Chereads / Cinta Cowok Dingin / Chapter 17 - Kaget

Chapter 17 - Kaget

Happy Reading

.

.

.

"Dwiiiii" teriak Briyan sambil berlari.

Brakkkkk

"Aduh" keluh Briyan saat tangan nya terhentak pintu.

"Lo ngapain sih pagi-pagi udah berisik aja" omel Dwi yang terpaksa bangun karena teriakan Briyan yang memekakkan telinga.

"Hehe gue mau jemput lo biar gak bisa bolos lagi, Loh kok lo belum mandi sih?" heran Briyan saat melihat Dwi yang masih menggunakan piyamanya.

"Hais berisik keluar sana" usir Dwi kesal.

"Ya udah gue tunggu dibawah" kata Briyan sambil berjalan keluar kamar Dwi.

"Iya sono" usir Dwi sambil menggiring Briyan keluar dari kamarnya.

Brakkkkk

Setelah berhasil mengusir Briyan Dwi langsung mengunci pintu kamarnya agar tidak kecolongan seperti tadi. Untung saja tadi dia baru bangun tidur bukan baru selesai mandi gimana coba nasibnya kalau Briyan masuk ke kamarnya seperti tadi saat dia baru selesai mandi bisa-bisa bukan cuman dijodohkan tapi mereka langsung dinikahkan.

"Non kok di konci bibi kan belum keluar?" tanya Bik Minah yang terlupakan.

"Eh ya ampun maaf buk lupa kalo masih ada bibi disini heheh" jawab Dwi salting sambil membukakan pintu untuk Bik Minah.

"Dasar pagi-pagi udah disamperin pacar gini-gini lupa segalanya" ejek Bik Minah sambil berjalan keluar dari kamar Dwi.

"Pacar apaan sembarangan bibi mah" sanggahan Dwi cepat, enak saja pacar perjodohan saja belum dia setujui gimana bisa jadi pacar.

"Aduh non mah malu-malu, udah ah cepat mandi sana kasian atuh Den Briyan nya nunggu lama" goda Bik Minah lalu langsung pergi agar membuat Dwi kesal.

"Gak gitu Bik" teriak Dwi karena Bik Minah sudah mulai menjauh dan tentu saja tidak didengar.

.

.

.

"Pagi mom dad" sapa Dwi sambil menghampiri orang tuanya yang sedang menunggu nya di meja makan.

"Pagi sayang" jawab kedua orang tua Dwi.

"Gue gak disapa?" tanya Briyan sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Apaan sih lo dugong, ngapain masih disini mau minta makan ya jangan-jangan lo gak di kasih makan di rumah" ejek Dwi saat melihat Briyan yang sudah mulai makan sarapannya padahal orang tua nya saja belum mulai.

"Ya mau gimana lagi abis masakan mommy enak sih" jawab Briyan sambil memakan sarapannya.

"Haha gue baru tau kalau Bik Minah itu ternyata mommy lo" ejek Dwi semakin menjadi.

"Pruff ko-k Bik Minah sih?" kaget Briyan sampai menyemburkan makanan di dalam mulutnya.

"Jorok banget sih" seru Dwi sambil melihat Briyan dengan tatapan jijiknya sedangkan kedua orang tuanya hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Lo tu ngagetin gue, oh iya kok jadi Bik Minah?" ulang Briyan bertanya.

"Ya kan yang buat sarapan Bik Minah Mommy gue mana bisa masak" jawab Dwi santai sambil meminum susunya.

"Sudah-sudah ayo cepat sarapannya nanti telat loh" lerai mommy Dwi lembut.

"Tunggu bukannya dulu setiap lo bawa bekal selalu bilang dengan bangga kalo itu masakan mommy lo?, lagian masakan ini rasanya sama kok dengan yang Lo dulu bawa" tanya Briyan heran sedangkan Putri Mommy Dwi melihat anaknya dengan heran.

"Ya gimana lagi abis dulu Iren pamer bekal buatan Mama nya terus sih, gue kesal makanya gue minta Bik Minah buat bekal untuk gue" jawab Dwi santai sambil memakan sarapannya.

"Maaf ya itu gara-gara Mommy gak bisa masak" Putri merasa bersalah kepada putrinya itu karena kurang memberi perhatian kepada Dwi.

"Gak papa justru karena mommy gak bisa masak Dwi jadi bisa makan makanan Bik Minah yang enak" hibur Dwi sekalian mengejek mommy nya itu agar mommy nya tidak terlalu merasa bersalah kepadanya.

"Hiss apaan sih kamu, tunggu aja sebentar lagi kamu bakal bisa makan bekal buatan mommy karena mulai sekarang mommy bertekad untuk belajar masak" kata Putri penuh semangat.

"Hah" kaget Dwi dan Atan tak percaya.

"Apa kenapa?" sedangkan Briyan malah kaget karena suara Atan dan Dwi.

"Mommy gak usah gak papa deh lagian aku juga kalo makan ya tinggal kekantin jadi mommy gak usah repot-repot" tolak Dwi berusaha menghentikan mommy nya itu.

"Gak bisa gitu dong tadi waktu dengar cerita kamu mommy sedih banget tau gak, mommy ngerasa belum jadi mommy yang baik buat kamu" kata Putri memelas membuat Dwi tak bisa menolak lagi jadi Dwi segera mengkode Daddy.

"Iya mom Dwi udah besar kamu gak usah mempersulit diri sendiri, aku gak mau kalo nanti kamu sakit" bujuk Atan kepada istrinya itu.

"Gak papa dad anggap aja aku sekalian olahraga jadi sehat" kukuh Putri keras kepala membuat Dwi dan Atan hanya bisa menghela nafas.

"Sudah kan sarapannya, cepat pergi sekolah sana nanti telat loh" Putri mengingatkan Dwi dan Briyan.

"Iya mom"

"Iya Tante"

Jawab Briyan dan Dwi berbarengan.

"Oh iya dad, Daddy kenal sama kak Ega ya?" tanya Dwi baru ingat akan Ega.

"Ega hmm Ega mana Wi?" tanya balik Atan pada Dwi.

"Aduh emang nama Ega banyak ya Pi?" bingung Dwi.

"Banyak ada Ega kantor bagian keuangan, ada Ega dari perusahaan Wijaya, ada juga Ega Dokter anaknya pak Susilo, terus ada juga..." jelas Atan terputus.

"Stop stop stop dad yang tadi Ega dokter" Dwi menghentikan Daddy nya yang sedang berbicara.

"Oh Ega anak pak Susilo, kamu ingat dia?" tanya balik Atan pada Dwi.

"Ingat?" Dwi bertanya-tanya seingatnya dia baru kenal Ega kemarin.

"Loh kamu gak ingat?" tanya Atan lagi.

"Ingat apa dad?"

"Atan itu yang dulu suka kamu gelendotin sampai-sampai dia susah kalo mau main dengan temannya soalnya kamu gak mau lepas dari dia" terang Putri kepada anaknya itu.

"Ih masa sih aku gak ingat tuh" kata Dwi tak percaya.

"Ya wajar lah waktu itu kan kamu baru umur 3,5 tahun" Atan memberi penjelasan kepada putrinya.

"Masa sih?" tanya Dwi masih tak percaya.

"Iya sudah sana ini udah jam 06.42 loh kalian mau terlambat" kesal Putri karena Dwi malah mengulur-ulur waktu.

"Hehe Iyo mom" Dwi cekikikan.

"Om,Tante saya sama Dwi izin sekolah dulu ya" pamit Briyan sambil salim dengan kedua orang tua Dwi, sebenarnya dari tadi dia terus melihat jam di tangan nya karena takut terlambat tapi melihat percakapan keluarga itu dia jadi tak enak jika harus menghentikannya, untung saja ada Tante Putri.

"Mom, dad, Dwi pergi dulu ya" izin Dwi sambil mengecup tangan kedua orang tuanya.

"Iya sayang hati-hati ya" kata Putri sambil mengelus kepala Dwi sedangkan Atan hanya mengangguk.

"Dah"

.

.

.

"Eh mana mobil lo?" tanya Dwi saat tidak dapat menemukan mobil Briyan di depan rumahnya.

"Gue gak bawak mobil" jawab Briyan sambil memainkan kunci di tangannya.

"Lah terus itu kunci apa?" tunjuk Dwi kepada kunci di tangan Briyan.

"Itu" jawab Briyan sambil menunjuk ke belakang Dwi.

"What" kaget Dwi.

.

.

.

TBC....