Pov Azizah :
Setelah keluar dari rumah Radit, Azizah menuju halte bis karena jarak rumahnya dan radit cukup jauh. Ketika diperjalanan menuju halte, Azizah berjalan dengan keadaan melamun hingga tak sadar kalau dari arah kirinya ada truk berjalan dengan kecepatan sangat tinggi. Daaannn…. Bruk… "Radit." Ucap Azizah sebelum tak sadarkan diri. Darah menyelimuti area sekitar Azizah, dan beberapa saat datanglah beberapa warga yang membantu membawa Azizah ke rumah sakit.
Sedangkan di rumah Azizah, tanpa sengaja sang Ibu menyenggol bingkai foto Azizah. "Ya Allah kenapa firasatku nggk enak gini.?" Batin sang Ibu. Mendengar ada yang pecah, sang Ayah yang berada dikamar pun keluar dan bertanya pada istrinya. "Ada apa Bu.? Kok sampai bisa pecah gitu." Tanya sang suami. "Nggk papa kok Yah, Ibu nggk sengaja nyenggol bingkai fotonya Azizah." Ucap sang istri. "Ya udah, hati-hati kalau bersihin serpihan kacanya." Ujar sang suami lalu kembali masuk kamar untuk menyiapkan pekerjaannya. Sang Ibu pun membersihkan serpihan kaca yang bercecer dilantai, setelah dirasa bersih sang Ibu pun mencoba menghubungi Azizah namun tidak diangkat. Setelah mencoba menghubungi Azizah namun tak kunjung ada jawaban, akhirnya sang Ibu menghubungi Radit. "Assalamu'alaikum Dit, apa Azizah masih di rumah kamu.?" Ucap sang Ibu didalam sambungan. "Wa'alaikumussalam Bu, maaf Bu tapi Azizah kan sudah pulang dari tadi." Jawab Radit. "Tapi sampai sekarang Azizah belum sampai rumah Dit, terus Azizahnya kemana. Dia nggk pernah pergi sebelum minta izin ke Ibu atau Ayahnya, tapi sekarang dia dimana.?" Ucap Ibu Azizah dengan nada sangat khawatir. "Ibu tenang dulu, coba saya cari disekitar sini semoga Azizah masih di lingkungan ini Bu." Jelas Radit. "Ya udah, kalo ada apa-apa tolong kabarin Ibu ya nak." Ucap sang Ibu. "Baik Bu." Setelah itu sambungan pun terputus, Radit mengambil jaket dan kunci motornya.
Diperjalanan, Radit melihat masih ada beberapa warga yang berkerumun dan akhirnya Radit mencoba untuk bertanya. "Pak disini ada apa ya kok rame banget.?" Tanya Radit pada salah satu warga disana. "Itu dek, barusan ada kecelakaan korbannya cewek berhijab pakek seragam sekolah. Dan kayaknya korban terluka parah, karena liat aja darahnya segitu banyak." Jawab salah satu warga lainnya. Degh.. Radit terkejut akan penuturan salah satu warga itu, fikirannya tertuju pada Azizah. "Korbannya dibawa kemana sekarang pak.?" Tanya Radit lagi. "Dibawa ke rumah sakit sejahtera dek." Jawab warga itu. Dan tanpa basa basi lagi Radit menancap gasnya membelah jalanan untuk menuju rumah sakit sejahtera. "Jangan tinggalin gue Zah." Batin Radit. Dan tak butuh lama akhirnya Radit sampai di rumah sakit sejahtera. "Sus apa ada pasien perempuan korban kecelakaan baru aja dianter kesini.?" Tanya Radit pada salah satu suster disana. "Ouh iya, ada mas sekarang pasien ada di UGD. Masnya lurus aja dari sini lalu belok ke kiri." Jawab suster tersebut. "Makasih." Singkat Radit lalu berlari menuju ruang UGD.
Sampai didepan ruang UGD, Radit mengambil handphone nya guna menghubungi Ibu Azizah. "Halo Bu, maafin saya sekarang Azizah ada di rumah sakit sejahtera karena tertabrak truk." Ucap Radit seraya menahan tangisnya. "Ya Allah Azizah, Ibu bakal kesana sekarang tolong kamu jaga Azizah." Ucap sang Ibu. "Baik Bu." Sambungan telefon pun terputus. Setelah sendirian menunggu kabar Azizah, akhirnya dokter keluar dari ruangan. "Apa anda keluarga dari nona Azizah.?" Tanya sang dokter. "Bukan dok, saya pacarnya. Gimana keadaan Azizah dok?dia nggk kenapa-napa kan.?" Tanya Radit antusias. "Maaf tapi saya butuh tanda tangan dari pihak keluarga untuk melakukan operasi. Keadaan pasien begitu mengkhawatirkan, ada pendarahan di area otak dan harus segera dilakukan operasi." Jelas sang dokter. "Orang tuanya sedang perjalanan kesini dok, apa sekarang saya bisa menemui pasien sebentar saja.?" Tanya Radit. "Boleh tapi hanya sebentar saja. "Baik dok." Radit segera masuk menemui Azizah yang tak sadarkan diri dengan infus menancap ditangannya. Tangis Radit pun tak bisa dibendung lagi, ia tak kuasa melihat wanitanya terbaring lemah. "Maafin aku Zah, aku gagal lindungin kamu." Ucap Radit menggenggam tangan Azizah yang masih belum bisa bergerak. "Maaf mas, lebih baik mas keluar dulu. Karena pihak keluarga sudah menandatangani persetujuan operasi." Ucap salah satu perawat. Radit pun mengangguk dan segera keluar ruangan.
Didepan ruang UGD sudah terlihat kedua orang tua Azizah dengan raut wajah sedih. "Gimana bisa putri saya kecelakaan.?" Tanya Ayah Azizah. "Maaf om, sebenernya waktu Azizah pulang itu dia lagi keadaan marah sama saya." Jawab Radit menyesal. Plaak… Ayah Azizah menampar pipi Radit hingga ujung bibirnya mengeluarkan darah akibat tamparan yang begitu kuat. Radit faham kedua orang tua Azizah merasa sedih dan sangat kecewa akan kelalaian Radit dalam menjaga Azizah."Setelah ini jangan mimpi untuk bisa mendekati Azizah lagi." Tegas sang Ayah. Ditengah perdebatan itu, para perawat mendorong brankar Azizah menuju ruang operasi. Tangis sang Ibu pun pecah dibuatnya, melihat putri kesayangannya tak sadarkan diri. Mereka bertiga pun mengikuti para perawat yang mendorong brankar Azizah hingga sampai diruang operasi. "Mohon maaf lebih baik kalian tunggu diluar saja." Ucap salah satu perawat dan segera menutup pintu ruangan.
"Kalau sampai anak saya kenapa-napa saya tidak akan pernah memaafkan kamu Radit." Ucap sang Ibu yang sedang ditenangkan oleh suaminya. "Maafin saya Bu, om.. saya nggk niat buat Azizah celaka kayak gini. Saya sayank sama Azizah, dan tolong maafin kelalaian saya ini." Ucap Radit bersujud dikaki kedua orang tua Azizah. Sedangkan kedua orang tua Azizah sudah tak percaya kalau Radit bisa menjaga putri kesayank an mereka.
Tak lama kemudian dokter keluar dengan ekspresi wajah yang tak bisa diartikan. "Gimana keadaan anak saya dok.?" Tanya sang Ayah pada dokter yang melakukan operasi Azizah. "Alhamdulillah pasien sudah melewati masa kritisnya, mungkin besok pasien sudah sadar. Tapi kalau sampai besok siang pasien belum sadarkan diri, kita harus melakukan pengecekan pada seluruh badannya." Jelas sang dokter. "Apa sekarang kami bisa menemui pasien.?" Tanya sang Ibu. "Boleh tapi setelah pasien dipindahkan ke ruang pemulihan." Jawab sang dokter dan semuanya mengangguk mengerti.
Setelah Azizah dipindah ke ruang pemulihan, Radit dan kedua orang tua Azizah masuk menemui Azizah. "Kamu nggk papa kan nak.? Mana yang sakit, bilang ke Ibu nak." Ucap sang Ibu dengan keadaan yang menyedihkan. "Kenapa kamu masih disini.? Pergi kamu, dan jangan pernah mencoba untuk bisa mendekati putri saya lagi." Teriak sang Ayah pada Radit yang masih menangis mengingat kebodohannya karena tidak mengantar Azizah pulang.