nya dan sedikit membuka kancing atasnya agar tidak terlalu nerd.
"Tuh kan keren josse, eh btw, apa kabar sama Sisca Sisca itu?"
"Eh ga ah mister, mister apaan sih" dia malu-malu kucing.
"Hahahaha udah cocok ko josse, hanya tinggal pdkt aja"
"Hehe eh mister itu Gracio"
"Oh iya, Gracio"
Dia berjalan ke arah kami dengan fans yang histeris saat dia lewat.
'demi apa, josse juga kerena woy!' jerit salah satu siswi.
'iya' keren banget woy, baru sadar gue!' jerit yang lain.
"Kan mister bilang apa"
"Hehe biasa aja mister"
"Hallo guys boleh gabung ga, eh Mister"
"Eh hallo feno, semoga betah ya sekolah di sini" dia murid baru di sini, tapi dia anak yang mudah bergaul, rambutnya sudah sangat hits karena rambutnya di warnai Pirang.
"Makasih Mister, bukan betah lagi, di sini seru ketemu sama orang-orang yang kece kaya kalian"
Gracio sudah bergabung dengan kami.
"Mister ga gabung sama para guru" tanya feno yang memang Mudah akrab.
"Gimana mau gabung fen, guru di sini kebanyakan perempuan, yang cowok pa Dony ga masuk, masa iya mister sama ibu-ibu fen"
"Oh iya mister hahaha"
Kami menuju kantin sekarang.
"Lay lay apa lagi yang lu lakuin sekarang lay, cape gue nasehatin lu lay, kapan sih lu berubah!" Ucap Aril yang kembali terdengar di kantin.
"Kenapa mereka ribut?" Tanya feno.
"Biasa lah kaka yang nasehatin adiknya, cuma emang caranya agak lucu aja gitu, mereka itu Kaka adik ga pernah kompak tapi kocak" jawab josse.
"Oh gitu, tontonan di kantin gini" ucap feno.
"Iya" jawab josse.
'Hah demi apa josse keren Banget, di tambah Gracio di tambah rambut pirang murid baru itu, pingsan aja akunya liat orang-orang kece ngumpul di sekolah kita!' jerit siswi saat kita memasuki area kantin.
'demi apa feno ganteng banget aaakkk' jerit yang lain.
'tapi mister Gracio juga ga kalah ganteng nya!'
"Waaah saya jadi ikut terkenal di sini" ucap feno.
Kami tengah menunggu pesanan kami.
Shani dan geng nya setia di bangku yang sama untuk bisa melihat Gracio lebih jelas, itu tujuan Shani, yang lainnya tidak tau kenapa mereka selalu duduk di bangku yang sama, tapi tak ada yang berani menentang kemauan shani.
"Ga usah so nasehatin gue deh ril!" Seru eve.
"Diem lu, gue tuh cape tau ga punya adek ga ada akhlak kaya lu, udah deh besok lu mending lu pindah sekolah aja deh, cape tau ga!"
"Lu ga bisa ngatur gue, lu ga akan bisa pindahin gue ke sekolah lain!"
"Lay lay udah kurang ajar alay lagi, nerbener lu ya, gue tuh sayang sama lu, gue ga mau adek gue ini salah jalan, ngerti ga si lu!"
Tak banyak dari mereka yang tersentuh kata-kata sayang dari Aril.
Sayang dari Kaka yang tidak biasa, kocak emang.
"Gue tuh sayang sama lu lay lay, gue ga malu ngakuin sayang gue sama lu, jadi gue mohon nih ya sama lu jangan ulangi lagi kesalahan lu apapun itu, kalo sampe apa yang lu lakuin lebih parah dari ini lu bisa-bisa di penjara eve dan gue ga mau itu terjadi!"
Eve hanya diam lalu pergi dari kantin.
Biar ku tangani eve nanti, sekarang kami makan saja dulu.
***
Teeet teeet teeet
Bel pulang telah berbunyi.
Hari ini tak ada lagi perlawanan dari mereka, apa mereka mengalah begitu saja, tapi rasanya tidak mungkin.
Apa mereka masih memikirkan yang tadi pagi?.
Aku sedang mengawasi yang piket hari ini, tak ada protes atau apapun.
Tapi aku tidak bisa membiarkan Ara diam saja seperti ini, apa dia tobat jadi buaya?.
Pelajaran hari ini selesai, kita lihat apa rencana mereka selanjutnya, karena aku sangat yakin mereka tidak selesai seperti ini.
Yuuuhuuu
Lanjut lagi guys perangnya hehe
Apa lagi rencana mereka ya guys
Apa mereka selesai di jebakan kemarin dan tidak ingin di lanjutkan karena hanya akan berbalik pada mereka? Kita lihat saja.
Ikuti terus ya keseruannya
See you next part 👋👋👋
Maaf kalo ada typo 😊😊😊