Chereads / charmolipi / Chapter 13 - tiga belas

Chapter 13 - tiga belas

hari ini hari Minggu. dan nanda sangat bersyukur bisa mengistirahatkan tubuh dan otaknya. sungguh ia lelah dengan semua kegiatan yang ada. belum lagi acara yang sebulan lagi akan di langsukan. dan jangan lupakan siapa yang menjadi partnernya kali ini.

omong-omong tentang partner. Nanda tak pernah lagi bertemu dengannya ataupun dihubungi oleh revian setelah acara rapat perdana kemarin. bukannya ia sombong tak mau menghubungi revian duluan. hanya saja, ia malas jika nanti harus beradu argumen. bukan itu saja, ia jengkel mendengar kata-kata pedas revian yang selalu mengatai dirinya.

jam dinding di kamar bernuansa pink soft itu telah menunjukkan angka sembilan. tetapi penghuninya masih asyik berkelana di alam mimpi. hingga ponsel pintarnya berdering, menandakan seseorang menelfonnya.

panggilan pertama ia masi terpejam rapat.

panggilan kedua pun sama.

panggilan ketiga alisnya mulai mengerut tanda terganggu.

panggilan ke empat ia hanya berpindah posisi dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

panggilan kelima ia masih berada dalam posisi yang sama hingga pada panggilan ke sepuluh ia mulai merasa terusik.

" hih, siapa siii ganggu gue hibernasi ajaaa." gadis cantik itu menggerutu, tangannya meraba-raba nakas di samping tempat tidur king size miliknya.

dengan kesal dan nyawa yang masih di awang-awang, ia bersiap memarahi orang yang telah mengganggunya itu." HEH LO TU-"

" Kebo. temuin gue di cafe flashback. gue tunggu sepuluh menit dari sekarang."

Tut. sambungan terputus.

Nanda butuh waktu untuk menelaah apa yang terjadi. ia diam beberapa detik hingga kesadarannya telah benar-benar kembali. " ANJIR REVIAN GEBLEK GANGGU GUE AJE, TITISAN DAKJAL." ia melempar handphonenya ke kasur. lalu dengan kaki di hentak-hentakkan ia berjalan ke kamar mandi. menuruti perintah partnernya itu.

****

" telat lima detik." ucap seorang lelaki dengan kaos hitam dan jeans hitam yang sangat kontras dengan kulitnya.

Nanda berdecak kesal, menarik bangku kasar dan duduk dengan membanting buku agenda yang ia bawa. "heh, Lo kira acara master chef. segala di itung. yang penting gue Masi nurut dan Dateng kesini."

lelaki di hadapannya tak menjawab. bahkan ekspresinya masih sama sejak tadi. datar tanpa senyuman.

" langsung aja ke intinya. darting gue ngeliat Lo." gadis dengan Hoodie biru langit itu segera membuka buku agenda yang ia bawa. tak lupa pulpen bertinta biru yang telah siap di tangannya.

" oh, udah ngak gagap." ucapan itu sontak membuat Nanda mendelik kesal. ingin sekali rasanya menusuk bola mata hitam itu Dengan pulpen di tangannya.

" komen Mulu Lo kek emak-emak Facebook. dah ah cepet." Nanda berusaha meredakan emosinya. lalu kembali fokus dengan agenda di tangannya.

revian memajukan sedikit bangku miliknya hingga ia bisa dengan jelas wajah cantik milik Nanda yang sedang menahan kesal. entah apa yang dirasakannya, tapi yang pasti ia merasa senang jika melihat gadis di hadapannya ini kesal.

" acara di mulai satu bulan lagi dari sekarang. dan gue mau acara ini lancar tanpa kendala."

ucap revian dengan santai , dan tetap menatap lurus gadis di hadapannya.

Nanda menghela nafas kasar, " ya semua juga mau begitu." ucapnya kesal.

revian hanya diam tak menanggapi, hingga setelah helaan nafasnya yang ketiga, barulah ia menjelaskan apa saja yang mereka butuhkan, dan pembagian-pembagian tugas untuk setiap divisi. karna pertemuan kemarin hanya perkenalan masing-masing panitia dan jabatannya, juga membahas garis besar acaranya saja.

setelah satu jam lebih membahas detail acara yang mereka inginkan. juga titik tengah kemauan kedua belah pihak sekolah. akhirnya mereka mendapat titik terang.

" oke, karna udah selesai. berarti Lo tinggal kasi tau panitia di sekolah Lo, begitupun gue. ini nanti gue salin, dan gue kasi ke Lo dalam bentuk pdf." ujar Nanda dengan tangan masih menari diatas buku agenda itu.

" yaudah, gue balik." ucapnya lagi setelah selesai mencatat dan bersiap untuk pulang, melanjutkan hibernasinya.

" ngak. gue laper. Lo temenin gue makan." ucap revian seperti sebuah titah yang tak bisa dibantah. " ngak Nerima bantahan.duduk." ucapnya lagi karna Nanda sudah berdiri dan siap melangkah pulang.

gadis itu hanya bisa menahan amarahnya dan menuruti kemauan cowok nyebelin yang sedang bersamanya ini. "ribet Lo." ucapnya jengah lalu membuang pandangannya.

sedangkan revian sangat merasa terhibur karna bisa membuat gadis itu kesal.