Chereads / Cinta Diawal Usia / Chapter 22 - 19. Buku Kenangan?

Chapter 22 - 19. Buku Kenangan?

Radit terus saja mencari buku kenangan yang sangat berarti itu, mulai dari lemari, meja belajar, bahkan di bawah tempat tidurnya. Semua sudah ia bongkar kecuali perpustakaan pribadinya, yang berada dibelakang lemarinya. Radit menekan sebuah tombol disamping kanan lemarinya, dan bergeserlah lemari tersebut. Terlihat sebuah pintu pintu terbuat dari bahan jati, kemudian Radit pun membukanya. Radit baru ingat kalau saat ia frustasi karena tak bisa menerima kematian Azizah, Radit meluapkan emosinya di perpustakaan pribadinya. "Ah ini masih sama sejak 6 tahun lalu, waktu gue berantakin semuanya." Gumamnya sendiri. "Lebih baik gue cari aja dulu, moga aja ada." Lirih Radit seraya mencari buku kenangannya. Mulai dari membuka semua buku, dibawah meja, dan akhirnya buku kenangan itu berada di salah satu tumpukan buku yang berserakan. "Akhirnya ketemu juga, makasih ya Allah." Ucapnya.

Setelah menemukan buku kenangan yang sedari tadi ia cari, Radit pun memutuskan untuk merapikan perpustakaan pribadinya. Dimulai membersihkan rak buku, lalu menyusun buku-buku ssesuai kategorinya, dan juga memajang beberapa foto Azizah. "Nah semua udah rapi, foto Azizah juga udah gue pajang. Malem ini gue tidur disini aja deh, sambil mandangin foto-foto Azizah ." ucap Radit dengan senyuman manis yang terukir dibibirnya.

Selesai merapikan perpustakaan pribadinya, akhirnya Radit menutup kembali ruangan pribadinya. "Ya ampun gue lupa, gue kan juga berantakin kamar gue." Ucap Radit sambil menepuk jidatnya sendiri. Dengan terpaksa ia membersihkan dan juga merapikan kamarnya, keadaan kamar Radit sudah seperti kapal pecah. Radit memilih merapikan kamarnya sebelum sang Bunda mengomel karena ia telah mengubah kamarnya yang rapi menjadi berantakan. Selesai dengan kamarnya, Radit pun merasa kelelahan, dan akhirnya ia tertidur sampai malam tiba.

Sang Bunda khawatir karena tak melihat Radit keluar dari kamarnya, lalu sang Bunda memutuskan untuk masuk ke kamar putranya. Terlihat putranya yang tertidur sambil memeluk sebuah buku, karena penasaran pun akhirnya sang Bunda membuka buku tersebut. "Ternyata dia bisa menemukan buku kenangan ini lagi, semoga putraku selalu bahagia." ucap sang Bunda dengan tersenyum.

Saat Bundanya keluar dari kamar, Radit pun mulai terbangun karena mendengar samar-samar suara pintu tertutup. Karena melihat jendela, terlihat langit yang sudah menggelap akhirnya Radit memutuskan untuk mandi. Selesai dengan ritual mandinya pun Radit segera menuju ke meja makan untuk menemani sang Bunda makan malam. "Bunda belum selesai masaknya? butuh bantuan nggk?" tanya Radit dengan senyum yang slalu mengembang. "Kamu bantuin nyiapin aja di meja makan, bentar lagi selesai kok masaknya." jawab sang Bunda. Dengan sigap pun Radit menyiapkan semuanya di meja makan dengan sangat rapi. "Bunda tau nggk kenapa Radit seneng banget?" ucap Radit. "Kamu nemuin buku kenangan kamu kan?" terka sang Bunda. "Bukan cuma itu Bun, kalo soal itu mah cuma salah satunya. Yang bikin Radit seneng itu, Radit ketemu sama gadis yang mirip sama Azizah dan ngakunya sih namanya Clara." jelas Radit. Sang Bunda pun merasa terkejut dengan ucapan putranya. "Yang bener nak? mungkin cuma mirip aja." ucap sang Bunda. "Tapi Radit masih berharap kalau dia itu Azizah, dan bukan Clara." lirih Radit. "Udah, jangan sedih lagi lebih baik kamu makan dulu." hibur sang Bunda. Radit pun menuruti perkataan Bundanya.

Selesai dengan acara makannya, Radit tidak langsung masuk kamar seperti biasanya. Radit memilih untuk menemani sang Bunda menonton TV di ruang keluarga. "Bunda mah nontonnya sinetron mulu." kesal Radit. "Ini bagus tau Dit, liat aja pemerannya. Ganteng dan cantik banget kan, makanya Bunda suka banget." ucap sang Bunda yang membuat Radit jengah. "Gantengan juga Radit Bun, diliat dari mana aja tetep gantengan Radit." Bangga Radit pada dirinya sendiri. "PD banget Dit, tumben kamu mau nonton tv disini biasanya juga kamu nonton di kamar." tanya sang Bunda. "Sekali-kali nemenin Bunda emangnya nggk boleh?" tanya Radit balik. "Nggk papa sih, tumben aja." ucap sang Bunda. Radit hanya diam menatap Bundanya datar.

Selesai menonton tv akhirnya Radit dan juga sang Bunda kembali masuk kamar masing-masing. Di dalam kamar, Radit kembali mengingat pertemuannya dengan gadis yang mirip dengan Azizah. "Dia itu bener Clara atau emang Azizah.?" tanya Radit pada dirinya sendiri. Radit membuka buku kenangannya bersama Azizah, dimana mereka terlihat bahagia bersama. Walau hanya menghabiskan waktu di taman, di sekolah, di rumah Azizah, di rumah Radit, mereka selalu bahagia walau dengan cara yang sederhana.

"Emmt gimana kabarnya sama Nela ya, udah lama nggk ada dia gangguin gue lagi." ucap Radit yang tiba-tiba terfikir dengan keadaan Nela. "Bagus deh kalo dia nggk gangguin gue lagi, tapi sekarang malah Kenya yang gangguin gue. Udah deh gue tidur aja, besok kan hari wisuda." ucap Radit. Radit pun tidur seperti biasa, memeluk foto Azizah dan membiarkan tirai jendelanya terbuka agar bisa melihat suasana malam.

Pagi pun tiba, kini Radit sudah siap dengan baju toga nya. Dengan senyum yang sedari kemarin ia tunjukkan, tak sedikit pun luntur. Selesai sarapan, Radit dan sang Bunda pergi ke kampus Radit. Sesampainya disana mereka dikejutkan oleh kedatangan gadis yang mirip Azizah, bahkan Bunda Radit tak berkedip saat melihat gadis itu untuk pertama kalinya. "Dit, gadis itu yang kamu bilang mirip Azizah?" tanya sang Bunda. "Iya Bun, gimana bener kan dia mirip Azizah." jawab Radit. Mereka berdua turun dari mobil, dan hendak menemui Clara. Namun mereka berhenti ketika seorang laki-laki menyapa Clara dan bahkan memeluknya, Radit merasa kenal dengan sosok laki-laki itu. "Alvi?" gumam Radit. Alvi dan Clara terlihat seperti sepasang kekasih, hal itu membuat Radit curiga.Pasalnya, dulu Alvi pernah mencintai Azizah tapi sekarang ia sedang bermesraan dengan Clara yang mirip dengan Azizah. Radit curiga kalau sebenarnya Clara adalah Azizah, namun entah karena apa Azizah tidak mengenalnya. "Bun, Radit jadi curiga kalau Clara itu sebenarnya adalah Azizah." tegas Radit. "Kamu bisa bilang gitu dari mana nak?" tanya sang Bunda. "Karena dulu Alvi suka sama Azizah, dan sekarang tiba-tiba Alvi deket sama Clara gadis yang mirip banget sama Azizah. Atau mungkin Azizah amnesia gara-gara kecelakaan itu, dan karena itu Alvi coba deketin Azizah dan biarin Azizah lupa sama aku." ucap Radit yang membuat sang Bunda jadi sedikit mengerti tentang situasi ini. "Kamu bener nak, itu bisa aja. Mungkin orang tua Azizah masih marah sama kamu soal kecelakaan itu, dan buat Azizah nggk inget sama kamu lagi." ucap sang Bunda yang diangguki oleh sang putra. "Kalo bener dugaan gue, berarti gue harus buat Azizah inget sama gue lagi." batin Radit.