Chereads / charmolipi / Chapter 9 - sembilan

Chapter 9 - sembilan

" ah, maaf ya kak suster, aku jadi cerita." bee yang sadar akan kelakuannya meminta maaf pada suster ana. takut-takut suster ana merasa risih dan enggan mendengar cerita tentangnya.

suster ana tersenyum lembut. " ngak papa kok, kak suster malah seneng kalau kamu cerita. dengan begitu, kamu akan merasa lega. dan itu bisa mengurangi beban dalam diri kamu." hening sejenak, hingga suster ana melanjutkan ucapannya. " kak suster akan jaga kepercayaan kamu. selama kamu nyaman , lanjutkan."

tanpa aba-aba gadis belia itu memeluk seseorang yang ia anggap Kaka sendiri. yang ia sendiri tak pernah tau bagaimana rupanya. "terimakasih banyak ya kak suster."

****

saat perjalanan menuju ruang ekskul, Nanda berpas-pasan dengan Bu Tety. tanpa harus berfikir, ia langsung saja memberitahu bahwa ia sudah memberikan surat yang beliau kasih kepadanya hari lalu.

" terimakasih banyak ya Nanda."

"sama-sama Bu. kalau begitu saya izin duluan Bu, mau ke ruangan, bantu ka rania. permisi Bu." dengan sopan nanda berlalu pergi dan bergegas ke ruangan ekskul.

" baik. sampai sini dulu pertemuan kita. dan surat yang saya kasih jangan lupa kalian baca. sampai jumpa di pertemuan selanjutnya." ucap Rania, selaku ketua mading, namun merangkap menjadi wakil ekskul sastra. dan kebetulan ketua sastra sedang berhalangan hadir.

" lho kak? udah selesai ? maaf ya aku ngak bantuin." Nanda merasa tidak enak karna tidak hadir membantu.

" ngak papa kok. jangan ngak enak gitu deh. lagian cuma absen dan ngumpulin tugas yang di kasih ridho. sisanya ya, gue bagiin surat dari Bu tety. jadi santai aja ya. oh Iyya, btw tadi gimana Lo ke sekolah pelita ? udah Lo kasiin?" Rania yang supel berusaha mencairkan suasana hati Nanda yang tidak enak hati karna ketidak hadirannya. sambil berjalan keluar ruangan, Rania bertanya pada Nanda.

seperti terkena sihir oleh ucapan Rania yang memenangkan, Nanda pun menceritakan kejadian tadi pagi pada kakak kelasnya itu.

" hahahaha, ngakak banget jujur. pasti muka Lo ngakak banget. gue aja yang denger ceritanya ngakak. apalagi kalau liat langsung." tanggap Rania.

" ih kak ran, kok malah ngetawain gue sih, kan gue gugup ka. gimana ya first gitu buat gue. ih pokoknya gue kesel banget Ama tu orang."

Rania menepuk pundak Nanda dengan masi diiringan derai tawa, " btw, Lo inget ngak ciri-cirinya?"

Nanda diam sejenak, mencoba mengingat, "tinggi, cukup putih buat ukuran laki-laki.apalagi ya, alisnya tebel, bibirnya tipis. ngak terlalu engeh si kak. udah kesel duluan soalnya."

mendengar penuturan Nanda, Rania teringat satu hal. " Lo kesana ke ruang OSIS kan ?"

" hooh "

" trs ngak ada yang jawab ketukan pintu Lo, dan dia muncul ?"

Nanda mengangguk.

" dan ciri-cirinya.."

" kenapa si ka ? dia mafia ?"

Rania mencubit pinggang Nanda, " heh,asal ya kalau ngomong. Lo bego sumpah."

" ish, nyubit, kenapa si. kan malah di katain bego. tadi disana di katain gagu sama budeg. ih Lo sama aje deh kak kayak tu cowok." gerutu Nanda.

" itu tuh Revian anjay. ketua OSIS SMA pelita, most wantednya cowok-cowok disana. bahkan satu kota pun tau kalau dia tuh seganteng apa dan se cool apa." heboh Rania setelah sadar siapa lelaki yang di ceritakan adik kelasnya itu.

" ih, ngaco Lo ka."

" emang lo ngak tau?" beo Rania.

dengan tanpa beban Nanda menggeleng. membuat Rania berteriak heboh. " EH DEMI APA SI LO, LO TINGGAL DI GOA APA YA."

Nanda meringis. suara kakak kelasnya itu seperti si kuda poni.

" plis ya Nanda, Lo harus banyak-banyak tanya deh ya sama si Sely. gue yakin dia pasti tau. dan gue juga yakin kalau dia bakal ngatain Lo bego sama kayak gue." lanjut Rania.

" bodo lah ka. ngak penting juga ngomongin tu cowok." acuh nanda.

" ngak penting apanya ?! acara besok itu, dia ketuanya dan Lo sebagai wakilnya!"

kali ini Nanda yang dibuat terkejut oleh ucapan Rania. " HEH DEMI APE LO KAK ?! "

" ish Bener-bener gue istigpar. kenapa Lo tang disuruh bu bety ? ya karna Lo wakil acara itu. dan kenapa Lo ngak tau ? karna ini belum di beberin semua. gue pun tau dari samudra. katanya sepulang sekolah nanti semua yang jadi panitia bakal di panggil-panggilin dan bakal ngadain rapat."

" iih ya ampun, demi ape siiii,, gue ngak mau kak, Lo aja, kenapa gue si. masa ngK ada persetujuan dari gue" protesnya.

" engg.. gue juga ngak tau. tapi ya Lo tau sendiri Bu Bety lah ya. nanti Lo di rapat bakal tau semuanya kok."

"tes tes, kepada seluruh nama-nama yang di panggil di bawah ini, harap menuju aula.."

" tuh, udah mau dipanggilin, Lo siap-siap gih, kata samudra bawa pulpen sama buku. gue duluan ya," Rania menepuk pundak nanda yang masih shock atas penuturannya.

hingga saat ia sadar, " IH DEMI APAPUN GUE SIAL BANGET"