Pada jam sepuluh malam, lampu kristal di kediaman Keluarga Li padam, hanya tersisa lampu lantai berwarna kuning di sudut tembok.
Li Qiao kembali ke kamar tidurnya di lantai tiga. Dia membuka jendela model Perancis, dana hembusan angin yang masuk melembapkan udara kamarnya.
Malam semakin larut. Dari kejauhan, tampak seperti lapisan tirai berwarna abu-abu, tenang dan sejuk.
Li Qiao berkonsentrasi sejenak. Dia bersandar di bingkai jendela, mengeluarkan ponselnya dan membuka halaman pencarian.
Mencari kata kunci: Shang Yu.
Detik selanjutnya, muncul sebuah tulisan di halaman kosong itu: Maaf, tidak menemukan halaman web yang berhubungan dengan "Shang Yu".
Li Qiao mengangkat alisnya dengan ringan, kemudian dia melanjutkan pencariannya. Kini kata kunci yang dia cari adalah "Shang Shaoyan". Namun, hasilnya sama saja dengan yang sebelumnya.
"Eh, sangat misterius!" Li Qiao mengetuk bibirnya dengan ujung jarinya. Pandangan matanya tertuju pada layar ponselnya dengan penuh ketertarikan.
Sebenarnya sekuat apa penguasa Nan Yang itu? Seberapa hebatkah dia?
Ada terlalu banyak desas-desus tentang dia yang beredar di kota ini. Tetapi, kesan pertama Li Qiao terhadap Shang Yu tampaknya sedikit berbeda dari desas-desus itu.
Ibu jari Li Qiao menggeser halaman pencarian, tetapi benaknya malah dipenuhi dengan bayang-bayang pria yang memiliki aura kuat dan penuh arogansi itu.
Saat itu, tiba-tiba muncul sebuah kotak obrolan di layar ponselnya. Li Qiao melihat pesan WeCham. Dia menutup bibirnya, menjawab dengan sebuah gerakan menyetujui, lalu berbalik pergi ke kamar mandi.
Setengah jam kemudian, Li Qiao datang ke ruang ganti. Dia menyeka rambutnya sambil melihat lemari besar yang terbuka. Setelah beberapa menit memilih-milih, akhirnya dia mengambil pakaian kasual berwarna hitam.
Malam ini, dia lebih menyukai warna hitam!
...
Pada jam sebelas malam, sebuah mobil Mercedes-Benz G besar melaju keluar dari tempat parkir rumah Keluarga Li. Badan mobil yang tebal melintasi jalanan yang lembap, langsung menuju tempat hiburan Nan Yang.
Seperti namanya, ini adalah tempat hiburan yang menyediakan berbagai macam hal.
Mendekati jam 00:00, Li Qiao memberhentikan mobilnya di pintu masuk. Dia melemparkan kunci mobil ke tukang parkir dan langsung naik ke lantai tiga.
Di dalam area biliar pribadi, saat Li Qiao mendorong pintu, langsung terdengar jelas suara bola biliar yang saling berbenturan.
Di ruang pribadi yang besar itu, hanya ada sebuah meja biliar. Dua mahasiswa yang tidak dikenal sedang bermain dengan memegang tongkat biliar. Ada pula seorang gadis berpakaian seperti mahasiswi yang duduk di sofa di sebelahnya.
"Aduh, Bos Qiao sudah datang!"
Saat melihat Li Qiao, gadis pelajar itu menyapanya sambil tersenyum. Gadis tersebut berdiri dan berjalan dengan langkah yang kuat ke arah Li Qiao, sangat jauh berbeda dari kesan pertama gadis pelajar itu.
Li Qiao memasukkan satu tangannya di saku, lalu menatap kemeja putih dan rok kotak-kotak yang dikenakan gadis itu dari atas sampai bawah. "Ada apa denganmu?"
Gadis pelajar itu, yang bernama Tang Yiting, merupakan teman dekat masa kecil Li Qiao. Dia memiliki kepribadian yang kuat dan paling benci memakai rok sejak kecil.
Tang Yiting menegakkan lehernya, mengabaikan ejekan Li Qiao. Dia berjalan mengelilingi Li Qiao dan berkata, "Kamu masih bisa bertanya, ada apa denganku? Bagaimana denganmu sendiri? Gaya berpakaian macam apa ini?"
Li Qiao, yang malam ini lebih suka warna hitam, mengenakan setelan katun dan linen hitam. Bagian dalamnya dipadukan dengan kaos putih dan sepatu kets dengan warna senada. Rambutnya yang indah dicepol, dengan beberapa helai rambut menggantung di pipinya. Yang paling tampak mencolok adalah kalung emas berwarna hitam yang menggantung di dadanya. Orang ini terlihat malas dan tangguh.
Li Qiao menarik ujung mulutnya ke bawah. Dia berjalan dan duduk di depan sofa, lalu menatap Tang Yiting dengan kepala terangkat. "Tidak bagus, ya?"
"Bagus, sangat bagus, penampilanmu itu bisa membuatku beralih!" Tang Yiting berkata sambil duduk di sebelah Li Qiao, kemudian menyenggol Li Qiao dengan bahunya. "Hei, dengar-dengar... perjodohanmu sudah dibatalkan, benarkah?"
Li Qiao mengangkat alisnya, namun dia tidak menjawab apa-apa.
Tang Yiting tidak bisa melihat penampilan Li Qiao yang agresif. Dia pun mencengkeram dada Li Qiao dan menenangkan laju napasnya. "Jangan menatapku seperti ini, aku tidak tahan!"
Li Qiao mengeluarkan ponsel dari sakunya, kemudian menggerakkan ujung jarinya mengikuti garis bingkai ponsel. "Kamu datang hanya demi masalah ini?"
"Yah… mungkin, jadi sebenarnya apa alasannya? Perjodohan ini akan dibatalkan? Setelah lulus kuliah tahun ini, aku pikir kalian berdua akan langsung menikah. Hadiah uang dariku sudah kusimpan dengan baik!"
Tang Yiting berbicara sambil melihat dua anak laki-laki yang sedang bermain biliar. Mereka adalah teman sekelasnya di kampus, dan mereka berdua sama-sama mengejar Li Qiao.
Tetapi sepertinya sekarang sudah tidak ada drama di antara mereka. Bahkan seorang Shang Lu saja tidak dilirik Bos Qiao, apalagi dua orang ini?
"Tidak ada alasan. Jika tidak cocok ya langsung dibatalkan!" Pada saat itu, Li Qiao menjawab dengan tenang, seolah-olah dia bukan orang yang dibatalkan pernikahannya.