Tidak patah semangat atas keputusan yang diambil Bu Ani untuk rujuk kembali dengan mantan suaminya Pak Jono, Pak Arman terus berjuang demi mendapatkan balasan cinta dari Bu Ani . Berbagai cara telah dilakukan Pak Arman dari memberikan mobil pick up untuk usaha catering Bu Ani dan merenovasi warubg Bu Ani.
Pak Arman tak pernah menyerah dengan cintanya pada Bu Ani walaupun Bu Ani sudah memutuskan untuk kembali rujuk dengan Pak Jono. Pak arman selalu memenuhi apa yang menjadi kebutuhan Bu Ani, entah kebutuhan warung atau kebutuhan rumah Bu Ani. Sebisa mungkin Pak Arman lah yang selalu menjadi malaikat penolong Bu Ani.
Bestie yang melihat kegigihan sangpaman pun merasa sangat bangga, karena walaupun Bu Ani sudah memutuskan akan rujuk dengan mantan suaminya. Pak Arman tak pernah putus asa ataupun menyerah begitu saja dengan keadaan yang tengah tak berpihak padanya. "Kalau kau butuh sesuatu lagi, cepat katakan padaku." ujar Pa Arman dan Bu Ani hanya mengangguk tersenyum sebagai respon.
Entah mengapa Bu Ani merasa bimbang dengan keputusannya untuk kembali rujuk bersama mantan suaminya. Malam ini Bu Ani ingin agar Iska menginap di rumahnya, karena Bu Ani ingin meminta saran Iska untuk permasalahan yang kini dialami Bu Ani.
Iska pun hanya menuruti kemauan Bu Ani, karena Iska tau bagaimana bingungnya berada di posisi Bu Ani yang sekarang ini. Dulu Iska juga pernah berada di posisi Bu Ani, berada di tengah-tengah antara sahabat baiknya Bestie atau lelaki yang membuatnya nyaman yaitu Ero. Namun kini lelaki yang menjadi rumah bagi Iska telah pergi untuk selamanya.
Perasaan bersalah menyelimuti hati dan fikiran Iska karena telah menyebabkan Ero tak fokus ketika balapan. Padahal Ero termasuk pembalap yang hampir tak pernah kalah, karena penolakan Iska maka Ero harus balapan dengan perasaan emosi yang tak tertahankan.
Bu Ani mengatakan pada Iska kalau ia sangat bingung antara Pak Arman atau kedua putrinya. Sebenarnya Bu Ani kini mencintai Pak Arman, karena Pak Arman adalah orang nya Pak Arman atau hidup bersama kedua putrinya, jujur Bu Ani tidak bisa menjawab pertanyaan Iska.
Bagi Bu Ani keduanya adalah hal yang sama berharganya dalam hidup Bu Ani, entah cintanya pada Arman maupun kasih sayang terhadap kedua putrinya yang kini bersama sang mantan suami.
Keesokan paginya Bu Ani dan Iska sedang mempersiapkan warung karena mendekati waktu buka, Pak Arman dan Bestie sudah berada di sana untuk membantu Bu Ani. Hari ini Iska tidak masuk kuliah karena masih dalam masa pemulihan luka di perutnya, sedangkan Bestie juga tidak masuk kuliah karena ingin menemani dan menjaga sahabat baiknya Iska.
Pak Arman membantu Bu Ani yang kerepotan membawa masakannya dari dalam rumah ke warungnya pun di bantu oleh Pak Arman. Iska dan Bestie menata semua masakan dengan rapi, menata piring yang sudah di bersihkan kemarin.
Saat tengah sibuk mempersiapkan warung yang hendak buka itu Pak Jono datang ke warung Bu Ani, namun kali ini ia tak sendiri karen telah membawa kedua putrinya bersamanya untuk mengambil hati Bu Ani agar mau rujuk kembali bersama Pak Jono.
Bu Ani kembali di buat bingung dengan kehadiran Pak Jono dengan Tasya dan Nasya yang ikut bersamanya. Melihat kedua putrinya yang tengah menatap ibunya dengan raut wajah gembira, karena ini adalah pertemuan pertama bagi mereka setelah resmi bercerai dari Pak Jono.
Sebenarnya Pak Jono hanya memanfaatkan kedua putrinya agar Bu Ani mau kembali rujuk dengannya, karena Pak Jono kini jatuh miskin saat istri pertamanya menguras seluruh kekayaannya dan pergi meninggalkannya tanpa memberi se sen pun.
Pak Jono pun tak bisa mengajukan harta gono gini pada pengadilan, karena selingkuhan istri pertama Pak Jono adalah orang yang sangat berpengaruh di dunia politik dan bisnis. Pak Jono jadi ciut nyalinya karena kenyataannya ia tak ada apa-apanya dari selingkuhan istri pertamanya.
Bu Ani tidak jadi membuka warung, mereka semua masuk ke dalam rumah Bu Ani karena kalau di luar bisa jadi tontonan gratis para tetangga. Jantung Bu Ani berdetak lebih cepat dari biasanya, melihat kedua putrinya yang terlihat seperti gembel.
Baju yang sudah lusuh, wajah kumel serta rambut yang sangat lepek. Bu Ani menyuruh kedua putrinya untuk segera mandi dan segera mengganti bajunya dengan baju yang di miliki Bu Ani. Untuk sementara mereka harus memakai baju ibunya karena mereka tak punya pilihan lain. Setelah selesai mandi dan mengganti bajunya kini mereka sarapan bersama.
Pak Jono terus berkata lembut pada Bu Ani guna mengambil hatinya, juga menceritakan hidup susahnya bersama kedua putrinya setelah di tinggal pergi oleh istri pertama Pak Jono. Bu Ani di buat nelangsa karena dari cerita yang di sampaikan Pak Jono, kedua putrinya harus makan hanya sekali dalam sehari.
Mereka pun tak punya tempat tinggal, mereka harus tidur di jalanan beralaskan kardus bekas yang tak tipis tanpa adanya kehangatan dari selimut. Melihat kedua putrinya yang kini makan dengan sangat lahap pun Bu Ani meneteskan air matanya. Pak Jono yang melihat Bu Ani meneteskan air mata pun tersenyum karena ia berhasil membuat Bu Ani merasa iba pada kedua putrinya.
Pak Jono bukanlah orang baik, Pak Jono kembali pada Bu Ani hanya karena ingin numpang hidup pada Bu Ani. Karena setelah di tinggal oleh istri pertamanya, Pak Jono tak punya apa-apa. Jangankan untuk hidup bersama kedua putrinya, untuk makan sehari sekali saja Pak Jono tak sanggup.
Maka dari itu Pak Jono mencari keberadaan Bu Ani dari orang tua Bu Ani di desa. Membawa kedua putrinya agar menjadi umpan bagi Bu Ani untuk mau rujuk kembali bersama Pak Jono. Agar Pak Jono tidak luntang lantung di jalanan karena tak memiliki rumah, dan Pak Jono juga tak akan merasa kelaparan karena Bu Ani akan selalu memberinya makan.
Bu Ani sangat polos karena tak tau niat busuk dari kedatangan mantan suaminya itu. Kini Bu Ani kembali di ambang kebimbangan, antara cinta sejati atau darah dagingnya. Bu Ani kini menatap Pak Arman yang juga sedang menatapnya sendu, Bu Ani tak kuat kalau harus menyakiti hati Pak Arman untuk kedua kalinya.
Tapi bagaimana dengan kedua putrinya kalau ia tak jadi rujuk dengan Pak Jono? Karena merasa ini adalah masalah yang serius, Bestie mengajak Iska dan kedua putri Bu Ani untuk pergi membeli baju baru. Karena baju yang digunakan sudah tentu kebesaran bagi tubuh ramping mereka berdua. Bu Ani yang tau maksud dari Bestie pun mengangguk dan tersenyum mengizinkan Tasya dan Nasya pergi bersama Iska dan Bestie.