Ara sedang menikmati sarapannya saat ini saat suara riuh tertangkap telinganya. Ara yang notabene tipe yang cuek mengabaikan semua hiruk pikuk yang menyita banyak perhatian teman-teman di sekitarnya. Semua mahasiswa yang notabene perempuan memegang ponselnya dan biasanya moment seperti ini terjadi karena kedatangan Chen Jie Rui, tapi itu tidak mungkin. Pria yang biasanya menjadi daya tarik mahasiswi lainnya itu mengatakan kepada dirinya kalau hari ini dia tidak ke kampus dan akan ke kantor.
"Kamu tidak tertarik dengan apa yang mereka ributkan?" Tanya Dena penasaran dengan apa yang terjadi.
"Memangnya mau apa? Aku lapar, semalam aku tidak makan apapun." Jawab Ara cuek.
"Sepertinya kamu harus segera menelan apa yang kamu makan sekarang ini sebelum kamu mengeluarkannya sebentar lagi."
"Memangnya kenapa? Kamu kan tahu kalau aku akan seperti itu saat ada pria yang dengan sengaja melingkarkan cincin ini kembali di jariku."
"Dan itu dia. Orang yang kamu katakan itu saat ini sedang berjalan ke rah kita."
Uhuk… Uhuk… Uhuk…
Ara tersedak makanannya karena kata-kata Dena yang membuatnya terkejut. Dengan perlahan Ara melihat ke arah belakang lalu dia memejamkan mata kesal. Bagaimana bisa pria itu berjalan santai ke arahnya sedangkan tadi pria itu mengatakan kalau akan pergi ke kantor?
"Jangan ke sini, jangan ke sini, jangan ke sini," Ucap Ara cepat seperti merapalkan mantra.
Chen Jie Rui berjalan dengan tenang, mata Ara semakin lama semakin melotot melihat Chen Jie Rui tidak jauh dari tempat duduknya saat ini.
"Den, dia tidak akan menghampiri kita bukan? Berita semalam saja belum reda dan dia sengaja ingin membunuhku dengan tingkahnya yang menyebalkan ini?" tanya Ara kepada Dena.
Ara takut jika tiba-tiba Jie Rui duduk di sampingnya atau menyapanya. Mereka berdua sudah sepakat untuk tidak saling mengenal di kampus dan pria itu dengan sengaja mengingkarinya.
"Hai!" Sapa Chen Jie Rui membuat Ara membalikan tubuhnya kembali melihat ke arah Dena.
"Kenapa dia menyapaku, Dena? Apa dia sudah gila?" Tanya Ara panik sambil memejamkan matanya erat. Ara takut menghadapi kenyataan jika Jie Rui mengenalnya.
"Sepertinya kamu salah," Jawab Dena lirih membuat Ara membuka matanya dengan perlahan.
"Salah?"
"Dia sedang menyapa teman-temannya dan di sana juga ada si penyihir tidak tahu malu itu. Kamu yakin kalau Jie Rui tidak ada hubungan dengan nenek sihir itu?" Tanya Dena kesal.
Ara melihat langkah Chen Jie Rui yang berjalan menuju sahabat-sahabatnya. Ara salah, Ara pikir kalau pria itu sedang menyapanya tetapi tidak. Chen Jie Rui sepertinya tidka lagi mengenal dia saat ini. Kenapa Ara merasa kesal? Bukannya Ara sendiri yang menginginkan Jie Rui tidak mengenalnya saat mereka di kampus tapi hati Ara merasa sakit saat pria itu mengabaikannya.
"Den, kenapa hatiku terasa sakit ya? Kenapa dia mengabaikan aku?" Tanya Ara tidak terima.
"Bukannya kamu yang meminta dia untuk tidka mengenal kamu di kampus? Kenapa sekarang kamu yang kesal?"
"Aku tidak tahu. Aku tidak suka saja dia yang seperti itu."
Ara sendiri tidak tahu dengan apa yang terjadi pada dirinya. Semalam dia sendiri yang menyuruh Jie Rui untuk tidak menyapanya atau apapun itu agar semua fans Jie Rui tidak membulinya tetapi sekarang dia merasa sakit hati diabaikan begitu saja oleh pria itu.
"Aku sudah kenyang. Kamu mau di sini atau kembali ke kelas?" Tanya Ara lemah.
"Aku kembali ke kelas. Aku juga sudah kenyang."
Ara dna Dena kembali ke kelas dengan langkah lemasnya, Dena yang melihat Ara tidak bersemangat hanya bisa menggelengkan kepalanya karena semua ini adalah keinginan wanita yang berjalan di depannya ini.
Ara terlihat malas masuk ke dalam kelas. Ara berjalan sepertiorang linglung karena kesal dengan Chen Jie Rui, pikiran Ara kacau sehingga dia tidak tahu kalau ada beberapa wanita yang berjalan ke arahnya dengan senyuman penuh misteri di wajah mereka.
BRAk…
"Aww…." Rintih Ara saat Ara mersakan telapak tangan dan juga lututnya sakit.
"Kalian ini sengaja ya?" Tanya Dena tidak terima.
Dena tahu salah satu dari mereka yang menabrak Ara adalah anak buah Cheng Ling yang bernama Jiang Nian.
"Ups! Putri tidur kita jatuh, makanya kalau ke kampus itu bangun jangan tidur terus. Mimpi kamu terlalu jauh, kamu tidak akan pernah bisa menjadi kekasih seorang Chen Jie Rui." Ucap Jiang Nian membuli Ara.
Ara berdiri dengan perlahan sambil mengibaskan telapak tangannya yang terasa perih. "Mau kamu apa?"
Jiang Nian tertawa mendengar pertanyaan Ara. Jiang Nian sengaja mendorong bahu Ara dengan kasar membuat Ara kembali terdorong ke belakang.
"Buka mata kamu dan jauhi Chen Jie Rui karena Chen Jie Rui hanya tercipta untuk Cheng Ling, bukan untuk wanita kampungan seperti kamu."