Mata Ara terbuka saat dia merasakan cahaya yang mencoba masuk ke dalam kamar. Ara merasakan berat pada bagian perutnya, sambil memicingkan matanya dia melihat ada tangan kekar yang sedang melingkar di perutnya.
"Jam berapa sekarang?" Tanya Ara kepada orang yang sedang memeluknya.
Ara tahu siapa yang sedang tidur di sampingnya. Kesepakatan keduanya membuat Ara mau tidak mau menerima syarat Chen Jie Rui yang menginginkan Ara kembali ke apartemen pria itu dan Chen Jie Rui tidak akan mendekatinya saat mereka berada di lingkungan kampus.
"Tidka tahu. Aku masih ingin tidur." Jawab Chen Jie Rui dengan suara serak.
"Aku ada kelas. Singkirkan tangan kamu! Aku mau mandi." Ucap Ara memerintah sambil berusaha mengangkat lengan berat Chen Jie Rui dari atas perutnya.
"Aku mau tidur memelukmu sebentar lagi,"
"Jangan macam-macam. Aku kuliah menggunakan beasiswa dan kalau nanti Xing Dong menulis aku kembali absen bisa hilang beasiswaku." Geuru Ara sambil memukul lengan Chen Jie Rui pelan.
"Aku bisa membayar semua biaya kuliah kamu tanpa perlu kamu mengikuti beasiswa itu."
"Aku tidak mau memakai uang kamu satu persenpun. Sekarang minggir! Aku mau mandi."
Chen Jie Rui melepaskan pelukannya di pinggang Ara lalu membiarkan Ara masuk ke adalam kamar mandi. Wanita mungilnya yang dulu jarang sekali bicara sekarang cukup cerewet menurutnya.
"Nanti kita makan siang di restoran dekat kampus! Aku akan menunggu di parkiran karena hari ini aku pergi ke kantor Papa!" Teriak Chen Jie Rui dari atas ranjang.
Ara keluar dari kamar mandi dan hanya memperlihatkan kepalanya dengan mulut yang berisi sikat dan pasta gigi. "Aku tidak bisa. Aku hari ini harus masuk kerja karena kemarin aku sudah tidak masuk. Aku tidak mau dipecat."
Chen Jie Rui berdecak mendengar jawaban Ara yang tidak sesuai dengan keinginanya, "Kenapa kamu masih bekerja?"
"Aku membutuhkan uang! Jadi jangan menyuruhku untuk berhenti bekerja karena aku tidak mau!"Jawab Ara dari dalam kamar mandi.
Chen Jie Rui terlihat sangat tidak suka mendengar jawaban Ara dari kamar mandi. Chen Jie Rui ingin satu-satunya dunia Ara adalah dirinya. Melihat Ara yang sibuk dengan kerja paruh waktunya membuat Chen Jie Rui tidak menyukainya.
"Kamu bisa bekerja di kantor Papa kalau kamu mau."
Ara keluar dari dalam kamar mandi dan menggelengkan kepalanya. "Sampai kapanpun aku tidak akan bekerja karena adanya koneksi. Aku tidak mau bekerja di kantor Papa apapun alasannya."
"Kamu tidak mau bekerja karena adanya koneksi? Kamu pikir aku tidak tahu café tempatmu bekerja itu milik siapa? Jangan pikri aku bodoh, Ara."
"Terserah kamu mau mengatakan apa. Aku tetap tidak mau bekerja di kantor Papa. Titik." Ucap Ara sambil mengambil tas selempang miliknya dan berjalan keluar.
"Aku pergi ke tempat Dena dulu. Semua pakaianku ada di sana, aku tidak mungkin memakai pakaian pesta ini ke kampus bukan?" Tanya Ara sambil menunjukkan gaun pestanya kepada Jie Rui.
"Kamu cantik dengan gaun itu. Aku tidak melarang kamu memakai itu."
"Iya. Dengan begitu semua orang akan semakin curiga dengan hubunganku dengan kamu. BIG NO!"
Braakk!!!
Chen Jie Rui tertawa melihat reaksi Ara yang kesal dan membanting pinti. Tingkah Ara yang menggemaskan semakin membuat Chen Jie Rui jatuh dalam pesona Ara.
"Aku berangkat!"
"IYA!"
Chen Jie Rui bangkit dari ranjang dan menuju kamar mandi. Dia juga harus bersiap untuk bekerja di kantor orang tuanya. Kuliahnya yang hampir selesai membuat Chen Jie Rui memutuskan untuk bekerja daripada harus berada di kampus dan hanya menunggu wisuda.
"Membuat Ara kesal kenapa semenyenangkan ini? Mungkin hari ini aku tidak pergi ke kantor dulu, aku mau melihat Ara yang terkejut dengan kehadiranku di kampus." Ucap Jie Rui sambil terenyum jahil.
Ide-ide nakal Jie Rui muncul dengan sendirinya, dia ingin membuat Ara kelimpungan karena Ara melihat kehadirannya di kampus dan tidak di kantor.
"Sepertinya aku harus menyelesaikan masalahku dengan Cheng Ling. Aku tidak mau akan ada salah paham lagi antara wanita itu dan Ara."
Jie Rui memutuskan untuk pergi ke kampus dan izin kepada Papanya untuk tidak datang ke kantor hari ini dengan alasan urusan kuliah. Chen Hong Li sudah sangat bersyukur karena Chen Jie Rui mau meneruskan semua usahanya dan meninggalkan impiannya menjadi robot engineer.
Chen Hong Li akan memberikan apapun kepada Chen Jie Rui asalkan anaknya itu mau melanjutkan usaha keluarga mereka karena Chen Jie Rui adalah pewaris satu-satunya.
Dengan wajah tampannya, Chen Jie Rui mulai mengganti pakaiannya lalu merapikan rambutnya. Wajah Jie Rui yang sudah tampan semakin mempesona dengan sedikit polesan.
"Saatnya memberi kejutan kepda wanita kecilku. Maafkan aku, Bǎobèi."