Chereads / charmolipi / Chapter 10 - sepuluh

Chapter 10 - sepuluh

selama rapat berlangsung Nanda hanya bisa terkulai lemas. percuma juga ia memohon kepada Bu Tety untuk bertukar jabatan dengan dengan Rania. suaranya hanya dianggap angin lalu.

" baik, mulai Senin, kalian sudah bisa mengerjakan jobdesc kalian masing-masing. ibu percaya kalian. selamat siang." Bu Tety membetulkan kacamata kotaknya itu, lalu berlalu.

" huft, selamat datang hari-hari menyebalkan." ucap Nanda lesu, yang membuat panitia lain tertawa.

" semangat Nanda ,gue yakin Lo bisa." ungkap samudra dengan mengepalkan tangan ke atas.

Nanda hanya mengangguk pasrah. sungguh ia tak bisa membayangkan bagaimana ia harus bekerjasama dengan cowok yang bernama revian itu.

****

Senin itu menjadi pagi terburuk yang pernah ada dalam hidup seorang classica beryl adinda. bagaimana tidak, sehabis upacara selesai, Bu Betty sudah memanggil namanya melalui mikrofon sekolah. dan ia tau apa yang akan terjadi jika Bu Bety telah memanggil dirinya.

" jangan lesu anjay, gue mah jadi Lo semangat Pat lima ketemu most wanted." bukannya menyemangati, perkataan Sely membuat moodnya semakin buruk.

" bicit Lo." sahut Nanda, kemudian berlalu menuju ruang Bu Bety.

tok tok

" permisi Bu, saya Nanda." ucap Nanda sopan setelah masuk ke dalam ruangan yang dingin itu.

" ah, akhirnya kamu datang juga. istirahat nanti, kamu tolong kumpulkan panitia acara ya, kan kamu sebagai wakil, jadi kamu harus gerakin mereka. ngak mungkin ibu Mulu. kita berkumpul di aula. panitia SMA pelita pun akan datang nanti. sudah itu saja. kamu boleh kembali ke kelas." tanpa berbasa-basi, hu Tety langsung menjelaskan maksudnya. dan lagi, Nanda hanya mengiyakan tanpa membantah.

" apa salah Dan dosaku.." teriak Nanda frustasi saat berjalan di koridor.

" SAYAAANG.." entah siapa yang menyahutinya, tapi yang pasti membuat Nanda kesal.

" ANJIR GUE NGAK NYANYI ANJAY."

seorang lelaki dengan name tag Damian P.A. muncul secara tiba-tiba di hadapannya. membuat ia menghentikan langkah.

" sorry nyautin," ucapnya dengan cengiran kuda.

Nanda hanya menghembuskan nafas, lalu mengatur emosinya. " sorry juga udah teriak ka,"

" it's oke. btw lo wakil acara itu kan ?" tanyanya.

Nanda mengangguk, jujur ia hanya tau nama kakak kelasnya ini, karna sering di perbincangkan oleh teman-teman perempuannya di kelas. tapi sepertinya,baru kali ini ia berpas-pasan dengannya.

" gue salah satu panitianya jua, my be Lo belum hapal ?"

anjrit. teriaknya dalam hati.

bisa-bisanya gue ngak tau.

Nanda menggaruk kepalanya. menahan malu. " sorry ka, gue emang belum hapalin. hehe, banyak banget soalnya." alibinya.

" nope, ada yang bisa gue bantu?"

" engg,, tadi kata Bu betty, istirahat nanti panitia kumpul di aula. panitia SMA pelita juga datang."

" oke, nanti gue bantu sampein ke yang lain. yaudah, Lo masuk kelas sana. keburu guru kelas Lo Dateng."

Nanda melirik arloji yang ada di tangannya. lalu teringat jika pelajaran pertama adalah guru terkiler yang sangat-sangat ia hindari amukannya.

" thanks ka, yaudah gue duluan ya, sekali sorry sama thanks." dengan berlari Nanda menuju kelasnya. sedangkan lelaki bernama Demian itu menatap kepergian Nanda dengan senyuman dan tatapan yang tak terbaca.