Chen Jie Rui tengah menggenggam erat tangan Ara sambil menikmati debur ombak yang adad I depan mereka. Langit gelap dengan cahaya bulan yang menerangi membantu penglihatan mereka berdua untuk melihat keindahan laut di malam hari.
"Aku boleh tanya sesuatu kepada kamu?" Tanya Ara memecah keheningan.
"Tanya apa?"
"Kenapa kamu sepertinya membenci aku selama ini? Sejak kecil kita sudah saling mengenal tetapi saat aku pindah ke Beijing, kebencianmu terlihat jelas. Kamu sepertinya tidak suka aku ada di sini."
Chen Jie Rui diam, dia tidak menjawab apa yang ditanyaan oleh Ara. Chen Jie Rui sendiri bingung mau menjawab apa, pria itu tahu apa yang membuatnya membenci Ara tetapi untuk mengatakannya? Tidak. Chen Jie Rui tidak ingin Ara merasa sedih karena jawabannya.
"Aku hanya tidak tahu harus berbuat apa. Pertunangan kita memang sudah di tetapkan sejak kita kecil tetapi melihat kamu tiba-tiba ada di depanku membuatku tidka tahu harus melakukan apa." Jawan Chen Jie Rui berbohong.
Ara mengangguk mengerti, dia sendiri juga mengalami hal yang sama. Semua kenyataan yang dia hadapi dan situasi yang mengharuskan untuk pindah ke Beijing dan jauh dari orang tua membuatnya sama-sama terkejutnya.
"Apa kamu benar-benar menyetujui pertunangan kita? Bukannya kamu dulu berpacaran dengan Cheng Ling seperti yang kamu ceritakan tadi?"
"Aku tidak tahu. Awalnya aku memang tidak terima dengan semua ini tetapi melihat kamu menjadi pusat perhatian teman-teman di kampus membuatku tidak rela. Apalagi saat Wang Zeming memuji kamu yang sangat pandai menari dan gerakanmu yang cukup unik membuatku tidak suka. Semua pujian yang dikeluarkan oleh Wang Zeming membuat telingaku terasa panas."
Ara melihat ke arah Chen Jie Rui dengan kening berkerut, "Kenapa kamu bisa seperti itu? Aku sudah ingin melepaskan kamu. Aku ingin mengatakan kepada Mama dan Papa kamu kalau aku ingin membatalkan pertunangan kita."
"Membatalkan? Apa maksud kamu dengan membatalkan? Jangan macam-macam, Ara. Kamu tidak bisa melakukan hal itu semudah kamu mengucapkannya."
"Kenapa tidka bisa? Aku bisa melakukan apapun yang aku mau karena ini hidupku. Aku tahu kalau kamu masih mencintai Cheng Ling dan juga sebaliknya. Aku tidak akan mengganggu hubungan kalian berdua lagi, kalian bisa bersama tanpa halangan apapun dariku."
Chen Jie Rui tertawa sumbang, menertawakan kebodohan Ara yang menurutnya sama sekali tidak masuk akal. "Kamu sudah berada di tahap seperti ini jadi jangan pernah bierpikir untuk mundur mulai dari sekarang."
"Kenapa bisa seperti itu?"
"Karena kamu akan menyesal jika melakukannya. Aku yakin kamu akan kembali kepadaku setelah kamu memilih pergi dan kalau sampai saat itu terjadi aku tidak akan pernah membiarkan kamu kembali."
Ara merasa kata-kata Chen Jie Rui sedang mengintimidasinya. Ara merasa Jie Rui sedang mengancamnya agar dia tidak memilih untuk pergi.
"Aku bingung bagaimana menghadapi kamu. Kamu adalah isola semua wanita di kampus dan tiba-tiba berita kita berdua meledak. Apa yang akan kamu lakukan saat semua orang tahu kalau kamu menggendongku keluar dari K-24?"
"Memangnya apa tang harus aku lakukan? Perlukan aku menjelaskan semua itu? Tidak penting sama sekali mengurusi hal-hal remeh seperti itu."
Ara mendengus mendengar kata-kata Chen Jie Rui yang meremehkan situasi saat ini. Batin Ara berteriak marah saat Chen Jie Rui menanggapi dengan enteng apa yang saat ini sedang terjadi.
"Memangnya kamu mau aku melakukan apa? Kamu meau mengatakan kaalau semua yang terjadi adalah salah paham? Begitu?"
"Kenapa kamu terdengar sangat santai sekali? Hidupku sednag dipertaruhkan sekarang ini karena kelakuan kamu tadi."
"Menggendong kamu bukan sesuatu yang salah bukan? Apalagi kamu adalah tunanganku, kalau perlu semua orang tahu kalau kamu adalah tunanganku sehingga mereka tidaka akn berani menatapmu dengan penuh minat."
"Jangan macam-macam! Aku tidak mau menjadi bahan pembulian di kampus. Kamu tidak akan mendapatkan efek apapun tetapi tidak denganku. Kamu bisa membunuhku dengan perlahan jika melakukan hal ini."
Chen Jie Rui mengerutkan keningnya saat mendengar nada bicara Ara yang terdengar ketakutan jika hubungan mereka berdua diketahui semua mahasiswa di kampus mereka. "Memangnya siapa yang akan membuli kamu?"
"Tidak ada. PUAS?!"
Ara sudah lelah berbicara dengan pria yang ada di sampingnya. Hidup pria ini terlalu sempurna sehingga pria ini tidak pernah merasakan pembulian yang biasa terjadi di sekolah atau kampus.
"Satu hal yang aku harapkan bisa kamu lakukan untukku."
"Apa itu? Aku pasti akan melakukannya."
"Berpura-puralah tidak mengenalku saat kita berada di kampus. Jangan mendatangiku di kelas atau mengajakku ke kantin. Anggap saja kita tidka pernah bertemu atau saling mengenal, Please."
"Kenapa harus seperti itu?"
"Jangan banyak tanya atau kamu akan melihat aku kembali ke Indonesia sekarang ini juga?"
"Oke. Aku akan pura-pura tidak mengenal kamu kalau kita berada di kampus tetapi di luar kampus aku bebas bukan?"
"Terserah!"