Happy Reading
.
.
.
#RS.Mutiara#
"Dila ruang Fian yang mana?" tanya Evi teman Dila.
"Gue gak tau juga" jawab Dila pelan.
"Coba deh telpon mamah Fian tanyaain" saran Evi membuat teman-teman sekelasnya jengah karena tingkahnya yang terlalu menjodoh-jodohkan Dila dengan Fian.
"Gak perlu tanya resepsionis aja" potong Fatan yang tidak suka bertele-tele.
"Iya itu disana cepat" tunjuk Joe sambil mengarahkan teman-teman.
Drap drap drap
"Permisi, Sus ruangan atas nama Aldi Alfian Fahreza dimana ya?" tanya Joe kepada suster yang berjaga.
"Sebentar saya cek" jawab suster itu lalu mengutak-atik komputer didepannya.
"Pak Fian di ruang VVIP mari saya antar" kata Suster itu lalu memimpin jalan.
"Ayo ayo cepat" bisik-bisik mereka heboh.
"Ini ruangannya, silahkan saya pergi dulu" setelah mengatakan itu Suster itu pun pergi meninggalkan mereka.
"Dari mana kamu?" terdengar suara wanita dari dalam ruangan membuat Joe yang bersiap mengetuk pintu menghentikan niatnya.
"Gak ada" sahut suara laki-laki didalam ruangan.
"FIAN MAMA TANYA DARIMANA KAMU?" teriak suara wanita itu yang ternyata adalah Mama Fian.
"Mama bisa diam gak sih aku mau istirahat" jawab Fian dingin.
"Hiks hiks...kamu tau gak sih mama khawatir nyariin kamu dimana-mana gak ketemu" tangis Mama Fian tak terbendung lagi.
"MASUK" teriak Fian tak memperdulikan tangis Mamanya.
Brukkk
Joe jatuh tersungkur karena pintu tempat mereka menguping tiba-tiba terbuka karena mereka yang saling dorong ingin mendengarkan pembicaraan Fian dan Mama nya.
"Hehe ha-halo Tante" kata Joe kikuk.
"Halo Tante" kata mereka berbarengan.
"Ha-halo" jawab Mama Fian sambil menghapus air matanya.
"Silahkan masuk Tante mau keluar dulu" lanjut Mama Fian lalu pergi meninggalkan mereka.
"Iya Tante hati-hati" sahut mereka.
"Mana yang lain?" tanya Fian saat tidak melihat Dwi dan malah mendapat tatapan tajam dari Briyan yang memang tidak menyukainya.
"Siapa yang lo cari?" tanya Fatan yang langsung duduk disisi ranjang Fian.
"Gak ada" sahutnya pura-pura.
"Wih bonyok" ejek Agung saat melihat muka Fian yang penuh lebam.
"Lo mau juga" ancam Fian.
"Hahah gak gak entar gue gak ganteng lagi" sahutnya PD sambil duduk di sebelah Fatan.
"Duduk bawak lo" kesal Fian sambil menendang pantat Agung dan Fatan.
"Kok gue juga sih" protes Atan karena dia merasa tidak membuat Fian marah tapi kenapa dia kena juga.
"Sempit" alasan Fian.
"Hais" kesal Fatan.
"Hm Fian kita semua kesini mau jenguk kamu, gak ganggu kan?" tanya Dila lembut.
"Kalo gue bilang ganggu kalian mau pergi? gak kan jadi gak usah nanya" jawab Fian tajam.
"Eh Fian lo kok gitu sih sama Dila" marah Evi.
"Emang gue gimana hah?" tanya Fian menantang.
"Dila kesini khusus mau nengok lo, tapi kok lo gitu sih" marah Evi tak terima Fian kasar pada Dila.
"Emang gue minta dia datang?" tanya Fian santai.
"Lo kok ngeselin banget sih" kesal Evi tidak bisa menang melawan kata-kata Fian.
Srupp srup
Milla meminum minuman di meja tanpa diminta.
"Apa?" tanya Milla garang saat Fian memelototi nya.
"Emang gue udah nawarin lo minum?" tanya Fian.
"Bodo amat lo mah pelit, kalo nunggu lo nawarin keburu kering tenggorokan gue" jawab Milla tak tau malu.
"Haha makan-makan tu di laci masih ada roti ambil abisin" kekeh Fian melihat tingkah Milla.
"Eh Joe ambilin rotinya di laci sebelah lo itu" pinta Milla tak tau malu.
"Benar-benar lo ya gak bisa di tawarin dikit langsung sikat coba aja kalo yang nawarin cuman basa-basi dan lo gak peka pasti kesel banget" omel Joe.
"Bodo amat makanya kalo cuman mau basa-basi sama gue mendingan gak usah" sahutnya tidak memperdulikan teman-temannya yang geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.
"Lo gak mau?" tawar Milla pada Dila.
"Gak deh gue lagi diet" tolak Dila.
"Ya udah, kalian mau gak" tawarnya lagi pada teman-teman sekelasnya yang lain.
"Gue minta"
"Gue gue"
"Gue mil"
Ricuh mereka karena sepotong roti.
"Tadi aja pada jaim bilang mau giliran di tawarin pada ngabisin" omel Milla saat melihat sisa rotinya tinggal sepotong.
"Abis liat lo makan banyak banget jadi pengen" jawab Fatan yang sedang lesehan di lantai.
"Abisin aja tapi jangan lupa di beresin" sahut Fian memperingati.
"Bawel" jawab Milla tak peduli.
"Fian yang meja lo itu keknya enak tu" perhatian Milla teralihkan saat melihat kue di samping ranjang Fian.
"Bener-bener lo ye gak ada malu" celetuk Agung.
"Hahah" tawa Briyan.
"Briyan lo ngetawain gue?" tanya Milla dengan muka memelas.
"Eh gak kok kelepasan" jawabnya masih dengan kekehan.
"Jahat banget" ngambek Milla.
"Haha jangan marah nanti gue traktir" bujuk Briyan.
"Kalian pacaran?" tanya Fian tiba-tiba membuat pipi Milla bersemu merah karena malu.
"Cieee" sorak teman-teman sekelas mereka.
"Enggak" sahut Briyan cepat-cepat menyangkal membuat Milla yang berada di kayangan tiba-tiba jatuh kembali ke dunia kenyataan.
"Iya bukan kok kita cuman temenan" jelas Milla dengan dada yang sesak, perubahan ekspresi wajah Milla tak luput dari pengawasan Fian.
"Alhamdulillah, Briyan sama gue aja" kata Evi tiba-tiba yang ternyata menyukai Briyan.
"Ih ogah" tolak Fian geli.
"Hahahaha" tawa mereka pecah saat menyaksikan penolakan langsung Briyan.
"Woi" Fatan memanggil Joe sambil menunjuk-nunjuk jam pada pergelangan tangannya.
"Oh iya kita pulang dulu Fian" pamit Joe membuat teman-teman yang lain kecewa.
"Yah kok cepet banget" protes Evi.
"Lo gak liat jam" sahut Joe.
"Ya udah sana hus hus cepat pergi" usir Fian tak berperasaan.
"Ngeselin banget sih lo" kesal Milla masih dengan mulut yang penuh makanan.
"Bawa sampah-sampah lo pada sekalian" kata Fian tanpa memperdulikan Milla yang kesal padanya.
''Lo gak liat gue lagi ngapain?" kesal Milla yang sedang memasuk-masukan sampah kedalam plastik.
"MUNGUT SAMPAH" jawab Fian sambil menekankan setiap kata.
"Rasain nih" Milla melempar botol minuman yang sudah kosong.
"Aw sakit goblok lo gak liat tangan gue di perban" marah Fian sambil menunjukkan tangannya.
"Bodo amat" ejek Milla.
"Udah-udah" Joe melerai Milla dan Fian yang sudah seperti Tom&Jerry.
"Dia duluan yang mulai" protes Milla tak mau disalahkan.
"Eh lo yang ngelempar botol ke gue" protes Fian tak mau kalah.
"Wah wah wah ngajak ribut lo sini kalo berani bikin botak tu kepala kek pas kecil" ancam Milla.
"Nah kan ngaku juga lo ya udah botakin rambut gue pas tidur" marah Fian sambil melempar botol tadi.
"Seru nih" bisik-bisik teman yang lain agar tidak menggangu pertengkaran Milla dan Fian.
"Terus kenapa kalo gue? Lagian rambut lo kek jamet makanya gue potong" bukannya minta maaf Milla malah memprovokasi Fian.
"Sembarang lo ya" kesal Fian sambil melempar bantalnya.
"Wekkk" ejek Milla sambil menjulurkan lidahnya.
"Sini lo" Fian turun dari kasurnya ingin mengejar Milla tapi di tahan Agung dan Fatan.
"Udah-udah ayok" kata Joe sambil menarik Milla keluar.
"Kita pulang dulu Fian" pamit Joe berteriak sambil menarik Milla.
"Dah"
.
.
.
TBC....