Chereads / THE QUANTUM (Indonesia Ver) / Chapter 5 - CAP DARAH 5 : Viola dan Vacuus/ V^2

Chapter 5 - CAP DARAH 5 : Viola dan Vacuus/ V^2

Aku terbangun lebih awal, aku berkeliling di kamar mencoba mencari tahu tentang dunia baru ini. Terdapat selembar dokumen yang berbeda dari yang lainnya, dokumen tersebut terlihat dari kertas yang sangat mewah, terdapat cap resmi berwarna keemasan, tertulis

"Zia Research Center"

Di dalam dokumen tersebut terdapat Kode Nama Subjek, Percobaan Ke, Kelas, Operasi Percobaan, Ketua Penelitian, Hipotesis Penelitian, Metode Percobaan dan Laporan Subjek Penelitian, dari hari pertama dilakukan, pada bagian atas dokumen tersebut tertulis:

'Subjek Penelitian 099 Proyek QUANTUM'

"A..APA?!" aku terdiam dan membeku sejenak, kurasa otak ku tidak merespons untuk beberapa detik, semua hipotesis dan deduksi yang ku buat tepat sasaran, aku mencoba membaca isi dokumen tersebut dengan teliti.

Kode Nama Subjek : Q_23_01

Percobaan ke : 099

Kelas : SS

Ketua Penelitian: Han Vanz de Kany

Operasi Percobaan : Penanaman bibit sel aktif dengan subjek, sel Quanta: Yuki Raymond, Anna Cernil, David Tan, Hana Delind, Barren Cohren, Ferdinan Eknath de Agasthya, Fery Serain, Viktor Berydi, Juan Hanzellin, Kerin re Allena, Han Vanz de Kany dan Jean sebagai sel jaringan utama badan makhluk eksperimen.

Hipotensi Penelitian: Sel Quanta ruang hampa, berisi sekumpulan gelombang vibrasi yang saling berhubungan hingga membentuk sel gabungan baru, dapat mempengaruhi dan membentuk struktur atom atau partikel pada benda.

Penanaman bibit sel pada jaringan tubuh memiliki 70% keberhasilan berdasarkan komposisi dan metode yang sudah di teliti sebelumnya.

Metode Percobaan: Pada penelitian ini menggunakan metode percobaan penanaman bibit sel aktif Quanta subjek pada tubuh makhluk eksperimen, pemulihan pada tabung Quantum dengan tetap melakukan pengawasan secara bertahap.

Gelombang aktif vibrasi membentuk atom dan jaringan berdasar frekuensi dari gelombang, secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan.

Laporan Penelitian:

H-1 Selesai melakukan operasi bertahap pada tubuh eksperimen, Subjek Q_23_01 tidak mengalami perubahan secara signifikan.

H-2 Subjek Q_23_01 organ tubuh mulai bekerja terutama Jantung, Paru-Paru, Otak, pada organ pencernaan tidak mengalami perubahan signifikan, di pasang alat bantu pernafasan dan sistem pencernaan, gelombang otak pada Electroencephalograph mulai menunjukkan gelombang.

Pada dokumen tersebut hanya berhenti pada hari ke 2 percobaan.

"Jadi apa yang ku pikirkan ini benar? Hahaha..." Aku tersenyum, memegang selembar berkas dokumen tersebut, perasaan aneh muncul di dadaku "Seharusnya ada kelanjutannya, semua terjawab kenapa mana Sang Pahlawan ada di tubuhku, aku tidak mengenal semua orang yang tertulis di sini."

Aku meletakkan kembali dokumen surat rumah sakit di dalam laci, dan menyimpan selembar dokumen penelitian, hari sudah mulai terang aku berjalan menghampiri pelayan itu dan membangunkannya, karena aku di izinkan untuk rawat jalan kemungkinan hari ini aku akan segera pulang.

"Jika dilihat dari keterangan dokumen tersebut aku makhluk eksperimen yang ke 99??, berarti mereka sudah sering melakukannya dan hanya aku yang berhasil kah?, banyak hal yang membuat ku tertarik dan penasaran siapa sel utamaku Jean? Siapa dia?, dia tidak memiliki nama belakang, bahkan aku tidak tahu siapa semua orang yang mendonorkan sel mereka." Pikirku dan pelayan sedang menyajikan sarapan.

"Sarapan sudah siap Tuan."

Di atas meja makan terdapat sendok, garpu, pisau, sepotong roti, bubur, ayam, salad, dan air putih, aku berjalan menuju meja makan dan pelayan itu sedang mengemas beberapa barang.

"Dan.. Ketua penelitiannya Tuan Han, apa yang ingin dia lakukan? Haruskah aku mempercayainya dan bertanya mengenai ini? Atau aku akan diam saja seakan akan tidak terjadi apa apa??"

Ku pikir untuk sekarang, aku akan bersikap seperti biasa karena dunia ini baru bagiku melakukan tindakan tindakan yang ke gabah akan berdampak besar, mencari waktu yang tepat untuk menanyakan hal ini.

"Selama SMA, aku jurusan ipa kata kata QUANTUM sudah tidak terlalu asing denganku, tapi karena aku bukan siswa jenius kebanggaan guru atau anak olimpiade tingkat internasional, aku tidak terlalu mengerti apa yang di maksud QUANTUM, seingatku pada teori Fisika klasik Isaac Newton 'unsur terkecil dari benda atau kehidupan adalah molekul, partikel atau atom'," aku memandang langit biru laut dengan pikiranku yang mencoba menyimpulkan keadaan "Sedangkan QUANTUM seingatku, merupakan satuan benda yang paling terkecil setelah atom, berada di ruang hampa, tentu saja tidak dapat di lihat dengan langsung, setiap jaringan sel pada manusia mengandung DNA."

Selesai sarapan aku melihat lihat sekeliling rumah sakit dari jendela meja makan ku, beberapa pasien rumah sakit berjalan jalan di taman depan, seorang wanita berambut cokelat pendek memiliki mata hijau tua, berpakaian gaun kuning panjang, dengan hiasan di sekeliling kain terlihat sepertinya seorang bangsawan, beberapa detik dia memandang dari kejauhan seakan mengenal ku.

"Aku sangat bosan, semua barang sudah di kemas?" tanyaku pada pelayan itu.

"Sudah semua Tuan."

"Aku ingin berjalan jalan di taman." dan memakai mantel "Mungkin aku bisa menyegarkan pikiran ku."

"Baik tuan." jawabnya sambil membungkuk dan memberi hormat.

"Kenapa para pelayan melakukan itu pada ku, aku bukan tuan mereka terkadang membuat ku risih."

Aku mengenakan setelan jas biru tua dengan celana pendek, pelayan itu menujukan jalannya padaku sesampai di pintu taman, terdapat 2 pintu taman, halaman taman depan dan taman belakang. Pintu bagian taman halaman belakang terlihat berbeda dengan pintu bagian taman depan, terlihat dari pintunya dapat disimpulkan taman halaman belakang hanya orang orang tertentu saja, sedangkan halaman depan di buka untuk umum.

"Aku ingin pergi ke taman bagian depan." kataku pada pelayan, ia terlihat sedikit terkejut ketika aku mengatakannya.

"Tapi Tuan Anda...di disana unt-"

"Aku hanya ingin melihat-lihat." ucap ku dan berjalan menuju pintu taman bagian depan.

Pelayan itu terlihat sedikit gelisah karena itu, di taman bagian depan lebih banyak orang berlalu lalang, taman bunganya berbeda dengan taman belakang, pada taman halaman depan lebih luas dan sederhana tidak terlalu banyak ornamen hiasan mahal.

Ketika aku berjalan jalan mengelilingi taman, aku berhenti dan terpaku dengan sebuah kursi taman kayu cukup jauh dari pintu masuk, kursi tersebut terlihat sudah cukup tua dari warna putihnya yang memudar, tiba tiba aku melihat sebuah bayangan transparan, kejadian yang tidak terlalu jelas di kepalaku, seseorang anak kecil duduk di kursi itu, dia memiliki kulit yang sangat putih pucat dia terlihat sedang berbicara dengan seseorang, seketika kejadian itu dapat ku lihat dengan mata ku samar samar aku mengedipkan mataku beberapa kali, beberapa detik kemudian mata ku sangat pedih seakan di tusuk jarum.

"AAKKHH..!!" teriakku kesakitan sambil memegang mataku "Apa itu barusan? aku berhalusinasikah?"

"TTUANN ANDA BAIK BAIK SAJA?, Anda belum sembuh total lebih baik kita masuk dan istirahat sebentar" ucap pelayan itu pada ku, menunduk dan memegang pundak ku, mencoba melihat mataku yang kesakitan.

Di pertengahan jalan menuju pintu masuk menuju rumah sakit Tuan Han menghampiri kami, Tuan Han menggunakan setelan mewah dengan hiasan kebiruan di dasinya, dia datang bersama seseorang laki laki tinggi kekar, dia membawa sebuah pedang di pinggangnya, dia memiliki rambut dan mata berwarna marah tua terlihat berusia tidak jauh dari Tuan Han, wajahnya sangat dingin ketika melihat keberadaan ku. Dia berjalan di belakang Tuan Han.

"Siapa dia pengawal nya kah? Dia terlihat tidak menyukai ku." pikirku dan mengalihkan pandanganku.

"Aku mencari mu Rain, bagaimana keadaanmu?" ucap Tuan Han pada ku.

"Aku baik-baik saja." ketika aku mengatakan hal itu seketika pengawal itu terlihat marah.

"Tuan muda Anda harus berbicara secara formal dengan Tuan Han..."

"Hah ini masalahnya kenapa mereka melihat ku seperti itu.."

"HAHA tidak apa apa kamu masih tahap belajar kan, aku sudah selesai mengurus berkas rumah sakitnya, ayo kita pulang Rain." ucap Tuan Han dan berjalan ke kereta kuda.

Kereta kuda cukup besar dan sangat mewah di dominasi berwarna kuning, putih, biru, terdapat bendera resmi Zafia de Kany di atas kereta, di pintu masuk terdapat lambang kerajaan, kereta kuda ini memiliki 4 kuda penarik, dan para kusir.

Pengawal itu membukakan pintu dan mempersilakan masuk , pelayan dan pengawal itu menaiki kereta kuda yang berbeda dengan ku, kereta kuda itu terlihat lebih sederhana, memiliki 2 kuda penarik dan terdapat beberapa koper di belakangnya.

Aku duduk di samping Tuan Han, aku melihat ke luar melalui jendela aku merasa ada seseorang yang memperhatikan ku dalam kereta, seorang wanita yang tadi aku lihat di jendela kamar ku, ia melihat ku tersenyum dan sinis padaku.

"Siapa dia?, dia melihat ku seperti sebuah makanan, terlihat akan banyak orang yang akan mengincar ku, Hmm sepertinya aku akan menghadapi masalah yang rumit ke depannya..." pikirku.

Di sepanjang perjalanan suasana sangat sunyi aku tidak tau harus mulai perbincangan atau tidak, Tuan Han terlihat sangat sibuk dengan pikirannya dia terus melamun dan melihat keluar jendela seakan sedang memikirkan sesuatu yang sangat rumit.

Suasana kota sangat ramai terlihat beberapa toko di pinggir jalan, bangunan di sini masih menggunakan kayu sebagai bahan dasar utama, tetapi ada beberapa bangunan yang menggunakan bahan seperti semen, arsitekturnya sangat indah seperti dunia novel dan kartun yang biasa aku baca, alat tukar mereka menggunakan koin koin yang nilainya berbeda beda, aku bisa melihat di sepanjang jalanan keseganan sosial yang cukup tinggi, para wanita menggunakan gaun zaman Victoria dengan korset, para laki-laki mengenakan setelan jas, tongkat dan sebuah topi hitam, terlihat beberapa orang berpakaian seperti karakter game RPG sepertinya seorang petualang.

Kami berhenti di sebuah pagar berwarna putih dengan sebuah lambang resmi wilayah 'Zafia de Kany', lambang tersebut menggambarkan seorang wanita dengan rambut pirang yang di jalin dan memegang sebuah tongkat dan pedang, dan terdapat lambang batu safir, para penjaga memeriksa lalu membukakan pintu.

"Kita sudah sampai," kata Tuan Han.

Pengawal itu membukakan pintu, aku terkejut melihat rumah yang sangat besar dan mewah, rumah ini memiliki 2 tingkat dan membentuk desain U, sesampai di sana pelayan menyambut ku dan Tuan Han, mereka menggunakan baju yang di dominasi hitam dan putih dengan sebuah rompi, para pelayan wanita mengsanggul rambutnya ke belakang dan mengenakan celemek putih, para pelayan laki-laki mengenakan celana hitam dan kemeja putih dengan rompi, sarung tangan, jika di hitung kira-kira ada 20 pelayan.

"Di banding rumah ini terlihat seperti sebuah mansion atau kastil." Pikirku dan melihat sekeliling rumah.

"Selamat datang Tuan," ucap para pelayan itu sambil membungkuk.

"Aku masih ada pekerjaan, beristirahatlah dulu anggap rumah sendiri Rain, sekarang aku akan menjadi wali sementara mu." ucap Tuan Han tersenyum padaku dan mengusap usap rambutku "Daniel antar Rain untuk istirahat."

"Baik Tuan."

"Aku pergi dulu ya, sepertinya aku akan pulang malam." Ucap Tuan Han padaku dan berjalan memasuki kereta kudanya.

Para pelayan membungkuk hingga kereta kuda itu tidak terlihat lagi, aku melihat sekeliling rumah di sepanjang rumah banyak pepohonan dan jalan menuju keluar memiliki jarak yang cukup jauh dari rumah, dengan di keliling jalan masuk terdapat lampu taman, di depan rumah terdapat air mancur dengan sebuah patung, dengan tangga menuju pintu masuk, di beberapa sudut rumah terdapat bendera kerajaan dan bendera Zafia, di beberapa titik di rumah terlihat para penjaga berpakaian lengkap.

"Tuan muda silakan masuk, saya akan mengantar Anda ke kamar." kata Daniel pada ku, pelayan lain membawa koperku ke dalam rumah.

"Baiklah." dan berjalan masuk ke pintu ini sangat mewah dengan ukirannya.

"HAH!! Aku terpilih untuk memiliki sendok emas hahaha, untuk seorang anak dengan kas kelas yang selalu tunggak, aku bahkan tidak pernah membayangkan hal ini terjadi dengan ku" pikirku, ketika para penjaga pintu membukakan pintunya.

Ketika aku masuk terdapat ruangan yang sangat luas seperti sebuah aula, terdapat lampu gantung yang mewah di atas langit langit yang dapat di lihat dari lantai dua, lantai beralasan keramik, warna dinding rumah di dominasi warna putih, emas, dan merah tua, di depan pintu masuk langsung terdapat tangga ke atas yang memiliki dua jalur di kiri dan kanan, terlihat pintu taman dan teralis besi mengarah ke taman, di dinding banyak terdapat lukisan dan hiasan ornamen mewah, terdapat lorong jalan di kiri dan kananku.

Daniel menunjukkan arah untuk naik ke lantai dua di sepanjang perjalananku terdapat banyak lukisan dan ruangan.

"Apa Tuan Han tinggal sendirian?" tanyaku penasaran pada Daniel.

"Iya Tuan Besar tinggal sendirian, Tuan Besar sangat sibuk mengerjakan pekerjaannya terkadang pulang larut malam jadi jarang di rumah, Tuan." jawab Daniel sambil menunjukkan jalan padaku.

Sesampai di sana Daniel membukakan pintu untukku "Sudah sampai ini ruangan kerja atau belajar Tuan Muda, Anda dapat melakukan banyak hal di sini Tuan Besar menyuruh saya untuk memberikan ruangan ini pada Anda, Tuan."

Pada ruang ini terdapat meja panjang dan kursi di tengah-tengah ruangan di belakangnya terdapat jendela dengan gorden yang di ikat, terdapat rak buka yang cukup besar di kiri kanan nya, berlantai keramik beralasan karpet merah tua, dan di samping kiri sebuah pintu yang mengarah ke kamar tidur.

"Selanjutnya ini kamar Tuan Muda" kata Daniel sambil membuka pintu yang mengarah ke kamar.

Di kamar tidur, terdapat kasur yang sangat besar yang di kelilingi tirai, di samping tempat tidur terdapat meja lampu, terdapat meja dan kursi di pojok dekat jendela kamar, lukisan kapal dan bunga yang cukup besar di dinding kamar, sofa dan meja tamu yang tidak jauh dari kasur, lantai kamar beralasan karpet merah tua, terdapat satu pintu lagi tidak jauh dari tempat tidur.

"Ini pintu menuju Ruangan Lemari Baju dan mengarah ke kamar mandi, Tuan Muda" ucap Daniel pada ku sambil berjalan menunjuk pintu itu.

Ketika pintu itu terbuka terdapat pelayan sedang membereskan barang barangku di koper, terdapat rak sepatu sangat besar yang sebagian penuh, di sisi lain terdapat lemari pakaian besar hingga ke langit langit, di sudut ruangan terdapat meja hias dan beberapa hiasan yang di panjang di lemari, terdapat pintu yang mengarah ke kamar mandi.

"Perasaan aku belum pernah memiliki baju, sepatu bahkan perhiasan sebanyak ini." pikirku terkejut terpaku melihat ini.

"Tuan Besar memesan beberapa setelan pakaian, sepatu dan hiasan untuk Tuan Muda dari desainer, Tuan pasti sangat cocok memakainya." ucap Daniel pada ku sambil berjalan menuju pintu kamar mandi.

"Dia membelikan ku ruangan yang sangat besar, dan barang barang mewah untukku apa yang dia inginkan dari ku? Kekuasaan dari kekuatanku? Tidak ada orang memberikan barang mahal seperti ini dengan cuma cuma haha..."

Di kamar mandi terdapat bathtub, toilet dan wastafel dengan kaca yang cukup besar, dinding kamar mandi berkeramik di dominasi warna biru dan putih.

"Ruangan kamar mandinya saja lebih besar dari kamar tidurku...." pikirku ketika mengingat kamarku sebelumnya.

Para pelayan selesai bersih-bersih, Daniel mengajak ku untuk istirahat sejenak dan menyiapkan obat-obatan dan makan siang di meja makan putih tinggi di samping jendela kamar.

"Bukankah ini terlalu berlebihan untuk ku," aku melihat sekeliling yang di penuhi barang barang mewah "Dia cukup memberiku kamar biasa dan makanan yang unlimited, rumah ini sangat luas dari kamar ke dapur seperti rumahku ke indo****, aku ingin melihat lihat sekeliling rumah mungkin ada hal yang menarik."

"Aku ingin jalan jalan melihat lihat taman."

"Baik Tuan Muda, saya akan menunjukkan jalan pada Anda," jawab Daniel.

Aku keluar kamar dan melihat lihat sekeliling rumah.

"Dimana kamar Tuan Han?"

"Kamar Tuan Besar di depan kamar, Tuan." Jawabnya sambil menujukan jari ke sebuah pintu kamar yang berseberangan dengan kamar ku.

"Bahkan kamar kami berhadapan?? Apa dia ingin mengawasi ku" pikirku.

Di dalam perjalanan aku berpapasan dengan beberapa pelayan mereka memberi hormat padaku.

"Sungguh ini membuatku risih."

Ketika sesampai di taman terlihat sangat bersih dan indah di kelilingi pepohonan, sebuah gazebo klasik putih di taman, terdapat para penjaga di setiap sudut halaman rumah, terlihat kolam kecil berisi ikan hias, jalan setapak dari batu, di penuhi dengan bunga Mawar, bunga Anyelir, bunga Violet, bunga Aster, dan lain lain.

Aku berjalan jalan melihat lihat taman, terkadang aku berhenti sejenak melihat bunga yang bermekaran, Daniel mengikutiku dari belakang "Rumah ini sangat besar untuk di tinggal sendirian." ucapku berbalik badan dan melihat bangunan dengan arsitektur kuno barat.

"Tuan bagaimana Anda istirahat dulu sebentar. " ucap Daniel padaku sambil berjalan menuju salah satu kursi di taman.

"Baiklah."

Kursi terlihat seperti kursi tua taman biasa dengan warna putih, terbuat dari besi terlihat beberapa karat pada beberapa bagian, pada sore itu angin cukup kuat terlihat sedikit mendung.

DEG DEG DEG

Jantungku berdetak lebih kuat dan terasa sesak, mata dan nafasku terasa sangat berat.

"Apa yang terjadi?, ada apa dengan ku sebenarnya??" Aku memegang kepala ku dan menutup mata erat-erat dengan salah satu tanganku, badanku seakan seberat batu dan terjatuh ke tanah, aku dapat mendengar suara Daniel memanggil ku samar-samar.

Di dalam bayangan mimpiku, aku duduk di kursi taman yang sama persis dengan yang ku lihat, terdapat bayangan hitam pekat transparan seseorang wanita dewasa dengan rambut yang di urai berada persis di samping ku dan berdiri seorang pelayan wanita tidak jauh dari ku.

"Apa ini mimpi, lucid dream?, aku tidak dapat bergerak." Aku melihat daerah sekitar dengan menggerakkan bola mataku "Ini halaman belakang?"

Tiba tiba di balik salah satu pohon muncul seseorang bayangan laki laki, wajahnya tertutup bayangan gelap topi hitam tingginya, dia memegang sebuah senjata seperti sebuah pistol, terdengar suara tembakan beberapa kali, peluru pistol tersebut menembus perutku.

"Semua rasanya seakan aku yang mengalaminya, sakit, marah, ketakutan.."

Seketika aku terjatuh, bahkan aku dapat merasakan darah yang mengalir keluar dari perutku, suara teriakkan dan tembakan bergema di telingaku, wanita dewasa itu mengangkat dan memeluk ku erat erat, aku mencoba tetap sadar dan melihat pria yang menembak ku, ia menggunakan setelan jas biru tua, terdapat logo seperti naga di pistol, dan terdapat beberapa bayangan di belakangnya mereka menggunakan logo yang sama di kalung atau gelang mereka.

Pelayan wanita itu berdiri di depanku dan menjadikan dirinya tameng, seketika setangkai bunga violet berlumuran darah, dia tewas tertembak tepat di depanku, aku dapat mendengar suara jantungku berdetak, kejadian itu membuat terberkas di ingatan ku entah itu mimpi atau bukan.

"Bangunn bangunn, kenapa tidak bergerakk? aku harus melakukan sesuatuuu.." Pria itu mengarahkan pistolnya pada aku dan wanita itu.

DOR.

Aku terbangun di tempat tidur ku dengan tirai tempat tidurku tertutup.