Kepanikan si rasakan Rifin, tak pernah ia merasa sepanik ini. Padahal urusan pekerjaan jauh lebih menegangkan, situasi seperti ini, bagaimana tengah masuk ke dalam hutan yang memiliki jurang yang curam dan sulit untuk mencari jalan keluar.
"Mati deh saya," ucap Rifin seraya menepuk keningnya sendiri.
Rifin kelimpungan mencari jalan keluar, saat mendengar suara Meli di ikuti dengan iringan langkah kaki yang mengetuk di lantai. Sepertinya Rifin belum menyadari jika Meli tengah buta, kepanikan ternyata membuatnya tidak bisa berpikir dengan baik.
"Siapa di sana?" teriak Meli, sembari bertanya dan menaruh curiga pada kamar Aditya. "Aku yakin ada seseorang di kamar Aditya," pikir Meli
"Siapa itu?" teriak Meli kembali dan perawatpun segera menemui Meli, " Ada apa, bu?"