Aku adalah seorang pelajar di Sekolah Menengah Atas kelas akhir, kehidupanku tak semenarik cerita fiksi. Hari-hari yang aku lalui di sekolah seperti murid biasa datang ke sekolah lalu pulang, aku juga bukan siswa yang populer hanya memiliki beberapa teman yang benar benar memahami diriku, nilai sekolah pun standar saja bahkan bukan siswa yang berprestasi.
Semua berubah ketika pulang sekolah.
Jam 15:00 bunyi lonceng pulang sekolah, cuaca terlihat mendung sepertinya akan hujan deras "Semua siap beri salam." Ucap ketua kelas sehabis pelajaran, semua siswa lain keluar kelas dan melanjutkan aktivitas mereka masing-masing mulai berada di kantin, ekstrakurikuler dan aku langsung pulang ke rumah sungguh masa SMA yang membosankan.
Aku pergi ke parkiran dan menyalakan motor, di saat-saat jam pulang sekolah jalan akan ramai dipenuhi oleh kendaraan. Ketika di perjalanan pulang hujan mulai turun karena perjalanan ku menuju rumah sudah dekat, maka aku tetap melanjutkan perjalanan. Air hujan mulai membasahi, mencoba fokus berkendara dengan hujan mulai turun deras.
GGGEEERRRKK \\
Tiba-tiba muncul bayangan manusia di depanku bersamaan dengan suara petir, seakan waktu menjadi lambat seketika. Aku membanting setir menghindari sosok bayangan tersebut hingga tergelincir dan terjatuh, ketika membuka mata sebuah truk berada tepat di depanku, badan aku kaku tidak dapat bergerak lagi pun tidak ada cukup waktu untuk menghindar.
"Inikah akhirnya, setidaknya kucingku di rumah sudahku beri makan." Pikirku.
Menutup mataku kuat-kuat berharap tidak merasakan kesakitan lagi. Semua gelap gulita di sekeliling.
"Hah sudah berakhir?" Aku tidak dapat melihat ujung dari kegelapan itu.
Tiba tiba dadaku terasa sangat sakit seakan ada api yang menusuk, aku memegang dadaku dan merasakan seperti api menjalar ke seluruh tubuhku.
"Di.. dimana ini ???" Ketika ku membuka mata.
Aku terbangun di dalam sebuah tabung yang sangat besar berisi air dan terdapat selang di perut dan hidung mulut ku, pandanganku kabur, ada beberapa orang berpakaian seperti dokter melihat keberadaan ku , rasanya sangat mengantuk dan kembali memejamkan mataku.
Ruangan bergaya tradisional barat yang sangat besar didominasi warna putih terdapat kasur dengan tirai yang terikat di sekelilingnya, terdapat meja lampu kecil di samping kasur di sepanjang dinding terdapat kaca yang besar di salah satu sudut ruangan, di langit-langit hanya ada ventilasi udara dan lampu, tidak terdapat pintu hanya diberi sekat antar ruangan kamar mandi, aku terbangun di atas tempat tidur yang sangat empuk bagi ku.
"APAA A..AKU JADI ANAK KECIL?" Ucapku terkejut, melihat ukuran tanganku yang mungil, "Apa aku lahir kembali?" Terdapat selang infus di tangan dan kaki kiriku serta sebuah alat kotak yang terdominasi besi yang sepertinya menuju keadaan kesehatan, aku tidak bisa mengerti apa yang alat itu tampilkan.
Ketika aku sedang mengamati alat tersebut muncul sebuah pintu secara tiba-tiba dan keluar seseorang laki-laki dewasa berumur sekitar 27-an setelan bajunya bukan seperti seorang dokter. Dia menggunakan setelan seperti jas lengkap berwarna merah gelap terdapat hiasan emas di jasnya, menggunakan sepatu berwarna hitam, dia memiliki mata coklat dan rambut hitam, badan tinggi tegap dan setiap langkah kakinya menggambarkan kewibawaan setiap kata yang dia ucapkan pada aku dengan suara lembut. Dia datang menghampiri.
"Bagaimana Keadaanmu ?" tanya laki laki itu "Apa kamu dapat mendengarkan saya? "
"Iyaa.." jawabku.
Laki-laki itu terkejut dengan apa yang aku katakan. Kemudian di pintu yang sama keluar seorang dokter dan perawat mereka menggunakan jas putih panjang hingga lutut pakaian mereka berdominasi dengan warna putih seperti seorang dokter, terdapat pin nama perak di dada jas mereka. Mereka mengecek kesehatan ku dan menanyakan beberapa hal, selagi aku sedang diperiksa, laki-laki berjas menunggu ku.
"Siapa dia?" Ketika para dokter selesai memeriksa ku, lalu para dokter berbicara dengan laki-laki berjas dengan sopan.
"Mungkin dia orang penting atau bahkan pemimpin disini." Terlihat dari setelan pakaian laki-laki itu terlihat mewah.
Aku duduk di kasur dan melihat sekeliling ruangan, laki-laki itu datang dan menghampiri ku dia melihat dengan tersenyum lalu memeluk diriku.
"Siapa dia kenapa dia terlihat sangat bahagia?" pikirku.
"Hah... kita belum perkenalan. " Ucap laki-laki itu, ia melepaskan pelukannya dan berdiri. Dia meletakkan tangan kanannya di dada dan tangan kirinya di belakang punggung lalu membungkuk.
"Nama saya Han Vanz de Kany, Seorang Duke memimpin Wilayah paling selatan Provinsi bagian Zafia de Kany di Kerajaan Agasthya Ira Ekaraj, kamu bisa memanggilku, Tuan Han." Lalu dia berdiri dan tersenyum melihatku.
"A.A..Aku dimana?" tanyaku sambil melihatnya.
"Kamu berada di ruang isolasi gedung penelitian, aku belum memberimu nama ya?" jawab Tuan Han dia duduk di kasur dan memikirkan nama untukku.
"Aku terbangun di badan anak laki-laki dan aku tidak mengerti kenapa aku ada disini bukankah jika aku terlahir kembali aku memiliki ayah atau ibuku, lalu apa hubungannya dengan aku yang terbangun di tabung kaca??" pikirku.
Jika dilihat dari tubuhku sepertinya aku berusia 3-4 tahun, dengan rambut yang berantakan berwarna putih sepinggang, kulit yang sangat putih dengan melihat pantulan diriku dari cermin.
"Mataku berwarna merah?!" gumam ku terkejut.
Para dokter keluar ruangan beberapa detik kemudian seorang pelayan wanita datang membawa makanan menggunakan troli makanan, pelayan itu menggunakan setelan gaun dan celemek rambutnya berwarna coklat yang diikat ia memiliki tanda lahir di pipi kirinya, ia datang menghampiri ku lalu membungkukkan badan tah mengapa dia melihatku dengan sinis.
"Selamat pagi Tuan, saya membawa makan untuk Tuan," kata pelayan wanita itu.
"Hah..iya kamu pasti lapar silahkan siapkan makanannya." Ucap Tuan Han, ia berdiri dan melihat ku.
Pelayan wanita itu langsung menyiapkan makan, dia meletakkan meja kecil di atas kasur dan meletakkan makanan, segelas air putih, piring kecil berisi 3 macam obat, sebuah garpu dan sendok perak di atasnya.
"Sepertinya ini bubur." Pikirku saat pertama kali melihat makan tersebut, makanan itu terlihat seperti nasi yang di haluskan.
"Silahkan minum obatnya sesudah makan." Kata pelayan wanita, ia berdiri tak jauh di belakang Tuan Han.
Aku pun mengambil sendok dan mencoba mencicipi makanannya.
"HAH... rasanya hambar" gumamku dengan wajah yang kecewa.
"Apa kau tidak menyukainya? Nanti akan saya bawakan makanan yang enak enak haha..." kata Tuan Han melihat ekspresi ku ketika mencoba makan ini.
Selama makan siang ini, pelayan dan Tuan Han mereka tetap berada di dalam ruangan, saat selesai makan siang Tuan Han menyuruhku memakan 3 macam obat di piring kecil tadi, aku pun memakannya secara bergantian dan rasa pahit obatnya berbekas di lidah ku.Pelayan itu lalu membersihkan makanan ku lalu pergi meninggalkan ruangan.
"HAH..!! Bagaimana nama kamu RAIN? Apa kamu menyukainya?" kata Tuan Han, ia mendekat dan memegang pundakku "RAIN dapat berarti hujan, mendatangkan kebahagiaan, memberi keberkahan, dan hujan dapat menjadi berkah, bagaimana kamu menyukainya?"
Aku tidak terlalu peduli dengan namaku tapi Rain terdengar terlalu indah untukku, mulai hari ini aku dipanggil RAIN bukan namaku sebelumnya.
Selama 3 hari aku berada di sini, para pelayan dan dokter terus datang bergantian dan memeriksa, aku hanya baring di tempat tidur karena kaki dan tanganku masih diinfus, aku tidak dapat bergerak dengan leluasa, setiap 6 jam para pelayan datang pergantian mengawasi. Aku masih tidak mengerti bagaimana pintu di ruangan ini bisa muncul secara tiba tiba setiap orang ingin masuk di sini.
Suatu hari para dokter melepaskan infus dari kedua tangan dan kaki ku lalu mereka mengajariku berjalan, aku pun mencoba sebisa ku, saat mencoba pertama kali kakiku seperti mati rasa. Selama beberapa hari belajar jalan dengan bantuan alat pegangan besi di dinding kamar, seorang pelayan dan dokter membantu menopang tubuhku. Ketika belajar berjalan beberapa hari kakiku mulai tidak mati rasa lagi dan dapat berjalan seperti biasa.
Beberapa hari sekali pelayan memandikan dan memberikan ku pakaian yang baru. Pakaian yang aku kenakan seperti setelan baju kemeja dan celana kain selutut. Bahan pakaian ini terlihat cukup mahal dan terlihat seperti pakaian tradisional barat kuno. Aku belum bertemu dengan Tuan Han lagi dari saat kami pertama kali bertemu.
Aku tidak diizinkan untuk keluar ruangan isolasi ini, agar aku tidak bosan para pelayan biasanya membawakan aku sebuah mainan dan buku novel, cerita anak-anak, hingga buku ilmiah dan para pelayan menyiapkan makanan ringan untukku seperti kue coklat, roti, macaron dan kue kering lainnya, setidaknya makanan ringan ini rasanya enak.
Saat pertama kali aku membaca buku tulisan dan bahasanya sangat asing bagiku tulisannya terlihat seperti harus kasar dan tanpa makna tapi entah bagaimana aku dapat memahami bahasa asing ini dengan mudah. Aku duduk di kursi, meja ukiran tempat ku membaca berada tak jauh dari kasur para pelayan biasanya menyiapkan makanan ringan di meja ini.
Pada suatu hari ketika aku sedang duduk dan membaca sebuah buku, dadaku terasa sesak dan aku kesulitan untuk bernafas, aku memegang dadaku erat erat berharap rasa sakit ini berkurang, tapi lama-kelamaan sesak di dadaku, kian bertambah dan aku tidak dapat menahannya lagi.
BRAAKK
Aku terjatuh ke lantai bersamaan dengan buku yang kupegang, melihat itu para pelayan langsung menolongku.
"TTUANN ANDA BAIK BAIK SAJAA?, TOLONG MEDISS." Seorang pelayan laki laki menahan tubuh dan berusaha menolong ku.
Rasa sesak di dadaku seakan jantung ku di tusuk-tusuk, lama kelamaan suara yang ku dengar menjadi samar-samar dan aku tak bisa mendengar dengan jelas pelayan itu katakan, ia terus mencoba agar aku tetap sadar. Para dokter datang membaringkanku di atas kasur. Pandanganku mulai kabur dan aku tertidur kembali.
Semua kembali menjadi gelap.