Tak lama kemudian dokter keluar dengan ekspresi wajah sedih, melihat itupun Ayah Azizah bertanya tebntang keadaan putrinya. "Dok gimana keadaan putri saya, dia baik-baik aja kan dok?" tanya sang Ayah dengan panik. "Maaf pak, keadaan pasien memburuk. Rumah sakit kami belum bisa untuk membantu kesembuhan anak anda karena fasilitas di sini masih kurang lengkap." jelas sang dokter dengan wajah merasa bersalah. "Lalu kami harus bawa anak kami kemana agar dia bisa sembuh dok?" kini Ibunya Azizah yang bertanya. "Pasien harus segera dibawa berobat ke singapura." jawab sang dokter. "Rumah sakit disana lebih lengkap dari pada disini, Insyaa Allah Azizah bisa sembuh setelah dirawat disana." sambung dokter lagi. Mendengar penjelasan sang dokter, Ayah Azizah memutuskan untuk membawa Azizah ke singapura malam ini juga karena tidak ingin menunda kesembuhan putri kesayangannya.
Tepat jam 22.00 kedua orang tua Azizah berangkat menuju singapura dengan keadaan putrinya yang masih koma, mereka berdua tidak menghubungi siapapun tentang pindahan Azizah ke singapura untuk berobat. "Yah, apa kita perlu kabari Radit? kasihan dia kalau ke rumah sakit tapi nggk ketemu sama Azizah." tanya sang Ibu yang teringat pada Radit. "Nggk perlu, kalau dia ke rumah sakit pastinya pihak rumah sakit akan beritahu dia kalo Azizah udah ke singapura." ketus sang Ayah. Ayah Azizah masih menyalahkan Radit akan kecelakaan yang menimpa Azizah, menurutnya Radit salah karena membuat Azizah marah dan berujung pada kecelakaan yang membuat Azizah harus berobat jauh."Ayah ini semua musibah, bukan salah Radit." jelas sang istri namun sang suami hanya menatapnya datar.
Keesokan paginya datanglah Radit dan sang Bunda ke rumah sakit dengan membawakan makanan kesukaan Azizah, namun setelah memasuki kamar Azizah mereka terkejut karena melihat brankar Azizah yang dirapikan oleh perawat. "Lhoh sus, pasiennya kemana? kok nggk ada, apa dia udah di bolehin pulang?" tanya Radit beruntun. "Pasien sudah meninggalkan rumah sakit ini sejak tadi malam, karena keadaan pasien memburuk dan segera kedua orang tuanya memindahkannya ke rumah sakit di singapura." jelas salah satu perawat yang tengah merapikan kamar bekas Azizah. Radit terkejut bukan main, kenapa orang tua Azizah tidak ada yang mengabari bahwa Azizah sempat memburuk dan harus pindah ke singapura. Akhirnya sang Bunda mengajak putranya untuk kembali pulang, melihat putranya yang sedih tak berdaya membuatnya khawatir kalau sang putra kembali pada masa lalunya.
Flashback on>>
Siang itu Radit dan teman-temannya sedang duduk santai di salah satu warkop pinggir kota, tak lama kemudian ada seorang gadis yang menghampirinya. "Kamu ngapain disini, nongkrong nggk jelas sama temen-temen berandal kamu ini?" sungut Risa. Gadis itu adalah Risa, gadis yang ada di masa lalu Radit jauh sebelum mengenal Nela dan juga Azizah. "Kamu bisa nggk, nggk usah pakek teriak gitu. Nggk enak tauk diliatin banyak orang kayak gini, malu-maluin deh." ucap Radit terpancing emosi. Plaakk... Risa menampar Radit cukup keras. "Kamu bilang aku malu-maluin? sekarang aku tanya yang bikin malu itu aku apa kamu? kenapa kamu temenan sama anak berandalan kayak mereka, kebut-kebutan dijalan, suka tawuran juga. Buat apa semua itu, biar kamu kelihatan hebat? Nggk Dit, itu semua nggk bikin loe hebat tapi buat loe kelihatan pengecut. Dan hari ini kita udah nggk ada apa-apa lagi, kita masing-masing." teriak Risa dengan lantang dihadapan Radit, sedangkan teman-teman Radit memilih diam karena ini bukan urusan mereka. "Nggk bisa, loe tetep milik gue. Dan sampai kapanpun kita nggk akan pernah putus." jawab Radit enteng. "Dan tentang teman-teman aku, itu bukan urusan kamu." sambung Radit lagi. "Jadi kamu lebih milih teman-teman berandal kamu dari pada aku? kalo gitu setelah ini, sesuatu terjadi atau aku kenapa-napa kamu nggk perlu cari aku lagi." Setelah mengucapan itu, Risa pun pergi berlari meninggalkan Radit beserta teman-temannya. Radit ingin menyusul Risa yang tengah marah dengannya, namun ditahan oleh teman-temannya. "Nggk usah dikejar Dit, kalo loe kejar dianya malah ngelunjak." ucap salah satu teman Radit, sedangkan Radit hanya menurut dan kembali duduk di kursinya.
Disisi lain Risa tetap berlari dengan menangis sampai sebuah truk menabrak dirinya. "Raaddiiitttt." teriak Risa sesaat sebelum tertabrak. Pyaar... gelas kopi yang dibawa Radit tiba-tiba terjatuh tanpa sebab, membuat Radit teringat akan Risa. "Gue cabut dulu, kalian terusin aja nongkrongnya." ucap Radit dan diangguki oleh semua temannya. Dengan segera Radit mencari keberadaan Risa, akhirnya Radit pun menemukan Risa yang sudah berlumuran darah karena tertabrak truk. "Risa..Risaaa, maafin gue tapi gue minta loe bangun sekarang...hiks..hiks.." ucap Radit menangis tersedu-sedu. Perlahan mata Risa terbuka dan memanggil nama Radit. "Raaaddiiitt... maafin gue." ucap Risa menahan sakit. "Buka mata loe Ris, maafin gue." ucap Radit. "Maafin gue, gue udah nggk tahan sama sakit ini. Gue cuma mau bilang, loe harus berubah kearah yang baik. Dan selamat tinggal, jangan larut dalam kesedihan saat gue udah nggk ada." ucap Risa kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan Radit. "Rrriiiiisssaaaa....." teriak Radit histeris.
Flashback off>>
"Kenapa Bun, kenapa hal ini terjadi lagi. Radit nggk sanggup kehilangan untuk kedua kalinya, cukup Risa yang ninggalin Radit jangan Azizah juga." ucap Radit menjambak rambutnya frustasi. "Udah sayank, kamu do'a in aja semoga Azizah selamat dan cepat sembuh biar cepat kembali ke Indonesia lagi." ucap sang Bunda menenangkan putranya. "Ini semua gara-gara Radit Bun, Azizah kecelakaan dan sekarang koma itu juga kesalahan Radit. Radit bodoh Bun." ucap Radit frustasi. "Kenapa semuanya kejadian lagi, kejadian masa lalu gue dateng lagi ngehantui gue. Tuhan, tolong jangan ambil Azizah dari hamba." batin Radit histeris.
Sedangkan disisi lain, Azizah harus segera melakukan oprasi untuk menghentikan pendarahan yang terjadi diotaknya. Kedua orang tua Azizah menunggu dengan ekspresi wajah berharap. Berharap agar putrinya bisa segera sembuh dan kembali ceria, Ibu Azizah pun kembali teringat dengan Radit. "Yah, Ibu ke toilet dulu bentar." ucap sang istri dan diangguki oleh sang suami. Segera Ibu Azizah menuju toilet, Ibu Azizah mencoba menghubungi nomor Radit dan akhirnya terhubung. "Hallo Radit, sekarang Azizah lagi di oprasi disalah satu rumah dakit Singapura. Maaf kemarin Ibu nggk ngabarin kamu, kamu tau kan sifatnya Ayah Azizah gimana. Dan tolong kamu do'a in Azizah biar cepet sembuh, nanti Ibu kabarin lagi." ucap Ibu Azizah panjang lebar. "Nggk papa kok Bu, iya pasti Radit do'a in. Dan Radit minta tolong, kalau ada apa-apa sama Azizah tolong kabarin Radit secepatnya." Ucap Radit terdengar menyedihkan.