Ara tidak tahu lagi bagaimana caranya mengatakan kepada Jie Rui agar pria itu mengijinkan dirinya kembali ke tempat Dena. Sejak mereka memasuki apartemen Jie Rui, pria itu terus membuat Ara tidak bisa berkutik.
"Ayo tidur! Tidur di sebelahku," Perintah Jie Rui sambil menepuk ranjang di sampingnya.
Ara tidak pernah memikirkan hal ini. Kemarin-kemarin Ara pikir kalau pria ini sedang mabuk dan lupa ingatan tetapi sampai sekarangpun pria itu tetap memaksa Ara untuk tidur di sampingnya.
"Aku tidur di kamarku saja, aku takut mengganggu privasi kamu."
Jie Rui menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ara kepadanya.
"Aku bilang tidur di sebelahku bukan di kamar kamu. Kamar kamu sudah aku jadikan gudang dan ranjangnya aku sumbangkan ke orang lain."
"Hah?"
"Sekarang tidur di sebelahku dengan kemauan sendiri atau dengan paksaan?"
Ara merengut, mau tidak mau dia tidur di samping Jie Rui meski dia tidak menginginkannya. Ara merasakan gerakan dari sisi sebelahnya karena Ara memilih untuk tidur membelakangi Jie Rui.
Jantung Ara berdetak dengan cepat. Dia tahu semua yang terjadi ini bisa membuat kesehatan jantungnya terganggu. Dia tidak akan bisa bersikap baik-baik saja apalagi setelah tangan Jie Rui memeluknya dari belakang.
"Jangan membelakangi aku, aku tidak suka."
Badan Ara langsung berbalik menghadap ke arah Jie Rui setelah pria itu menarik tubuh Ara untuk menghadapnya.
Jie Rui menutupi tubuhnya dan sekaligus tubuh Ara dengan selimut, menggunakan lengan kanannya untuk dijadikan bantal oleh Ara. Ara terlihat tegang sedangkan Jie Rui merasa senang dengan sikap Ara yang sama sekali tidak menolak saat dia memeluknya.
"Ingat bernafas dan sekarang pejamkan mata kamu. Kamu harus tidur karena besok kamu harus masuk kuliah bukan?"
Ara mengangguk dengan kaku, dia mengutuki dirinya sendiri karena dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri dan mencoba untuk rileks meskipun Jie Rui sudah mengatakan kepadanya untuk tetap rileks.
Semua hal yang terjadi ini masih belum bisa membuat Ara percaya dengan apa yang dilakukan oleh pria yang sedang memeluknya ini. Ara merasakan ketenangan dalam pelukan Jie Rui, tubuh tegap pria itu membuat Ara merasa tenang.
Mata Ara berkedip-kedip melihat wajah Jie Rui tetapi pria itu terlihat santai sekali, tidak ada rasa canggung di wajahnya meskipun Ara tidur di sebelahnya.
"Tidur atau kamu mau melakukan sesuatu yang lain?" Tanya Jie Rui dengan mata tertutup.
"Melakukan sesuatu yang lain? Apa itu?"
"Membuat bayi,"
Ara melotot lalu memejamkan matanya dengan erat. Kata-kata vulgar Jie Rui berhasil membuatnya membulatkan mata. Bagaimana bisa pria sedingin Jie Rui mengatakan semua hal mesum itu?
Jie Rui tersenyum melihat reaksi yang diberikan oleh Ara lalu kembali memeluk tubuh kecil Ara ke dalam dekapannya. Ketegangan Ara lama-kelamaan hilang dan dia sudah mulai bisa rileks.
Ara akhirnya terlelap dalam dekapan tubuh Jie Rui. Tangan kekar Jie Rui membuatnya merasa tenang. Sesuatu yang sangat diinginkan Ara selama ini dan akhirnya semua terwujud. Tidur dalam dekapan Jie Rui meskipun Ara masih meragukan semua yang dilakukan Jie Rui kepadanya.
Jie Rui mengecup kening Ara dengan lembut. Dia sendiri tidak menyangka mulai menyukai wanita yang pernah menjadi sahabatnya saat kecil dulu. Jie Rui menyukai Ara tetapi dia tidak menyukai cara keluarga mereka memaksa menjodohkan mereka berdua.
Jie Rui menolak Ara karena memang tidak ingin jika cinta mereka hanya di dasari oleh harta mengingat semua yang dilakukan Ara karena orang tuanya memiliki hutang yang selama ini di backup oleh keluarganya.
Jie Rui ingin cinta Ara benar-benar murni karena dirinya bukan karena harta yang selama ini digunakan oleh keluarganya untuk memaksa Ara menerima perjodohan ini, tetapi saat Ara pergi dalam hidup Jie Rui, pria itu terlihat tidak suka. Ara yang ceria dan apa adanya membuat apartement yang mereka tempati ramai tetapi setelah kepergiaan Ara semuanya menjadi sepi.
"Sekarang aku tidak peduli kamu mencintaiku karena harta atau tidak, yang aku inginkan hanya kamu tetap berada di sisiku dan bersama denganku. Jangan pernah memiliki pikiran kalau kamu bisa pergi dari hidupku." Ucap Jie Rui lirih sambil menatap wajah tenang Ara.
Jie Rui sudah bersumpah pada dirinya sendiri dia akan membawa Ara kembali ke sisinya. Sedetikpun Jie Rui tidak akan mlepaskan Ara meskipun Ara menolaknya. Kecantikan alami yang Ara milikki dan juga semangat Ara setiap hari membuat Jie Rui merasakan semua perubahan dalam hidupnya.
Jie Rui masih bertahan menatap Ara yang terlelap. Jie Rui tidak ingin saat dia membuka mata, Ara tidak ada lagi di sampingnya seperti saat pertama kali mereka tidur bersama seperti ini.
Jie Rui ingin melihat kedua bola mata Ara saat terbuka nanti di pagi hari sehingga Jie Rui memaksakan dirinya untuk tidak tidur.
"Apapun alasan kamu menerima pertunangan kita, sekarang aku tidak akan pernah mempedulikannya. Semua yang terjadi aku anggap sebagai masa lalu dan aku mengharapkan kamu selalu ada di sampingku. Menemaniku sampai tua nanti."
Marvel menyibakkan rambut Ara yang jatuh menutupi wajahnya. Wajah cantik Ara terlihat jelas di mata Jie Rui membuat pria itu tersipu malu. Jie Rui tidak pernah bosan melihat Ara bahkan saat dalam posisi tidur seperti ini.
"Pantas saja Wang Zeming menyanjung kamu. Selama ini kamu menutupi kecantikan kamu ini dengan pakaian longgar dan kacamata ternyata di balik semua itu tersimpan wajah cantik yang hanya dapat dilihat dari mataku."
Pujian Jie Rui berakhir dengan tertutupnya mata pria itu dengan tangan yang memeluk Ara. Jie Rui juga merasakan sesuatu yang belum pernah dia rasakan sehingga perasaan tenang dan damai membuat dia ikut terhanyut dalam mimpi.
Jie Rui mengarungi alam mimpi setelah mengatakan semua keinginannya kepada Ara meskipun dia tahu jika wanitanya itu tidak mendengarkannya. Jie Rui merasakan senang di dalam hatinya karena dia bisa memeluk wanitanya kembali dalam tidurnya.
Malam yang sunyi menambah suasana tidur mereka semakin tenang. Kedamaian benar-benar dirasakan oleh kedua insan itu. Jie Rui yang jarang bisa terlelap kini bisa merasakan tidur nyenyak kembali meskipun semuanya dia ketahui dengan cara yang tidak sengaja.
Memeluk Ara saat wanita itu mabuk membuat Jie Rui sadar dengan apa yang dia butuhkan selama ini. Jie arui membutuhkan Ara untuk hatinya. Hati Jie Rui yang diselimuti rasa curiga dan tidak percaya mulai bisa mempercayai Ara.
Jie Rui sadar jika dia tidak bisa menyalahkan Ara mengenai masalahnya selama ini. Semua ini karena kedua orang tua mereka yang menjadikan hubungan Ara da Jie Rui sebagai bayaran. Jie Rui ingin cinta yang Ara berikan kepadanya benar-benar berasal dari hati Ara tetapi semua itu kini tidak berlaku untuk pria itu.
Jie Rui terlihat kalang kabut saat melihat seseorang memuji Ara karena kecantikan dan juga kepandaian Ara dalam menari. Jie Rui tidak ingin ada pria lain yang membuat Ara nyaman lalu Ara berpaling darinya. Mulai malam itu Jie Rui sudah memutuskan jika Ara harus bersamanya.