Hati Clara memang rapuh, karena memang ia tak pernah dibentak oleh siapapun. Ini pertama kalinya ia dibentak, itupun oleh kekasihnya sendiri. Clara terus saja berlari menjauhi Alvi, begitupun dengan Alvi semakin mempercepat langkahnya agar bisa menghentikan Clara. "Claraa tunggu." ucap Alvi seraya menahan lengan Clara agar mau berhenti. "Apa? kamu mau bentak aku lagi di depan banyak orang kayak tadi?" ucap Clara dengan nada meninggi. "Maafin aku, aku nggk bermaksud bentak kamu kayak tadi. Aku kelepasan, maafin aku ya." ucap Alvi memelas. "Apa bener kalo aku ini Azizah?" tanya Clara di sela tangisnya. "Bukan sayank, kamu itu Clara bukan Azizah. Kamu pacar tersayankku." ucap Alvi melembutkan nada bicaranya agar Clara mau percaya. Namun dilubuk hati Clara, ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Alvi. "Aku tau kamu lagi nyembunyiin sesuatu dari aku, kalo kamu nggk mau kasih tau aku lebih baik aku cari tau sendiri." ucap Clara menghempas kasar tangan Alvi dari lengannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi, Clara pergi menjauh dari Alvi menggunakan taksi.
Di dalam taksi, Clara terus saja mencoba mengingat Radit. Namun sia-sia, bukannya mengingat malah kepalanya terasa sangat sakit. Merasa kepalanya semakin sakit, Clara meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit. "Pak, ke rumah sakit terdekat dulu karena kepala saya pusing." pinta Clara dan diangguki oleh sang sopir taksi. Sesampainya di rumah sakit, Clara meminta supir taksinya agar mau menunggu sebentar. "Pak, tunggu disini bentar ya." ucap Clara lalu masuk ke dalam rumah sakit.
Langsung saja Clara masuk ke ruangan dokter pribadinya, dan kebetulan sang dokter tidak sedang menangani pasien. "Clara? kepala kamu pusing lagi?" tanya dokter itu dengan nada khawatir. "Iya, kepala saya sakit lagi." ucap Clara jujur sambil memegangi kepalanya yang tersa berdenyut. "Apa kamu memaksa mengingat masa lalumu?" tanya sang dokter. "Sebenarnya bukan memaksa, tapi aku mencoba berusaha mengingat semuanya." jelas Clara sedangkan sang dokter membuang nafas kasar. "Saya sudah bilang, jangan terlalu dipaksa karena nantinya kamu juga yang merasa tersiksa seperti ini." ucap dokter itu dengan sinis. "Iya, maafin saya ini nggk akan terulang lagi." ucap Clara menunduk. "Jaga kesehatannya, pola makan sama obatnya yang teratur istirahatnya juga yang cukup. Nggk usah terlalu memaksa buat inget masa lalu kamu, kasihan sama Ayah Ibumu yang di Singapura khawatir mikirin kamu disini." nasihat dokter itu. "Ini resep obatnya, cuma beberapa vitamin sama pereda nyeri." ucap sang dokter sambil menyodorkan resep obat yang baru saja ia tulis untuk Clara. Setelah itu Clara langsung menebus resep obatnya ke apotek di rumah sakit tersebut, menunggu beberapa lama karena memang banyak antrian.
Saat Clara duduk menunggu obatnya, ia terkejut karena melihat laki-laki yang memanggilnya dengan nama Azizah. "Itukan, orang yang manggil aku Azizah. Aku harus ketemu sama dia, aku mau cari tau kebenaran yang sebenarnya." ucap Clara dan langsung berdiri. Mulai berjalan menuju Radit yang ditemani oleh beberapa teman-temannya. "Radit?" panggil Clara. Radit dan teman-temannya pun menoleh kebelakang menatap orang yang memanggil nama Radit. "Azizah." ucap Radit dengan senyum yang mengembang, dan langsung saja memeluk Clara karena mengira bahwa itu adalah Azizah kekasihnya. Clara hanya diam mematung kala Radit memeluknya erat, entah apa yang dirasakan oleh Clara hingga tanpa sadar ia pun membalas pelukan Radit. Teman-teman Radit hanya diam melihat mereka berpelukan, karena mereka merasa terkejut melihat Clara yang mirip sekali dengan Azizah yang dikabarkan sudah meninggal dunia 6 tahun yang lalu. "Akhirnya kamu nemuin aku, maafin aku ya. Jangan marah lagi ya, jangan tinggalin aku lagi." ucap Radit menangis dipelukan Clara. Sedangkan Clara hanya diam saja, perlahan ada bayang-bayang yang melintas difikirannya. Seperti ia pernah memeluk seorang laki-laki dengan perasaan nyaman seperti ia memeluk Radit saat ini. "Boleh dilepas dulu, aku mau tanya sesuatu." ucap Clara lalu Radit melepas pelukannya perlahan. "Sebenernya kamu siapa,? kenapa aku nggk kenal sama kamu?" tanya Clara yang membuat Radit tertegun. "Ternyata benar, kalo kamu amnesia gara-gara kecelakaan itu?" ucap Radit. "Kamu tau dari mana kalo aku pernah kecelakaan dan amnesia?" tanya Clara sedikit terkejut. "Dit, gue sama yang lain duluan ya." ucap Geo dan diangguki oleh Radit, lalu Geo dan yang lain meninggalkan Clara dan Radit berdua saja. "Kita ke taman rumah sakit aja." ajak Radit dan Clara hanya mengangguk.
Sampai di taman akhirnya Radit menceritakan kejadian 6 tahun lalu pada Clara. "Jadi sebenernya gini, 6 tahun yang lalu Azizah berniat ke rumah gue karena gue sakit. Tapi saat dia pulang dari rumah gue, dia dalam keadaan marah karena gue nggk bisa jawab pertanyaan yang dia tanyain ke gue. Dan karena dia pulang dengan emosi, akhirnya dia nggk fokus sama jalanan sampai-sampai dia ketabrak truk dan koma di rumah sakit. Perlahan dia pulih, tapi malam itu dia mengalami kejang dan rumah sakit disini nggk bisa bantuin nyembuhin dia. Akhirnya dia dibawa ke rumah sakit Singapura sama kedua orang tuanya tanpa sepengetahuan gue. Ayahnya emang nggk suka sama gue, tapi Ibunya udah suka sama gue dan Ibunya ngabarin gue kalo dia ada di rumah sakit Singapura. Tapi saat dia lagi oprasi, Ibunya nelfon gue marah-marah dan ngabarin kalo Azizah udah meninggal. Sejak saat itu gue nggk pernah dapet kabar lagi tentang orang tua Azizah, bahkan gue nggk tau dimana pemakaman Azizah sebenernya. 6 tahun gue ngrasa bersalah sama Azizah, kalo aja gue nggk buat dia marah waktu itu pasti dia masih ada disamping gue." ucap Radit menjelaskan kejadian 6 tahun lalu. "Kenapa bisa sama ya, kata Ayah Ibuku aku juga kecelakaan 6 thn lalu. Ketabrak truk, terus jadinya aku amnesia gini. Dan bener aku juga waktu itu dirawat di Singapura. Apa bener ya kalo aku ini Azizah dan bukan Clara? ucap Clara menatap lekat mata Radit. "Kenapa loe bilang gitu, padahal waktu itu gue panggil loe dengan nama Azizah aja loe marah." tanya Radit penasaran. "Soalnya waktu aku tanya sama Alvi siapa kamu, dan aku ini Azizah atau Clara dia malah bentak aku dan marah." jelas Clara jujur. "Mungkin aja kamu Azizah, karena Alvi dulu juga suka sama Azizah. Bahkan berusaha buat misahin aku sama Azizah waktu itu." terang Radit. Ucapan Radit semakin membuat Clara curiga perihal masa lalu dan identitas aslinya. Benarkah ia itu Clara atau Azizah. "Aku akan coba tanya orang tuaku." ucap Clara dan diangguki oleh Radit.