"Aranya awas!" teriak Tomy yang terbangun dari tidurnya, wajahnya di penuhi dengan keringat, akibat mimpi buruk yang baru saja ia alami.
"Huh, kenapa gue bisa mimmpiin dia ya?" helaan napas membuat Tomy bingung, bisa-bisanya dia memimpikan seorang wanita yang telah merebut butiknya sendiri, padahal ia pantas marah dan mengutuk perbuatan Aranya dan juga Merry. Tapi, ia bisa apa saat usahanya dengan mudah di patahkan kedua wanita bertenaga pria, tak sebanding dengan ukuran tubuh keduanya.
"Ya mungkin udah bukan rezeki gue kali ya," ucapnya pasrah.
***
Zoya begitu prustasi dengan apa yang menimpa dirinya, jika ini di lakukan oleh pria lain, mungkin Zoya tak akan sepanik dan sebingung ini. Tapi, mengapa Bara bisa melakukan kemarahan sebesar itu padanya. "Apa dia tau, apa yang gue lakukan?" tanya sendiri pada dirinya.