Chereads / Cinta Diawal Usia / Chapter 21 - 18. Mirip?

Chapter 21 - 18. Mirip?

"Mungkin bagi loe Azizah udah nggk ada, tapi buat gue Azizah slalu ada disamping gue. Dan satu yang harus loe tau, gue cuma cinta sama Azizah dan bukan loe." ucap Radit penuh penekanan. Mendengar Radit yang sangat mencintai Azizah membuat Kenya semakin kesal, hal yang saat ini Kenya inginkan adalah Radit. Setelah mengucapkan kalimat itu, Radit memilih untuk pulang. Namun ketika diperjalanan pulang, ia seperti melihat sosok Azizah di depan toko buku. "Itu bukannya Azizah ya, tapi kata Ibunya kan Azizah udah meninggal. Apa jangan-jangan Ibunya bohongin gue ya?" ucapnya menggerutu sendiri di dalam mobilnya. Radit pun memilih keluar dan memastikan apakah yang ia lihat barusan adalah Azizah atau orang lain. Di dalam lubuk hati Radit yang paling dalam masih menginginkan kalau Azizah masih hidup. "Azizaah..?" teriak Radit dengan sangat lantang, namun yang dipanggil tidak menoleh sedikit pun. Karena Azizah tidak merespon Radit, akhirnya Radit berlari dan menahan lengan Azizah. "Zah, kamu masih hidup?" tanya Radit pada Azizah. "Maaf tapi saya bukan Azizah, nama saya Clara." ucap gadis itu. "Nggk mungkin, coba kamu lihat foto ini! kamu itu Azizah dan bukan Clara." tegas Radit dengan menunjukkan foto diponselnya, foto dimana Radit dan Azizah sedang duduk berdua. "Kok wajahnya mirip sama aku ya." tanya gadis itu. "Karena kamu emang Azizah." tegas Radit. Namun ucapan Radit malah membuat gadis itu pergi melangkah, menjauh dari Radit.

"Dia bener Azizah, nggk mungkin gue salah ngenalin Azizah. Orang yang gue tunggu 6 tahun ini, orang yang gue sayank." batin Radit. "Walaupun penampilannya beda, tapi dia tetep Azizah. Tapi kenapa dia nggk kenalin gue, apa yang sebenernya terjadi sama Azizah.?" tanyanya sendiri.

Karena sudah kehilangan jejak Azizah, Radit memutuskan untuk kembali pulang. Disepanjang perjalanannya, Radit tetap memikirkan tentang gadis yang mirip dengan Azizah. "Clara.?" gumamnya sendiri. Sesampainya di depan rumah, Radit masih melamun didalam mobilnya hingga sang Bunda menghampirinya. "Kamu kenapa nggk masuk ke rumah sayank?" tanya sang Bunda. "Eh Bunda, nggk papa kok Bun." jawab Radit setengah terkejut. "Bun, tadi aku lihat ada gadis yang mirip banget sama Azizah. Apa mungkin Azizah masih hidup ya Bun, terus Azizah masih marah sama aku. Makanya dia nggk mau kenal sama aku lagi." ucap Radit lirih, tak terasa air matanya kembali jatuh membasahi pipinya. "Nggk nak, kalaupun Azizah masih hidup. Pasti dia akan temui kamu, tapi nyatanya nggk kan? berarti gadis itu bukan Azizah, hanya mirip saja." jelas sang Bunda sedangkan Radit menghapus air matanya dengan kasar. "Aku akan cari tahu tentang gadis itu, dia benar Clara atau emang Azizah." ucap Radit memantapkan hatinya. Dan sang Bunda tersenyum melihat putranya yang sempat terpuruk selama 6 tahun ini, kembali bersemangat walaupun tak mungkin Azizah masih hidup.

Sang Bunda pun mengajak Radit segera turun dari mobil dan masuk ke rumah, agar Radit bisa beristirahat. "Udah, masuk yuk. Kamu juga harus istirahat, kamu juga belum makankan?" tanya sang Bunda dan hanya dibalas senyum oleh Radit. Radit pun menuruti perkataan Bundanya, sesampainya di kamar Radit langsung mengambil bingkai foto yang slalu menemaninya selama 6 tahun terakhir ini. "Hey, tadi itu bener kamu atau bukan sih? kalau bukan, kenapa wajahnya mirip banget sama kamu? kamu tau nggk kalau aku kangen banget sama kamu." ucap Radit memandang bingkai fotonya, seolah yang diajak bicara olehnya adalah Azizah. "Emmt, aku ngantuk nih. Tapi kali ini kamu harus dateng di mimpi aku, nggk boleh lupa ya." lirihnya sambil tersenyum. Akhirnya Radit pun tertidur dengan memeluk bingkai fotonya.

Di alam mimpi Radit :

Seolah Radit sedang berada di taman belakang sekolahnya dulu, ia duduk sendiri di salah satu bangku kosong. Disana hanya ada dia, namun tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. "Sayank?" ucap Radit lalu menoleh kebelakang. Didapatinya Azizah yang sedang tersenyum memeluknya dari belakang. "Kamu masih hidup kan?" tanya Radit dengan deraian air mata yang tak bisa ia bendung lagi. Bukannya menjawab pertanyaan Radit, Azizah malah tersenyum sambil duduk disamping Radit. "Ayo jawab, kamu masih hidup kan? kamu nggk mungkin tinggalin aku kan?" tanya Radit lagi. "Mana mungkin aku ninggalin kamu, kecuali kamu yang ninggalin aku dulu. Karena kalau kamu hidup, aku juga hidup." ucap Azizah tak hentinya memberikan senyuman manisnya. Radit pun langsung memeluk Azizah erat, meluapkan semua kerinduan yang ia rasakan selama ini.

Setelah melepas pelukannya, akhirnya Radit bertanya lagi. "Terus yang aku lihat di toko buku itu, kamu atau Clara?" tanya Radit. Lagi-lagi Azizah tak menjawab dan hanya memberikan senyuman manisnya. "Tolong jawab aku Zah." ucap Radit meminta penjelasan Azizah. "Kalo kamu mau tau, ya kamu harus cari tahu." jawab Azizah seraya menghapus air mata Radit. "Udah dulu ya, kamu harus semangat lewatin ini semua. Aku yakin kamu kuat kok." ucap Azizah seraya menghilang dari hadapan Radit. Setelah itupun Radit bangun dari tidurnya dengan pipi yang masih terlihat basah. "Azizah masih hidup, dan mimpi tadi serasa nyata. Air mata gue kayak ada yang ngehapus." ucapnya lalu memegangi kedua pipinya. "Gue bakal buktiin kalo loe masih hidup Zah, dan firasat gue benar adanya." ucap Radit mantap.

Karena merasa lapar, akhirnya Radit keluar kamar menuju meja makannya. Terlihat sang Bunda tengah menyiapkan makan malam. "Bunda masak apa buat makan?" tanya Radit. "Tumis kangkung nak, sama goreng tempe." ucap sang Bunda. "Tumis kangkung sama tempe goreng, makanan kesukaan Azizah Bun. Dulu Azizah pernah masak tumis kangkung sama tempe goreng, waktu itu Radit juga makan masakan Azizah. Enak banget Bun masakannya, persis sama masakan Bunda." ucap Radit tersenyum. Sang Bunda menghentikan aktivitasnya, dan mengelus pundak putranya. "Yang sabar nak, kalau memang Azizah masih hidup pasti kamu akan ketemu sama dia." ucap sang Bunda mencoba menenangkan putranya. Radit tersenyum mendengar ucapan Bundanya, dengan cepat Radit mengambil piring untuk makan. "Bun, Radit mau makan yang banyak ya. Soalnya ini makanan kesukaannya Azizah, jadi mulai sekarang ini juga jadi makanan kesukaannya Radit." ucap Radit bahagia. "Alhamdulillah, sekarang Radit udah mulai semangat lagi. Semoga Azizah memang benar masih hidup, dan semoga Azizah kembali lagi sama Radit biar anakku bahagia." batin sang Bunda.

Setelah acara makan selesai, Radit kembali ke kamarnya karena ingin mencari buku kenangannya bersama Azizah yang sempat ia hilangkan 6 tahun lalu. Sampai di dalam kamar, Radit membuka lemari dan membuang semua bajunya guna mencari buku kenangan yang pernah ia lempar entah kemana saat mendengar kabar kematian Azizah. "Dimana sih gue lemparnya, kok nggk ada." gumamnya sendiri.