Chereads / Goks Teacher / Chapter 4 - Bully 2

Chapter 4 - Bully 2

Katakan tidak pada bully jika memang mencintainya

~

Mr.G

Mr.G POV

Jam pelajaran pertama sudah selesai, semua yang tidak terbiasa atau bahkan tidak pernah olahraga mengalami kelelahan, semua terkapar di lapangan, tetapi pelajaran masih harus berlangsung.

"Sekian pelajaran hari ini, sampai bertemu Minggu depan, mister saya permisi"

"Iya pak, silahkan"

Teeet teeet teeet

"Waktunya ganti baju, dan kembali masuk kelas, pelajaran selanjutnya akan di mulai beberapa menit lagi!"

"Ah elah cape banget" keluh Soleh.

"Kantin kuy" ajak Aldo.

"Nah bener tuh, udah ga kuat haus banget gue" tambah Gito.

"Eiitssss mau kemana?"

"Aaaaww...aaaaww.. sakit mister" ringis Soleh

"Sakit banget mister" ringis Aldo.

"Kamu juga!" Ucap ku pada Gito.

"Aaaaww.... Sakit mister" ringis Gito.

"Ganti baju lalu kembali ke kelas, 3 menit belum kembali Mister seret kalian, faham!"

"Faham!" Jawab mereka serempak.

Lalu mereka lari kocar-kacir sambil memegangi telinga, karena ku jewer tadi.

Yang lainnya sudah mulai beranjak berganti pakaian dan kembali ke kelas.

Selanjutnya pelajaran Geografi yang di gurui oleh Bu Kinal.

Dengan sedikit malas dan cake mereka belajar geografi, tapi percayalah ini adalah proses untuk mendewasakan mereka, mereka harus tau lelahnya proses menuju kesuksesan, ini adalah proses yang harus mereka lalui untuk menjadi manusia yang jauh lebih baik lagi.

Mister tidak meminta kalian pintar segalanya, karena kalian memiliki kecerdasan yang berbeda, tetapi mister hanya tidak ingin kalian melewati prosesnya begitu saja.

Karena ini adalah kelas pembuat onar maka pelajaran di mulai dari dasar, karena mereka tidak tau apa-apa, percaya mereka naik kelas karena di tendang bukan karena pandai.

Maaf kalian memang harus di paksa untuk bisa daripada bodoh dengan sukarela.

Mereka belajar dengan serius walau sedikit malas, tapi malah ada yang dengan senang hati tidur di jam Geografi.

Ku hampiri bangkunya dan ku dekatkan mulut ku di telinganya.

"KEBAKARAN!" Ku berteriak tepat di telinganya.

"Mana....mana....dimana.... kebakaran...selamatkan diri kalian...ngumpet...air...air...lari....lari...." Dia panik tidak jelas di bangkunya.

"HAHAHAHAHA...."

"Pake air liur lu aja drun" celetuk Aldo.

"HAHAHAHAHA...." Mereka kembali tertawa.

"Pake ini dan cuci muka kamu" ku sodorkan tisu basah.

"Muka lu di samain sama pantat bayi drun" celetuk Gito.

"Gito!" Ku tatap Gito dengan tajam, dan Gito pun menunduk dan diam.

"Mister ga percaya kalo kamu cuci muka ke kamar mandi, kamu cuma akan lanjutin tidur kamu di sana, jadi pakai tisu basahnya!" Dengan malas Badrun mengambil tisu basahnya dan mencuci muka dengan tisu basah.

Mereka menahan tawa mereka melihat Badrun tidak dapat melanjutkan lagi tidurnya di kamar mandi.

"Lanjutkan pelajaran nya!"

Semua kembali mencatat apa yang di tulis Bu Kinal, tapi lagi-lagi ada satu murid yang malah corat-coret tidak jelas.

Kelakuan murid-murid ini tidak ada habisnya.

Ku dekati bangkunya dan ku intip hasil gambarnya.

"Gambar kamu bagus tapi ini bukan saatnya kamu menggambar pacar kertas kamu itu!" Dia tersentak saat aku biacar tepat di dekatnya.

"Berikan bukunya Floren, mister akan kembalikan sepulang sekolah"

"Pacar mleyot" ledek Aldo.

"HAHAHAHA..." Satu kelas kembali tertawa karena celetukan Aldo.

Floren memberikan buku yang berisi gambar-gambar anime dengan pasrah.

"Lanjutkan pelajaran nya!"

"Muthe kamu juga mau mister sita alat-alat makeup nya?"

"Eh enggak mister, saya simpen hehe" ucapnya gelagapan.

Terlalu banyak yang harus di benahi di kelas ini.

Aku harap aku sanggup sampai akhir nanti, bantulah aku ya Tuhan.

Teeet teeet teeet

Waktu istirahat tiba.

"Akhirnya pegel gue, haus, laper lagi, kantin kuy" ajak Aldo.

"Yayang muthe, mau ke kantin bareng ga?" Tanya Aldo.

"Guys denger ada yang ngomong ga?" Tanya muthe lada temannya Eli, dan oniel.

"Enggak mut, kayanya makhluk halus" jawab Eli.

"Iya pergi yuk jadi ngeri iiiii....." TaMbah oniel.

"Yaudah yuk pergi guys, jadi takut iiii... Ngeri takoot" mereka keluar dari kelas.

"Yayang muthe ko gitu banget sih sama bang Aldo" drama Aldo.

"Udah ayo do, kantin" Soleh menarik Aldo seperti menarik kucing.

Aku hanya terkekeh melihat kelakuan mereka.

Badrun kembali tidur di bangkunya, Floren menonton anime kesukaannya, Shani, Jinan dan Chika juga sudah keluar dari kelas, Jesslyn dan Marsha berisik main game online.

Tetapi Ara Soo, si laki-laki belasteran Korea Sunda dan besar di Sunda ini hanya diam tak bersemangat.

Ku duduk di sampingnya, dia yang menyadarinya tapi tak kaget aku duduk di sampingnya.

"Ara Soo, kenapa diam saja dan tidak banyak bergaul dengan teman yang lainnya, dari kemarin mister tidak denger suara kamu sama sekali, padahal banyak yang bilang kamu itu buaya no 1 di SMA HARAPAN BANGSA, ga mungkin kan kalo kamu diam saja kalo jadi buaya"

"Ini ada hubungannya dengan Chika?" Tanyaku yang malah lebih ke pernyataan.

"Darimana mister tau?" Tanyanya.

"Ga penting mister tau darimana, yang penting kamu dapat pelajaran berharga dari seorang fiony di kelas sebelah, yang mengajarkan mu siapa yang harus kamu kejar sebenarnya, dia hanya menganggap mu adik tidak lebih, jadi tanyakan lagi hatimu siapa yang mengisi hatimu saat ini" ku tepuk pundaknya dan tersenyum padanya, lalu beranjak pergi, karena urusanku dengan Shani belum selesai.

Saat keluar dari kelas kebetulan sekali aku melihat Soleh membuang sampah kertas sembarangan.

"Ekhem"

"Eh mister hehe"

"Sampahnya!" Ucapku santai tapi tegas.

"Eh iya mister" dia memungutnya kembali dan membuang ke tempat sampah.

"Permisi Mister" dia berlari tergesa-gesa.

Sedangkan dari jauh Gito dan Aldo tengah menertawakan Soleh.

Aku kembali melangkah menuju kantin.

"Heh jalan tuh pake mata, baju gue jadi basah kan gara-gara lu!" Ku dengar teriakan Shani dari jauh, tapi entah siapa yang dia marahi kali ini.

"Ma..maaf...ti...tidak sengaja" jawab gadis itu sambil menunduk.

"Maaf-maaf doang ga bikin baju gue kering, lu harus dapet balasannya!"

Hap

Aku menangkap lengannya saat dia akan melayangkan tangannya untuk menampar fiony, aku tau Shani punya dendam pada fiony dan selali ingin kasar padanya, sampai menghalalkan segala cara agar fiony membuat kesalahan padanya.

Shani menarik lengannya dengan paksa.

"Dia sudah meminta maaf atas kesalahannya, tidak maukah kamu memaafkannya?"

"Untuk apa memberi maaf pada seseorang yang hanya akan mengulangi kesalahan yang sama!"

'itu karena kamu yang memancingnya untuk melakukan kesalahan shani' batin ku.

Bukan saatnya aku mengatakan itu.

"Jika tidak ada kata maaf maka rantai kebencian tidak akan pernah terputus, kamu masih ingat perkataan mister Shani, jika kamu masih mengulanginya lagi maka...."

"Iya iya berisik!" Ucapnya sambil berlalu pergi, tidak sopan.

Aku hanya menghela nafas.

"Kamu ga apa-apa fiony?"

"Ga apa-apa mister, terima kasih banyak"

"Lain kali lebih hati-hati lagi ya, jangan ulangi kesalahan yang sama, terutama jika ada Shani"

"Iya mister, kalo begitu saya permisi"

"Iya silahkan"

Aku memasuki kantin dan duduk di samping Gracio yang tengah menikmati makanannya dengan tenang, Shani tidak bertindak hari ini padanya.

"Hallo Gracio"

"Eh hallo Mister"

"Gimana kabar kamu?"

"Baik Mister"

"Mister mau ngajak kamu ke suatu tempat, kamu ada waktu luang sepulang sekolah?"

"Em ada ko mister, saya tidak banyak tugas hari ini"

"Baiklah kalo begitu nanti mister tunggu kamu di parkiran"

"Iya mister"

"Kalo begitu saya mau pesan dulu"

Aku beranjak untuk memesan makanan.

Aku tau dari tadi Shani mencuri-curi lirik ke arah kami, mungkin dia khawatir aku akan berkata kebenaran pada nya.

Raut wajahnya terlihat cemas, tapi di tutupi oleh tawa dari candaan teman-temannya.

Setelah memesan makanan aku kembali duduk di samping Gracio, menikmati makanan sambil cerita-cerita dengannya, dia pribadi yang ramah dan humoris, tapi dia hanya ciut saat berhadapan dengan Shani, penampilan nya memang nerd tapi dia cerdas dan ya memiliki daya tarik tersendiri.

Aku faham sekarang harus apa.

***

Pelajaran hari ini selesai, semua murid membereskan tas mereka masing-masing.

Tapi setelah istirahat tadi, tak ada kebiasaan buruk mereka, seakan semua normal tanpa ada onar-onaran, ada yang aneh.

"Jangan lupa yang piket hari ini, mister ada perlu jadi mister duluan"

Aku pergi dari kelas karena ada janji dengan gracio.

Jika mereka tidak piket hari ini, maka mereka akan mendapat akibatnya besok.

Update lagi guys

Mulai memanas guys, mereka belum beraksi, jadi tunggu kelanjutannya.

Maag kalo masih ada typo yang salah jarinya bukan authornya hehe

See you next part 👋👋👋