Aku berencana untuk pergi ke perpustakaan melanjutkan buku yang ku baca, namun aku melihat di balik pepohonan sebuah kandang kuda pribadi tuan Han, untuk sebelumnya aku belum pernah menunggangi sebuah kuda.
"Jangan hiraukan dia hanya anak kecil yang ku bawa," jawab Tuan Han ketus pada Pria itu.
"Benarkah tapi dia tidak terlihat anak kecil biasanya, pakaian, perhiasan, dan mananya menarik perhatian ku."
Tuan Han terlihat jelas membenci Si Pria berisi tersebut, sesampai di lantai dasar aku langsung berjalan menuju ke halaman belakang, ketika di pertengahan Si Pria tersebut memanggil ku.
"NAk..!" saut Si Pria tersebut dan berbicara denganku seperti ke anak 4 tahun "Nama mu siapa? Lagi mau kemana?"
Tuan Han terlihat tidak menyukai Si Pria itu dekat dengan ku, aku mendekatinya dan menjawab pertanyaan Si Pria tersebut dengan biasa.
"Aku Rain, aku ingin melihat kadang kuda di sana."
Tiba tiba Si Pria itu tersenyum padaku dengan senyuman menyeramkan di tambah kumisnya yang keputihan membuatku seram dan geli.
"Sekarang sudah jam 11:08 lebih baik kita memulai pertemuannya," ucap Tuan Han "Rain kamu boleh pergi sekarang."
Aku bisa melihat persaingan antara mereka berdua, Tuan Han menyuruh Daniel untuk tidak memasuki rumah sebelum selesai pertemuan.
Aku berjalan menuju kandang kuda tersebut, Daniel menuntun ku dan terdapat jalan setapak mengarah kandang kuda.Di pertengahan jalan aku selalu melihat ke jendela rumah beberapa tamu telah menunggu dan berdatangan.
"Pertemuan penting? Kemungkinan ada 4 orang tamu penting disana lalu mengapa tuan Han melarang ku memasuki rumah sementara?"
Sesampai di kandang kuda kami di sambut dengan Penjaga Kuda dan beberapa Pelayan yang sedang membersihkan dan menyiapkan kuda kuda.
Kadang kuda terbuat dari kayu bercat biru tua, terdapat beberapa kuda di kandang luar di batasi pagar kayu bercat biru, di samping kandang kuda terdapat gudang dan rumah Si Penjaga, dan di halaman depan terdapat lintasan latihan kuda.
"Berapa kuda di sini?" tanyaku.
"Terdapat 14 Kuda, Tuan Muda," jawab Penjaga tersebut "8 kuda untuk 2 kereta kuda utama, sisanya untuk kereta kuda bisa."
Aku berkeliling melihat lihat isi kadang kuda, kadang kudanya di beri sekat setiap kuda dengan kuda lainnya terdapat name tag setiap kadang, lingkungan juga sangat bersih para pelayan bersikap sangat sopan kepadaku.
"Aku belum pernah menunggangi kuda sebelumnya, zamanku dulu kuda lebih mahal dari sepeda motor, tapi wajar saja dia memiliki kuda sebanyak ini." Pikirku melihat kuda sebanyak ini "Boleh kah aku menunggainya?"
"Hmm tentu saja, Tuan Muda" ucap Si Penjaga Kuda terlihat gugup.
Penjaga itu membawakan seekor kuda putih yang bernama Lion, aku menungganginya dengan bantuan Daniel lalu kuda itu berjalan dengan menarik tali oleh Si Penjaga tersebut dan Daniel mengikuti di belakangku kami berjalan jalan mengelilingi taman.
"WAHH keren bangettt, kudet aku belum pernah menaiki kuda, sekarang dimana tuan putri ku wkwk..." gumamku terlihat jelas bahagia di wajah ku "Untuk sekarang belajar menungangi kuda merupakan kewajiban, walau aku bisa pergi dengan kereta kuda ke tempat yang ku inginkan."
Setelah beberapa jam setelah puas bermain dengan kuda, aku beristirahat di bawah pohon dekat lapangan kuda, di depan pemandangan ku langsung terlihat dan halaman taman belakang rumah, Daniel pergi ke dapur untuk menyiapkan cemilan manis untukku, dari kejauhan aku melihat seorang wanita dewasa berambut cokelat pendek bermata hijau tua memakai payung dan gaun yang berkilap bersama seorang pengawal di sampingnya sedang berjalan jalan di taman, dia sepertinya mengetahui keberadaan ku.
"Siapa dia? Sepertinya aku pernah bertemu dengannya, wanita itu berpakaian mewah pasti salah satu tamu dari tuan Han."
Tidak berapa lama Daniel datang dengan membawah sebuah keranjang terbuat dari ayaman kayu dan alas kain merah yang biasanya untuk piknik, Daniel membentangkan kain dan menyajikan makanan di atasnya terdapat secangkir teh, roti, selai, dan roti lapis daging, seperti biasa setelah menyiapkan nya Daniel berdiri di samping ku.
"Daniel duduk lah di samping ku dan makan sesuka mu" kata ku, aku masih tidak terbiasa dengan hal baru ini kesenjangan derajat.
'Aa-apa Tuan Muda?" tanya Daniel terkejut.
"DUDUK! dan makanlah sesuka mu," jawabku kesal dan menarik tangan nya.
Suasana awalnya sedikit cangkung tapi lama ke lamaan aku terbiasa dengan ini, Daniel meminta izin terlebih dahulu sebelum mengambil makannya, aku mengizinkannya dan menyuruhnya makan sesukanya.
Selesai makan siang Daniel membersihkan dan mengembalikannya ke dapur, selama itu aku berkeliling dan melihat lihat taman halaman belakang yang sangat luas.
"Wanita itu masih berada di taman? Bukankah mereka terlihat mencurigakan." pikirku melihat wanita berambut pendek itu duduk di teras bersama pengawalnya "Apa itu rumah kaca??" aku mengalihkan pandangan ku dan melihat di sudut taman tertutup pepohonan.
"Maaf menunggu lama Tuan Muda"
"Daniel itu-"Menunjuk ke arah rumah kaca yang tertutup pepohonan.
"Hah disana rumah kaca tuan Han, anda ingin kesana, Tuan Muda?"
"Iya, sepertinya menarik."
Tidak terlihat jalan setapak di tanah yang mengarah ke rumah kaca tersebut, jarak antara kadang kuda dan rumah kaca seperti yang cukup jauh, antar sudut halaman.
"KENAPA RUMAH INI SANGAT LUASSS," ucapku kesal dan berhenti beristirahat sebentar mengisi tenaga.
"Tuan Muda, naiklah di punggungku akan saya dukung." kata Daniel sambil berlutut dan mengarahkan tangan nya.
"Baiklahh." Aku bisa merasakan Daniel melakukan itu dengan senang hati "Kenapa aku jadi sedih? Mengingatkan ku pada kehidupan ku sebelumnya.." pikirku dan menyandarkan kepalaku di pundak Daniel.
"Tubuh Tuan Muda, seringan kapas."
DOOR DOOR DOOR
Di tengah perjalanan terdengar suara tembakan yang sangat keras, seketika para penjaga di luar memasuki rumah dan melakukan pengamanan, aku seketika membeku dan sangat penasaran di tambah khawatir dengan apa yang terjadi pikiran negatif ku terus bermunculan.
"Daniel aku mau lihat ke dalam, cepat." Sambil menuju ke arah rumah.
"TIDAK, tidak Tuan disana kemungkinan dalam bahaya, kiii... kita harus segera pergi berlindung." Daniel terlihat jelas di wajahnya ketakutan dan khawatir.
"TIDAK aku mau pergi ke sana." Aku mencoba turun.
Tiba tiba salah satu Penjaga berpakaian lengkap menghampiri aku dan membungkuk dan memberi hormat, dia terlihat masih muda, berambut kuning dan memiliki mata jingga, dia memegang sebuah senapan pistol kecil di saku kanan dan pedang panjang di tangannya.
"Selamat siang Tuan Muda, saya akan menjaga Anda sementara jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, jangan khawatir keadaan di dalam baik baik saja tidak ada yang terluka" ucapnya
"HAhh.. Sangat menyeramkan, aku bisa membayangkan perang dingin di sanaa" gumamku memikirkan suasana pertemuan yang sedang berjalan "Dari suara tembakannya pasti dilakukan oleh Tuan Han"
"Syukur lah..." ucap Daniel lega "Saking paniknya saya sudah memikirkan cara kita kabur, Tuan Muda hahaha..."
"Dari mana Tuan Muda tahu, suara tembakkan itu dari, Duke Han?" tanya penjaga tersebut
"Tentu saja, karena tuan Han penguasa daerah ini, dengan kata lain seseorang yang mengacungkan pistol padanya akan di anggap situasi yang berbahaya, si Pelaku akan dicap penghianat atau menetang kebijakan Duke dan jika yang menembak tersebut orang lain, maka seharusnya terdapat balasan tembakan lain dari penjaga dan pengawal tuan Han karena dianggap ancaman, dan dari waktu penembakan terjadi hanya selang waktu satu detik dan suara tembakkan pun sama persis menandakan pistol yang menembak sama"
"WAHH Anda sangat jenius Tuan Muda, bahkan saya tidak mengetahui siapa yang menembak itu, saya hanya di tugaskan untuk mengawal anda, Tuan Muda" jawab penjaga tersebut, melihat ku dengan kagum.
"HAHA.. tidak juga." Mengalihkan pandangan ku.
Aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke rumah kaca penjaga tersebut berjalan di samping ku, sesampai di sana terdapat rumah kaca cukup besar di halaman luar terdapat tumbuh tumbuhan hias maupun obat obatan yang sangat indah dari dadaelion, mawar, dahlia, lavender, daun mint dan lain lainnya, di bagian luar terdapat sebuah gazebo klasik barat di dominasi berwarna putih, di tengah tengah dalam rumah kaca terdapat patung air mancur kecil, di sudut ruangan terdapat meja dan bangku hias putih terlihat sudah lama karena karatnya, cahaya matahari yang menebus dari perpohonan menambah kesan tenang dan indah.
"Ini tempat kesukaan Tuan Besar" ucap Daniel "Tuan Besar selalu datang kesini untuk menenangkan pikiran pada saat siang, pagi, malam, bahkan subuh subuh, Tuan Muda"
"Aku sih mengerti kenapa tempat ini kesukaan Tuan Han.." pikirku
Aku meminta Daniel menurunkan ku, dan berjalan jalan sekitar rumah kaca penjaga tersebut mengikutiku di belakang, sedangkan Daniel pergi sebentar menyiapkan minuman teh untuk ku karena suasana sangat indah untuk bersantai sejenak, aku mencoba memasuki rumah kaca setiba di depan pintu ketika Penjaga itu membukakan pintu rumah kaca.
Tiba tiba beberapa detik kejadian yang sama di rumah sakit terulang, mataku terasa sangat pedih, seorang bayangan wanita dewasa gelap, rambutnya di ikat kebelakang, dia berjalan jalan ke sudut ruangan, aku mengikuti jalan wanita tersebut, ia berhenti dan menoleh tepat ke arah di bunga dadelion lalu menghilang.
"AAPA? Ini bukan halusinasi ku? FIKS aku indigo" ucapku, tiba tiba bulu kuduk ku merinding, perlahan perlahan aku mundur kebelakang tanpa sadar mengenai Penjaga itu "AHHH..!!" rasa sakit di mataku muncul bersamaan dengan bayangan itu menghilang.
"Tuan Anda baik baik saja?" tanya Penjaga itu khawatir "Apa Anda ingin istirahat dahulu?"
"Apa kamu tidak melihat sebuah bayangan tadi?" kata ku berbalik badan dan menanyakan padanya, terlihat jelas dia tidak paham apa yang ku bicarakan.
"Bayangan?? Tidak Tuan Muda, Apa Anda melihat seseorang penyusup?" tanyanya padaku "Saya akan mengecek daerah sekitar!"
Selagi penjaga itu mengecek daerah sekitar, aku melihat lihat bunga dadelion yang bayangan itu tunjukkan padaku, bunga itu berada di ujung sudut ruangan, bunga ini tumbuh bukan di pot khusus bunga dadelion.
"Bunga ini tumbuh dengan sendirimya, terlihat di pot kosong tertulis 'Bunga Calendula'" dari sini aku bisa melihat penjaga itu sedang berkeliling memeriksa keadaan, Aku memetik setangkai bunga tersebut dan memperhatikannya lebih dekat.
"Bunga Dadelion dengan nama latin Taraxakum, dapat tumbuh di mana saja, walau dengan setetes air," ucap seorang wanita yang ku lihat di taman tadi, ia datang bersama dengan pengawalnya.
"Siapa dia? Bahkan aku tidak menyadarinya ketika mereka berada disini, Pengawal dan Wanita itu terlihat mencurigakan." Pikirku, aku hanya diam dan melihatnya, Daniel dan Penjaga belum kembali, hanya tersisa aku sendirian di sini.
"Ah maafkan perkenalkan saya Diana Gurtof, Tuan Muda Rain." Wanita itu sambil membungkuk dengan memegang gaunnya di ikuti pengawalnya, di memegang sebuah payung di tangan kirinya, beberapa hiasan kalung, cincin, gelang ,dan hiasan rambut yang sedikit mencolok "Saya merasa terhormat bisa bertemu langsung dengan Tuan Muda."
"Para penelitian mengatakan Bunga Dadelion dapat pergi sejauh 5 mil," ucap Nona Diana sambil berjalan menghampiri ku , dia terlihat mencoba mendekatiku yang membuatku risih "Tuan Mu-"
Beberapa detik kemudian Daniel datang dengan membawah sebuah nampan teh, makanan ringan dan sebuah gelas teh, bersamaan dengan penjaga itu datang.
"Tuan Muda, saya telah menyiap-" kata Daniel terputus ketika melihat wanita dan penjaga itu "Selamat siang Tuan dan Nona, ada yang bisa saya bantu."
"Maafkan aku Nona Diana, kita bisa berbincang lain waktu." kata ku sambil berjalan keluar, terlihat wajah kesal pada Nona Diana.
Aku berjalan meninggalkan mereka berdua di sana, terlihat suasana rumah yang tenang dan masih terlihat kereta kuda di depan kemungkinan rapat pertemuan masih berlanjut, aku memasuki rumah dan berjalan ke kamar untuk istirahat, jam menujukan pukul 3 sore.
"Cara dia mencari perhatian membuatku risih, mata pengawalnya pun melihat ku seperti sebuah mangsa, ngomong ngomong kenapa pertemuan rapat itu lama sekali." ucapku sambil berbaring di atas kasur "Ohh iya, Tuan Han meminta ku untuk tidak memasuki rumah, aku sudah mencobanya sebelum pengganggu itu datang, tidak apa apa kali ya kan aku hanya di kamar, haaa...entah mengapa aku merasa untuk jangan mendekati mereka."
Aku menghabiskan waktu membaca novel yang ku baca semalam, pertemuan rapat itu selesai jam 4 sore, dari kereta kuda mewah meninggalkan rumah ini.
"Kisah yang menyedihkan, tapi mungkin itu akan terjadi padaku?" Aku selesai membaca novel yang semalam, langit sudah mulai berubah kegelapan "Tuan Han sepertinya dia tidak akan pulang cepat hari ini."
Aku membersihkan diri dan pergi untuk makan malam seperti biasa, Tuan Han pulang larut malam lagi, suara kereta kuda pada pukul 1 malam, dia terlihat sangat sibuk.
Besok paginya, aku terbangun pada pukul 9 pagi Daniel menyiapkan pakaian ku dan beberapa pelayan lain sedang membereskan kamar ku.Aku mengunakan setelan pakaian jas merah tua, celana hitam dan sepatu hitam Daniel mengikat rambut ku pada hari ini, terlihat sangat rapi.
"Kenapa kamu memakaikan pakaian yang rapi hari ini? Apa ada acara sesuatu?" tanyaku pada Daniel ketika di sedang menyisir rambut ku ke belakang.
"Tuan Han meminta untuk memakaikan pakaian yang rapi pada Tuan Muda, kemungkinan ada acara atau urusan lainnya saya kurang tahu, Tuan." Daniel mengambil ikat rambut merah tua dan menguncir rambut ku "Rambut Tuan seperti perak sangat indah dan berkilau."
"Sepertinya aku cocok dengan rambut panjang, hoho aku memiliki wajah yang sangat tampan ternyata" pikirku sedang memperhatikan pantulan diriku di kaca.
Selesai berpakaian Daniel mengantar ku ke ruang kerja Tuan Han, ruang kerja Tuan Han berada di lantai dua dekat perpustakaan.
"AHH aku sangat lapar karena belum sarapannn.. Koki di sini bisa buat sate padang ga ya, atau bakso, apa mie ayam..." pikirku ketika berjalan menuju ruang kerja tuan Han "Aku sangat lapar Daniel bisa kita sarapan dulu"
"Anda bangun terlalu siang Tuan muda, sarapan jam 8 pagi..tapi nanti saya akan siapkan makanan ringan untuk Anda Tuan" seketika Daniel berhenti, seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat rumit.
TOK TOK TOK
Sesampai di depan pintu ruang kerja Tuan Han, Daniel mengetuk pintu lalu masuk ke ruang kerja Tuan Han, ruang kerja terlihat sangat mewah dengan dekorasi indah di setiap sudut ruangan, di sepanjang bagian sisi dinding terdapat jendela dengan tirai yang terbuka, terdapat meja kerja yang besar di dekat jendela, tepat di depan meja kerja terdapat sofa dan meja tamu, di depannya terdapat tungku dan cerobong asap, terdapat lampu gantung di langit langit ruangan, berlantai keramik, di bagian dinding belakang meja kerja terdapat lukisan Tuan Han yang cukup besar berpakaian lengkap dan memegang sebuah tongkat.
Seorang pelayan laki laki membukakan pintu dan mempersilakan masuk, Tuan Han sedang duduk di meja kerjanya terlihat beberapa dokumen di atas meja, seorang pengawal berdiri di samping Tuan Han, dia orang yang sama bersama Tuan Han di rumah sakit dia terlihat tidak menyukai keberadaan ku.
"Dia terlihat jelas sangat membenci ku." gumamku ketika pengawal itu melihat ku dengan tatapan yang sangat dingin.
"Selamat pagi Tuan Besar, saya mengantar Tuan Muda.." ucap Daniel lalu membungkuk dan memberi hormat.
"Rain bagaimana keadaan mu?" tanya Tuan Han.
"Ak-..SAYA! merasa lebih baik dari sebelumnya, terima kasih atas kebaikan Anda." ucap ku sambil membungkuk dan meletakkan tangan kananku di dada. "INI SANGAT MENGELIKAN, tak apa Rain ini hanya sebentar...rasa suasananya mirip ketika aku sedang di ruangan kepala sekolah, tekanan udara sedikit lebih berat" pikirku mencoba menahan untuk bersikap sopan.
Semua orang melihat ku seketika dan Daniel melihat ku dan mengacungkan jempol seakan mengatakan "Bagus Tuan!!"
"Rain kamu sudah banyak belajar ya hahaha, panggil aku sesuka mu, Rain " ucap Tuan Han tersenyum terkejut.
"Baiklah"
"Aku memanggil mu Rain karena, ada hal penting yang harus kita bicarakan" sepertinya sebuah pembahasan yang sangat penting "Aku akan mengadopsi mu, Rain, kamu akan aku angkat jadi menjadi bagian keluarga ku"
"Aku tidak memikirkan jika secepat ini, apa hal ini di percepat karena kejadian penembakan kemarin? atau si Pria berisi itu? Jelas Pria berisi itu atau bahkan Nona Diana mengincar ku" pikir ku mengingat kejadian yang kemarin.
"Aku tidak mau memutuskan secara sepihak jadi, Rain apa kamu mau menjadi bagian keluarga Duke "Vanz de Kany"?"
Semua pandangan melihat ku, entah mengapa jantung ku berdetak sangat cepat, aku tidak membayangkan hal ini terjadi lebih cepat dari ku kira, aku mencoba sebisa mungkin berpikir secara tenang.