Chereads / charmolipi / Chapter 12 - dua belas

Chapter 12 - dua belas

" jabatan Lo apa ?" tanya suara itu lagi.

" w-wakil."

" bisa-bisanya wakil gagu kayak Lo." ujar suara itu lagi tanpa merasa bersalah.

" gue ngak gagu ya, asal aja tu mulut cabe." entah dapat keberanian darimana, Nanda bisa menjawab kata-kata pedas itu, membuat semua orang yang ada di dalam aula terkejut sekaligus menahan tawa.

" duduk, mau di mulai. jangan buang-buang waktu." dengan menahan malu dan amarah, Nanda terpaksa duduk di samping cowok yang menjadi partnernya itu.

" baik. karna sudah hadir semua. untuk mempersingkat waktu, kita mulai rapat pertama kita." dengan penuh wibawa, revian putra Diandra itu membuka acara rapat perdana mereka. sekaligus memimpin jalannya rapat, dengan sesekali mendapat tambahan dari nanda. dan jangan lupakan perdebatan kecil mereka.

****

nda. Lo dmn? rapat udhh selesai bkn ? tadi gue liat Zain udh balik ke kelas.lo dmn ?

Nanda melihat pesan singkat dari sahabatnya itu. memang, sehabis rapat selesai, ia ada urusan dengan revian itu. mereka perlu membahas konsep dan lomba-lomba apa saja yang akan di adakan. ditambah ini adalah kolaborasi dua Sekolah, maka akan sedikit sulit untuk mendapatkan titik tengahnya.

belum selesai perdebatan mereka, revian lebih memilih pergi kembali ke sekolahnya, dan mengatakan akan membahasnya nanti.

yang menjadi pertanyaan bagi Nanda adalah 'nanti kapan?' sedang ia tidak suka dengan sesuatu yang terlalu dadakan.

" hufft, baru sehari ketemu. ralat, beberapa jam doang aja udah cape dengerinnya. apalagi besok-besok. ya Allah salah hamba teh apa." Nanda kembali menelungkupkan kepalanya. membayangkan betapa menyedihkannya hari-hari yang akan datang nanti.

Masi di aula. Lo kesini aja. gue mabal.

beberapa menit kemudian, pintu aula itu terbuka. " heh, untung ya pak Joko ngak masuk.jadi free." Sely datang dengan mulut toanya dan langsung duduk di sebelah Nanda.

" bacotnya entar aja. gue pusing. pesenannya mana ? gue laper banget gila."

" nih," Sely menaruh kantung plastik hitam berisi pesanan sohibnya itu.

" thanks."

" btw ceritain dong. kan ada revian, ka samudra, ka Damian, ka Zaki,ka Aldo, ka Andi,GILA MOST WANTED SEMUANYA ADA, CUCI MATA LO."

" ish, gue bilang bacotnya entar aja. gue laper,lo pikir enak apa partneran sama si Revian revian itu. darting gue." Nanda melahap habis roti di tangannya. dengan tanpa jeda, ia langsung membuka susu kotak berasa coklat itu dan menghabiskannya dalam dua tarikan napas. melampiaskan kekesalannya pada makhluk bernama revian itu.

" anjir, Lo keserupan ?"

" kagak, gildak gue."

" ha ?"

" kesurupan haji Bolot Lo ?" sepertinya ia mulai tertular mulut cabe milik revian.

" anjir kalau ngomong, baru sehari Lo udah ketularan mulutnya Iyan aje."

" ha ? siapa Iyan ?"

"revian. panggilan akrabnya Iyan." jawab Sely santai.

" dih, sokap banget Lo. EH TAPI LO TAU DARIMANA ANJAY DIE MULUTNYA KEK CABE?"

Sely membusungkan dada, bergaya, " dari Zain dong, kan gue tadi ngerumpi dulu sama dia."

Nanda menatap Sely malas. kalau udah tau kenapa nanya lagi si Bambang. ucapnya dalam hati.

" omong-omong tentang revian, Lo ngak ada punya kontaknya ?" tanya Sely yang mulai kepo.

" hih, buat ap-" belum selesai ucapan Nanda, suara dering handphone miliknya memenuhi ruangan yang sepi itu.

ia dan Sely saling berpandangan, lalu melihat ke handphone Nanda. dan disana tertera sebuah nomor, yang berarti bukan berasal dari orang terdekatnya.

" angkat aja, loud speaker." ucap Sely bijak.

Nanda menjawab ucapan Sely dengan mendeal tanda hijau di handphone, menuruti kata sahabatnya itu.

" save nomor gue, revian."