Untuk apa lagi dia datang, jika hanya ingin membawa luka kembali? Tak ada yang dapat menghalangi kedatangan Bara, lelaki yang sedari tadi tengah di nantikan Pelangi. Goresan kesal telah menyelimuti hatinya. Pelangi yang sedari tadi mengumpat bahkan mengutuk lelaki yang kehadirannya sangat ia nantikan itu.
"Maaf," satu kata yang terucap dari mulut Bara, dengan perasaan bersalah lelaki itu datang bukan dengan tangan kosong, melainkan membawa sekuntum mawar merah yang ia persembahkan untuk wanita tercantik di hatinya.
"Udah gak perlu, buat apa juga bapak mintak maaf?" sahut Pelangi, dengan rasa kesal yang masih melekat di pikirannya.
"Kok bapak sih? Please.., maafin aku ya?"
"Ya kan emang bapak gurunya saya, dan guru itu gak pernah salahkan, pak?" pertanyaan Pelangi cukup benar adanya, peraturan pertama, guru memang tidak pernah salah, dan peraturan kedua jika guru salah, balik lagi pada peraturan pertama.
"Kamu marah La?"
