Disisi lain Azizah mendapatkan firasat buruk, hatinya begitu tak tenang memikirkan Radit karena sedari tadi belum bisa dihubungi. Azizah seperti orang yang kebingungan, mondar mandir didalam kamarnya sendiri. Hingga sang Ibu masuk kekamarnya pun Azizah tak menyadari keberadaan Ibunya yang sedang menatapnya. "Kamu ngapain nak mondar mandir kayak orang bingung.?" Tanya sang Ibu. "Ya Allah Bu." Ucap Azizah melonjak kaget. "Dari kapan Ibu masuk kesini, kok Azizah nggk tau.?" Tanya Azizah. "Dari kamu mondar mandir kayak orang kebingungan." Jawab sang Ibu enteng. "Aku kok jadi khawatir gini ya Bu sama Radit, dari tadi perasaan aku nggk enak terus mikirin dia. Terus juga nomornya nggk aktif, aku takut dia kenapa-napa dijalan." Ucap Azizah dengan nada khawatir. "Mungkin dia masih sibuk, besok juga dia kesini buat jemput kamu. Jadi tunggu sampek besok ya, kalo besok belum ada kabar baru kita coba kerumahya. Lebih baik sekarang kamu sholat Isya' dulu, terus makan malam dan langsung tidur." Ucap sang Ibu. "Iya Bu." Jawab Azizah singkat. Sang Ibu pun keluar dari kamar, dan Azizah langsung menjalankan perintah Ibunya yaitu sholat Isya' dan makan. Selesai makan pun Azizah langsung berbaring ditempat tidurnya, dan mencoba untuk menghubungi Radit namun masih nihil. Akhirnya Azizah memutuskan untuk tidur.
Keesokan harinya, Azizah sudah siap dengan seragamnya dan menenteng tas sekolahnya. Namun jam sudah terlihat pukul 6.25, tidak biasanya Radit telat menjemput Azizah. Tingg… handphone Azizah berbunyi, ternyata pesan dari Radit kalau dia tidak bisa menjemput karena sakit. "Ya ampun ternyata dia sakit, emmt kalau gitu nanti sepulang sekolah aku kerumahnya deh." Monolognya Azizah. Setelah membaca pesan Radit, Azizah pun meminta Ayahnya untuk mengantarkanya ke sekolah karena Radit tidak bisa menjemput. "Ayah bisa nggk anterin Azizah berangkat sekolah.?" Tanya Azizah pada Ayahnya. "Emangnya si Radit kemana, tumben banget dia nggk jemput kamu." Tanya sang Ayah. "Radit sekarang sakit Yah, rencananya nanti sepulang sekolah aku kerumahnya mau jenguk. Bolehkan Yah.?" Ucap Azizah. "Boleh tapi jangan lama-lama, sekarang Ayah anterin kamu berangkat." Balas sang Ayah. Azizah pun berangkat setelah berpamitan pada Ibunya.
Sesampainya digerbang depan sekolah, Azizah bertemu dengan teman-temannya. "Raina, Kenyaa." Teriak Azizah memanggil kedua temannya. Yang merasa dipanggil pun menoleh, sedangkan Azizah berlari menghampiri keduanya. "Tumben banget dianter bokap, biasanya juga bareng Radit." Tanya Raina. "Eh bokap loe datang kapan kok tau-tau udah bisa nganter." Tanya Kenya kemudian. "Radit lagi sakit, terus bokap gue pulang kesini udah 2 hari yang lalu." Jawab Azizah. Sedangkan kedua temannya hanya ber oh ria, setelah itu mereka bertiga melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Bel masuk pun berbunyi dan disusul oleh guru yang masuk kelas, pelajaran pun dimulai seperti biasa.
Skip>>
Bel istirahat berbunyi, karena Radit tidak masuk sekolah akhirnya Azizah pergi ke kantin bersama kedua temannya. Sesampainya di kantin mereka memesan makanan dan juga minuman, setelah beberapa lama akhirnya pesanan mereka datang. Mereka pun menyantap pesanan yang sudah datang, mereka fokus pada makanannya. Namun tiba-tiba ada seseorang yang menggebrak meja mereka. Bbbbrrraaakkkkkk, suara meja digebrak dan ternyata itu ulah Alvi. Seorang laki-laki yang pernah menyatakan cinta kepada Azizah, namun ditolak mentah-mentah karena terkenal nakal dan playboy. Azizah, Raina, Kenya terlonjak kaget mendengar meja di pukul. "Ngapain loe, ganggu aja." Ucap Raina. "Tau nih sih Alvi." Sahut Kenya, sedangkan Azizah memilih diam menyimak perdebatan mereka . "Gua mau ngomong sama Azizah, loe pada diam aja deh." Ujar Alvi dengan ketus. "Kalo mau ngomong ya yang baik-baik aja dong, gak usah pake gebrak meja kali, bikin orang kaget aja."Ucap Raina dengan nada sedikit tinggi. Azizah masih terdiam sambil menatap tajam pada Alvi karena sudah membentak temannya. "Loe ikut gue, gue ada perlu." Ucap Alvi menarik paksa tangan Azizah dan membawanya pergi dari kantin. Sedangkan kedua temannya berniat mengikuti namun ditahan oleh teman-teman Alvi. "Lebih baik kalian nggk usah ikut, lagian mereka cuma sebentar." Ucap salah satu teman Alvi. Sedangkan salah satu penghuni kantin menelfon Radit. "Hallo Dit, Azizah ditarik paksa sama si Alvi. Tuuttt.." ucapnya lalu mematikan sambungan.
Disisi lain, Alvi membawa Azizah ke taman belakang. "Gue mau loe jauhin Radit, dan loe terima gue." Ketus Alvi. "Emang loe siapa berani ngatur-ngatur hidup gue, inget ya loe itu bukan siapa-siapa gue." Ucap Azizah sedikit meninggikan suaranya. "Gue nggk suka loe deket sama cowok selain gue, paham!?" sinis Alvi. "Gue sukanya sama Radit bukan loe, jadi berhenti gangguin gue." Ucap Azizah lantang setelah itu Azizah meninggalkan Alvi yang masih diam ditempat. "Kenapa loe jadi sekasar gini, dulu loe nggk pernah teriak-teriak tapi sekarang.?" Monolognya. Alvi sangat mencintai Azizah, namun karena sifat dan kebiasaannya yang suka main perempuan membuat Azizah merasa bahwa Alvi adalah anak yang tidak baik. Namun setelah mengenal Azizah, Alvi berubah sedikit demi sedikit hanya agar Azizah mau menerimanya. Namun itu sia-sia, karena Azizah pernah melihatnya masuk ke club malam bersama seorang gadis.
Pov Azizah :
Azizah berlari menuju kelasnya karena ini sudah mepet dengan bel masuk, terlihat kedua temannya menunggu kedatangannya didepan kelas dengan raut muka khawatir. "Loe nggk diapa-apain kan sama si Alvi itu.?" Tanya Kenya khawatir. "Nggk kok, gue nggk papa. Emmt, dan tolong jangan pernah kasih tau Radit kalo Alvi berani narik-narik paksa tangan gue tadi ya." Pesan Azizah pada kedua temannya. "Oke nggk masalah." Jawab Kenya. "Tapi loe beneran nggk papa kan Zah.?" Kini Raina yang bertanya. "It's okey, gue nggk papa." Ucap Azizah meyakinkan kedua temannya. Akhirnya bel masuk berbunyi, semua murid masuk kedalam kelasnya masing-masing dan pelajaran pun dimulai.
Sedangkan disisi lain, Radit harus teratur meminum obatya dan juga cukup beristirahat. "Kamu nggk kabarin Azizah kalo kamu abis diserang.?" Tanya sang Bunda. "Radit cuma bilang kalo Radit sakit Bun, nggk kebayang gimana Azizah kalo tau aku abis diserang." Jelas Radit pada sang Bunda. Setelah meminum obatnya, sang Bunda menyuruh anaknya untuk beristirahat. "Kamu istirahat aja ya nak, Bunda tinggal sebentar buat masak makan siang." Pamit sang Bunda dan Radit hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah kepergian sang Bunda, Radit mengambil ponselnya guna menghubungi salah satu temannya. "Cari tau tentang Alvi, siapa dia dan juga latar belakangnya." Ucap Radit. "Siap." Balas yang diseberang sana. "Loe udah berani kasar sama cewek yang gue sayank, jadi loe akan segera dapat balesannya dari gue." Batin Radit.