Hari ini butik tengah ramai, membuat Aranya dan juga Merry kelimpungan, di tambah kehadiran Tomy yang sangat meresahkan. Membuat hari yang seharusnya bisa di nikmati dengan baik menjadi buruk.
"Mau lo apa?"
"Gue punya penawaran menarik buat kalian?"
"Alah, gak usah basa-basi deh lo!"
"Merry sayang, kamu mau kan dengar penawaranku?" Tomy bertanya dengan begitu manca, sambil memainkan pena di atas meja kerja yang dulu menjadi miliknya.
"Aku muak lihat tingkahmu, sekarang katakan atau kau mau tanganku ini mencakar mulutmu?" sinis Merry
"Baiklah sayang, sepertinya kau sungguh tidak sabar rupanya ya?"
"Cih, sangat memuakkan," pekik Merry.
"Hahaha, sejujurnya aku hanya ingin bekerja sama dengan kalian? lagian aku sudah ikhlas dengan apa yang kalian lakukan padaku,"
"Apa lo berniat balas dendam, berpura-pura baik, setelah itu mengambil alih kembali butik ini, begitu maksud lo?" suara Aranya terdengar begitu lantang, membiat Tomy begitu mengagumi pemikiran Aranya.