Chereads / MY BLOOD'S DEVIL AND ANGEL ! / Chapter 39 - Bagian Tiga Puluh Sembilan

Chapter 39 - Bagian Tiga Puluh Sembilan

PETUALANGAN ANTONIO : PEMBURU HANTU, RUMAH SAKIT TUA 2

Martin menjelaskan semua tentang sejarah rumah sakit tua itu, dan menurutku itu bagian yang terbaik dari kelompok ini. Karena sebaiknya kita harus tahu dahulu tempat yang akan kita kunjungi dari mulai sejarah, kondisi dan lainnya sehingga bila terjadi sesuatu maka akan mudah.

"Oke, untuk penjelajahannya kita mulai minggu depan! oke ?" Dia memperhatikan semuanya.

"Maaf, aku tidak bisa !" kataku sambil menunjuk tangan, mereka terkejut.

"Kenapa ?" tanya Martin.

"Martin, dia itu bekerja di toko barang antik !" sela Ana, semua tertegun kecuali Ana dan Rob, sejak peristiwa waktu lalu sering datang ke toko. Mereka ingin tahu lebih banyak barang antik di toko. Aku mengangguk.

"Aku hendak mengambil barang antik !" jawabku.

"Oh, ya sudah! jadi dua minggu lagi oke ?" tanyanya, dan semua mengangguk. Termasuk aku setuju.

Seminggu kemudian, kebetulan Rob datang ke toko. Saat itu aku sedang membersihan dahulu barang-barang antik yang berada di dalam toko.

"Antonio ?" ujar seseorang.

"Aku dibawah Rob !" teriakku dari basement. Terlihat Rob turun ke bawah.

"Sedang apa kamu ?" tanyanya. Aku tersenyum.

"Biasa, membersihkan dulu semua sebelum pergi !" jawabku.

"Oh ... !"

"Ada apa, kemari ?" tanyaku. Rob tertegun.

"Pengen kesini saja, bosan aku di rumah !" jawabnya sambil duduk di kursi dan memperhatikanku.

"Oh, ya tidak apa-apa! jadi mau ikut juga ?" tanyaku, Rob mengangguk.

"Duk ... duk ...duk !" terdengar suara dari dalam lemari besi di basement. Rob terkejut dia melirik ke arahku, sambil mendekat karena takut.

"Sudah, tidak apa-apa! mereka mau di bersihkan juga! tapi tidak sekarang !" kataku menenangkan Rob.

"Kamu tunggu di atas saja Rob! takut ada pelanggan datang !" Rob mengangguk, bukan mengusir, tapi takut terjadi apa-apa kepadanya, kalau brangkas besi di buka. Dan dia pun ke atas. Dan aku mulai membukanya ...

"Bagaimana sudah selesai ?" tanyanya, aku mengangguk.

"Apa ada yang datang ?" tanyaku, Rob menggeleng. Tapi tiba-tiba bel pintu berdering, seseorang datang membawa paket.

"Toko barang antik Thomson ?" tanyanya kepadaku, aku mengangguk. Dan dia menjelaskan ada barang kiriman untuk di serahkan kemari, dan aku tanda tangan. Sementara pegawai itu seperti ketakutan tak betah di sini.

"Ini sudah !"

"Oke, ini paketnya !" sambil menyerahkan sebuah kotak kecil dan dia pun pergi.

"Kadang-kadang ada pengiriman begini kesini !" kataku.

"Apa semua di jual ?" tanya Rob penasaran, sambil memperhatikan sekeliling,

"Tentu saja, tidak semua berisi !" jawabku sambil membuka kotak dan ternyata pantung porselen berbentuk kucing, seperti nyata saja.

"Wow, cantik sekali !" seru Rob, tapi aku menunjuk ke samping meja.

"Oh, my ...!" Rob terkejut ada bayangan kucing hitam, sedang tertidur di meja. Padahal pantung kucingnya berwarna putih.

"Jadi ... ?" dia menatapku, aku mengangguk

"Tapi dia baik kok !" aku tersenyum, perlahan kucing itu berwujud dan tanganku mengusap bulunya, dia terbangun dan menatapku. Tapi tiba-tiba mendekati Rob, dia terkejut dan mundur.

"Sepertinya dia suka kepadamu !" kataku dan kemudian meletakan patung itu di etalase karena tidak besar.

"Miaw ... !"

"Apa dia arwah ?" tanyanya. Aku menggeleng.

"Siluman kuncing! di alam lain, bukan hanya monster tapi hewan pun ada !" kataku. Walau agak takut tapi akhirnya Rob penasaran ingin menyentuhnya. Dan dia tertegun karena terasa tubuh dan bulunya ketika mengusapnya.

"Kalau arwah tidak mungkin bisa tersentuh oleh manusia !" kataku. Rob tertegun.

"Tapi dia tidak sembarangan menampakan diri ke semua orang !"

"Jadi hanya aku yang bisa melihat dan merabanya ?" tanyanya, kucing itu seperti lengket dengan Rob. Aku mengangguk.

"Kamu suka binatang? maksudku kucing ?" tanyaku, Rob mengangguk.

"Tapi sayang, mama dan papaku tidak terlalu suka !" katanya sambil mengusap dan membelai kucing itu.

"Oh, tidak apa-apa! dia tidak usah di beri makan! karena akan mencarinya sendiri !" jawabku tersenyum.

"Oh ya? apa makanannya ?" tanya Rob penasaran.

"Bukan daging atau biasanya tapi hawa jahat dalam diri seseorang !" jawabku, Rob terkejut. Aku menjelaskan sedikit, Rob agak ragu untuk menjadikan teman kucing itu, tapi sekali lagi aku mengatakan kucing ini baik dan suka padanya.

"Dia seperti Amord !" kataku, Rob menatapku dan mengangguk mengerti.

-----------------

Rob pun ikut denganku ke sebuah kawasan elit di kota ini, terletak di pinggiran kota. Perumahan ini di peruntukan bagi kalangan menengah atas. Dari pejabat sampai pengusaha. Di sini tidak ada yang sama rumahnya, semua berbeda.

Dan ... ternyata Rob tinggal disini! aku baru tahu dan terkejut. Keluarga Rob seorang pengusaha terkenal, bisa di sebut turun temurun dari kakek buyut hingga kepada ayahnya. Oh iya, aku menggunakan sepeda motor bukan mobil karena belum bisa. Aku bisa mengendarainya berkat latihan bersama teman Michael yang hobi naik motor sport atau motor besar milik ayahnya.

Dengan motor memudahkanku kemana-mana, bila barang sedikit atau bisa dibawa motor akan ku bawa, tapi bila banyak mereka akan mengirimkan ke toko. Kami tiba di sebuah rumah besar.

"Kamu kenal ?" tanyaku kepada Rob.

"Engga, aku tidak pernah bergaul dengan para tetangga! entah kalau orang tuaku !" jawabnya, aku tahu Rob tidaklah sombong memperlihatkan kekayaan keluarganya di kampus atau di manapun, orang menyangka dia orang biasa. Berbeda dengan Michael Chang walau dia tidak sombong juga, tapi menganggap kekayaannya biasa saja.

Aku sendiri baru tahu sekarang, ketika akan berangkat kemari tadi dia sempat bertanya kemana? ketika ku beri tahu dia terkejut dan tahu tempat ini.

"Barang apa yang kamu ambil ?" tanyanya.

"Biasa, kalau engga lukisan, patung atau perhiasan !" jawabku.

"Yeah, biasanya mereka suka mengkoleksi barang antik !" katanya.

"Seperti kekuargamu ?" ujarku sambil tersenyum.

"Begitulah! entah karena hobi atau prestise tak mau kalah dengan orang lain !" jawabnya. Rob mengatakan alasan kenapa keluarganya juga selalu mengkoleksi barang antik, ada yang diberikan sebagai hadiah atau membeli karena di tawari, ada juga membeli karena acara lelang amal.

Aku mengangguk mengerti dan itu semua yang selalu aku dapatkan ketika membeli atau menjual ke orang kaya seperti ini. Tapi biasanya karena ada sesuatu itu yang utama. Seperti sekarang ini, kalau membahayakan nyawa mereka tak sungkan menjual dengan harga murah, padahal di beli dengan lebih dari itu.

Tapi klien ku hari ini memang mengkoleksi barang antik dan langka, aku sudah yang ketiga dengan yang sekarang. Setelah sebelumnya bersama mr Thomson, kemudian sendiri ketika sudah memberikan tanggung jawab sepenuhnya oleh mr Thomson mengelola toko. Dia sempat ragu tapi ketika aku membuktikan bahwa aku bisa maka tak perlu di ragukan lagi. Dia percaya sepenuhnya denganku, termasuk sekarang.

Haru ini sebenarnya kemari ada dua misi, membeli sekaligus menjual barang. Jadi ketika kemari aku langsung di terima walau memakai motor saja. Kini kami duduk di ruang tamu yang besar dan mewah. Tak lama seorang lelaki berumur lima puluhan datang bersama dengan seorang perempuan cantik setengah dari umur dari pasangannya.

"Tuan Antonio !" sapanya.

"Mr Walter !" jawabku sambil memperkenalkan Rob ketika bersalaman. Dia ternyata mengenal keluarga Rob dan menanyakan tentang kedua orang tuanya dan di jawab oleh pemuda itu.

"Oke, kita kembali ke bisnis tuan Antonio! mau lihat barangnya dahulu atau yang ingin anda tawarkan ?" tanyanya.

"Terserah, tapi kurasa aku melihat dahulu barang anda !" jawabku.

"Oke !" katanya dan meminta pelayan pribadinya untuk mengambil sesuatu, setelah menghidangkan teh kepada kami, dia mengangguk. Tak lama ada pelayan lain datang membawa meja dan ada sebuah barang yang tertutup kain hitam. Aku sudah menduga apa itu. Dan benar saja sebuah guci antik.

"Aku mendapatkan guci itu dari sebuah pelelangan! katanya sih guci ini di dapat dari penggalian harta karun sebuah kapal karam di kepulauan karibia! kapal bangsa Spanyol yang tenggelam di tahun 1700 an! tidak mahal, aku membelinya sekitar 100 ribu dollar! dan ini bukan pertama kalinya aku membeli yang seperti ini! jadi sudah biasa, cuman sekarang bedanya! kata para pelayan guci ini merasa aneh dan menganggu mereka! pada awalnya aku tak percaya! karena semua benda yang ku beli tidak ada yang seperti itu !" jelasnya.

"Mr Walter, ini sudah ketiga kalinya loh !" aku mengingatkannya, dia tertegun dan mengangguk.

"Yah, anda benar! tapi hasratku tentang barang antik tidak bisa aku hilangkan !" katanya membela diri. Aku tersenyum, aku tahu seleranya termasuk tinggi dan tahu mana yang benar-benar antik dan tidak alias palsu.

"Boleh aku lihat dan pegang ?" tanyaku, dia mengangguk mempersilahkan aku untuk itu. Aku berdiri dan menyentuh dan memang ada sesuatu tapi tidak terlalu berbahaya sebenarnya.

"Anda tahu tentang guci mr Walter ?" tanyaku, dia tertegun dan mengangguk.

"Tunggu, apa dia ... tempat ... abu ?" tanyanya terkejut. Aku mengangguk.

"Oh, astaga !" katanya tak percaya.

"Sepertinya orang Spanyol, tak menyadari ada guci ini !" kataku, dengan sekilas aku bisa melihatnya.

"Tapi di dalamnya sudah bersih !" ujarnya.

"Ya, sudah tersapu air laut bertahun-tahun! tapi sisanya tetap menempel walau sudah di bersihkan! anda mengertikan maksudku ?" dia pun mengangguk percaya, setelah kejadian yang lalu, sempat tak percaya pada akhirnya mengakui bahwa itu ada. Sebagai pencinta barang antik harus mengakui hal itu.

"Apa bisa di 'dibersihkan' ?" tanyanya, aku menggeleng.

"Dia sudah suka dengan tempat ini! dia putri dari kaisar !" kataku sambil menyebut dinastinya dan tahunnya.

"Wow, aku tak menyangka !" katanya tak percaya.

"Apa dia jahat ?" tanyanya, aku menggeleng.

"Tidak, tapi suka mengganggu! karena dia masih abg atau remaja ketika meninggal! jadi masih ada rasa ingin tahu lebih banyak! kalau anda kuat silahkan !" jawabku tersenyum. Mr Walter mengangguk.

"Jual saja, aku tidak mau !" tungkas istrinya tidak setuju.

"Ya sudah, berapa kalau di jual ?" tanyanya.

"1000 dollar !" jawabku, dia tertegun.

"Aku rasa harga segitu cukup! dengan penghuni yang suka jail ini! mr Walter, toh anda masih mempunyai guci yang seperti ini yang anda punya, iya kan ?" tanyaku, dia tertegun sambil menatapku heran.

"Oke, baiklah aku setuju !" katanya. Aku tersenyum.

"Sekarang apa yang anda tawarkan? ku harap sesuatu yang menarik !" katanya tersenyum seperti mengejek sih, tapi aku balik tersenyum dan membuka tas ku, kemudian ku ambil sebuah kotak kecil.

"Ini cocok, untuk anda! terutama istri anda !" kataku sambil melirik ke arah wanita di samping mr Walter. Ketika ku buka kotak ada kantong beludru hitam dan di dalamnya ada anting berlian yang berkilauan sangat indah, keduanya terbelalak tak berkedip menatap ke arah benda itu ....

Bersambung ....