seorang gadis dengan seragam putih abu-abu khas anak SMA itu terduduk nyaman di bawah pohon yang rindang. tak perduli dengan kebisingan di sekitarnya. tangan lentiknya asyik menari di atas buku bersampul pink dengan gambar Teddy bear diatasnya. sesekali ia menopang dagu, lalu kembali menuliskan kata perkata di dalamnya.
" nandaaaaa", merasa namanya dipanggil gadis itu menoleh, tersenyum manis kepada sosok yang memanggil namanya itu. " biasa banget Lo nangkring di bawah pohon. udah kayak penunggu pohon taman tau ngak ".
Nanda, perempuan manis dengan pipi chubby yang menghiasi wajah bulatnya itu memutar bola mata malas, " terus aja katain gue, nyesel gue senyum sama Lo kalau ujung-ujungnya di katain "
" ngak gituuu sayangkuuu, cintakuu ,padamuuu. nih gue bawa berita bagus. katanya minggu depan ada lomba Mading ya ? berbayar kek daftarnya nda, biar Lo dapet komisi, terus bisa traktir gue makan sebulan". ucapnya dengan cengiran kuda di akhir.
Nanda yang sudah hafal tabiat sahabatnya itu pun menjitak pelan keningnya, " makan troooss yang dipikirin. bangkrut gue tiap punya duit Lo pasti tau aja. mana minta traktirnya request lagi " gadis dengan ranbut di kuncir kuda itu menutup bukunya. menyelipkan pulpen di telinga kanan, lalu bersedekap. " bisa-bisa nya gitu gue betah temenan sama Lo, heran gue "
" heh, classica beryl adinda. dengerin ye, gue, Peony arasely Kirana itu yang harusnya heran. mau-maunya gitu temenan sama Lo yang doyannya baca bukuuu muluu. sampe makan pun harus ada buku di tangan. ckckck. blender aja tu buku sekalian " kini gantian Sely yang bersedekap tangan.
" hih, debat sama Lo mah ngak guna. mending gue ke kelas, udah mau bel juga. bye kuda poni " dengan derai tawa yang renyah, Nanda berlari menghindari Omelan Sely yang marah jika di panggil dengan sebutan ' kuda poni '.
****
" baik, untuk pelajaran hari ini sampai disini.selamat siang" ucap seorang wanita paruh baya dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. "classica beryl, tolong ikut dengan saya".
" baik Bu," jawabnya dengan pasrah.
sely yang duduk tepat di depannya segera membalikkan badan, " kayaknya Bu Bety ngefans sama Lo ya, apa-apa Lo mulu. yaudah, semangat ya beb, gue tunggu di parkiran".
Nanda yang sudah tau akan di repotkan oleh gurunya itu hanya mengangguk. lalu membereskan alat belajar nya dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan para siswa lainnya.
" permisi Bu " ucapnya setelah mengetuk pintu.
" masuk "
" saya Bu," ucap Nanda sopan.
" ah ya, kamu nanda. Minggu depan akan ada lomba Mading. dan kali ini akan sedikit berbeda dari lomba-lomba yang sebelumnya. sekolah kita akan kolaborasi dengan SMA tetangga sebagai bentuk lomba persahabatan. nantinya sekolah kita dan SMA pelita akan menempelkan informasi-informasj yang menarik dari masing-masing sekolah. selain itu, lomba ini juga menggali kreativitas murid, terutama para murid yang mempunyai bakat dalam menulis, membuat puisi dan melukis. ibu minta tolong berhubung kamu adalah sekertaris Mading, jadi untuk Sabtu besok datang ke SMA pelita dan berikan surat ini kepada ketua OSIS disana. kedua belah pihak sudah menyetujuinya. dan surat untuk ketua OSIS dan siswa disana baru keluar tadi pagi. dan mereka meminta perwakilan siswa dari kita. maka itu ibu memilih kamu. tolong ya" ujarnya dengan memberikan setumpuk surat resmi berstempel lambang sekolahnya.
Nanda tak bisa menolak. Iyya mengangguk dan memberikan senyum terbaiknya, lalu pamit untuk pulang ke rumah.
" huft, nasib banget keknya gue" keluhnya dengan lesu.