Chereads / MY BLOOD'S DEVIL AND ANGEL ! / Chapter 43 - Bagian Empat Puluh Tiga

Chapter 43 - Bagian Empat Puluh Tiga

PETUALANGAN ANTONIO : PEMBURU HANTU, RUMAH SAKIT TUA 6

Kami di tempatkan di sebuah ruangan sel pada waktu itu, karena sebenarnya sekarang tidak ada lagi. Entah sudah dibongkar atau apa. Jadi semua mengalami kejadian yang persis sama seperti waktu lalu, hanya kini kami yang terperangkap jiwanya di waktu itu. Ada suatu hawa aneh yang mengelilingi basement ini yang bisa membuat siapa pun tidak bisa kemana-mana.

"Ana, Rob! aku sudah menghilangkan kalian dari pandangan semuanya termasuk dokter gila itu! jadi kalian berada di dua dunia! aku ingin kalian pergi ke arah tangga disana! lalu keluarlah, tunggu kami di mobil van! jangan takut kalian sudah mempunyai gelang itu! jadi tidak bisa di ganggu oleh siapa pun juga! oke? aku akan bersama mereka untuk menyelamatkannya !" bisikku kepada Ana dan Rob, untuk membiarkan mereka pergi dahulu, agar tidak ribet menolong yang lainnya, walau ragu keduanya mengangguk setuju. Dan perlahan keduanya mundur ke belakang, mereka bisa melihat tangga di sana.

Sementara aku bersama yang lain dan bersikap biasa, dan kini Rob dan Ana sudah pergi tanpa di ketahui oleh para mahluk astral ini.

"Miaw ...!" terdengar kucing Rob ada bersama di sini. Dia berjalan di lorong sel ini dengan cuek, seperti binatang pada umumnya, aku tersenyum, dan kemudian kucing itu berbaring di salah satu ruangan yang terdapat dokter gila, yang sama wajahnya seperti waktu lalu. Tanpa ada mata hilang sebelah dan wajah rusak, kaki pincang. Tapi tetap menyeramkan dengan kepala botak, kaca mata bulat, tubuh tinggi besar, dan tatapan mata yang tajam serta senyum seringai melihat semua pasien yang di siksanya menangis, menjerit kesakitan serta berteriak minta tolong.

Rosie, terlihat menunduk menangis mulutnya tak berhenti berdoa, Mia terdiam. Sementara Martin dan Theo seperti kehilangan tenaga untuk melawan, keduanya tertunduk lesu, semua jiwanya sudah di kuasai dokter gila itu.

Aku, untuk sementara terdiam dan memperhatikan semuanya. Aku ingin melihat 'cerita' ini akhirnya seperti apa. Ya, semua yang disini menggambarkan semua yang terjadi di masa lalu, harusnya ini hanya memori atau bayangan saja, tapi bagi Martin dan teman-teman nyata adanya.

Dokter gila itu, akan membuat mereka seperti para pasiennya. Rasa sakit akan dirasakan oleh semuanya.

"Tuk ... tuk ...tuk ...!" suara langkah kaki sepatu mendekati kami dan itu adalah dokter gila itu, dia berdiri di hadapan kami dan menatap tajam memperhatikan. Tanpa di duga aku menyerang dia, yang lain terkejut.

"Aku tidak gila, kurang ajar !" teriakku hendak memukulnya, tapi di tahan oleh dua orang bertubuh tegap, tak lama aku di banting ke lantai dan di pukuli hingga babak belur, aku berteriak kesakitan dan terdiam. Tak lama mendekatiku dia kemudian menjambak rambutku dan mengangkatnya sehingga wajahku yang berlumur darah terlihat, semua berteriak ketakutan.

"Kamu, mau melawanku ?" tanya dengan nada berat dan mengancam.

"Walau manusia, kamu sudah ku kuasai !" seringainya dan meminta kedua pengawalnya membawaku pergi.

"Nanti, giliran kalian !" sambil menunjuk kepada Martin dan teman-teman, aku melirik ke arah dan mengedipkan mata sekilas. Ya berkat aksiku semua menjadi tersadar. Mereka pun pergi bersama dokter gila itu.

"Hallo, Martin ..." terdengar suara pelan dari earphone seseorang.

"Ana ..." jawab Martin tertegun, semua pun sama.

"Betul, aku Ana! aku ingin memberitahumu sesuatu ..." semua terdiam sesekali tertegun. Tanpa di duga seorang perawat lelaki datang menghampiri. Semua terkejut.

"Ssssttt ... jangan khawatir aku teman kalian! aku Amord, aku akan membebaskan kalian dari dokter gila itu dan membawa kalian pergi dari sini! tapi kalian harus menurut apa kataku !" mereka bingung, tapi setelah mendengar penjelasan Ana, semua setuju.

Martin dan lainnya berdiri, dan mengikuti perawat itu. Perawat itu seperti membawa pasien sehingga tidak ada mencurigai yang lainnya. Mereka di minta berhenti, Perawat itu menyentuh pundak semuanya, dan terkejut di sana seperti ada lorong cahaya.

"Kalian masuk ke sana cepat! jangan palingkan wajah kalian ke belakang !" perintah perawat itu. Walau ragu satu persatu mereka menuju lorong, ketika giliran Martin yang terakhir di tengah perjalanan dia sempat melihat kebelakang dan terkejut tak percaya.

"Martin, apa yang kamu lakukan cepat !" teriak Theo menari tangan Martin pergi.

"Theo !" terdengar teriakan pelan.

"Ana ...?" Theo tertegun, keduanya berpelukan.

"Si ...siapa tadi ?" tanya Martin gugup dan ketakutan.

"Amord !" jawab Rob, semua tertegun, kecuali Ana.

"Nanti saja aku jelaskan! sebaiknya kita keluar gedung dan pergi dari sini !" perintahnya.

"Lalu Antonio ?" tanya Mia.

"Jangan khawatir, dia pasti menyusul kita kok !" jawab Mia, akhirnya semua menurut dan pergi dari sini sebelumnya sempat melirik ke arah basement yang kembali seperti semula, sepi dan gelap ....

-----------------------

Aku di bawa ke sebuah ruangan, ada banyak peralatan yang aneh. Aku di dudukan di sebuah kursi. Dua perawat mengikatku yang sudah ada pengikatnya di kursi. Badan, tangan dan kaki semua di ikatnya sehingga tak bisa bergerak sama sekali.

"Sudah ku duga kamu berbeda sekali dengan yang lain !" kata dokter itu mendekatiku dan mencekram wajahku yang berdarah dan babak belur, aku meringis kesakitan.

"Beri dia aliran listrik !" perintahnya. Dan salah seorang mengambil sesuatu dan menempelkan ke tanganku.

"Aaaarrrrgghhhhh .... !" aku berteriak keras karena ku rasakan sengatan listrik mengalir ke tubuhku.

"Bagaimana ?" seringainya menatapku.

"Maaf dokter, mereka menghilang !" tiba-tiba, ada seorang perawat datang dan memberitahu sesuatu. Dokter gila itu tertegun dan melirik ke arahku dan memukulnya.

"Rupanya semua ulahmu !" teriaknya marah, aku pun tersenyum seringai.

"Baik, mereka tidak bisa pergi jauh !" katanya.

"Oh ya, kamu hanya arwah biasa yang di rasuki jin saja! tak bisa berbuat lebih terhadap seorang manusia !" kataku menatapnya tajam.

"Ha ... ha ... ! kamu lihat, aku bisa melakukan ini kepadamu! dan membuat mereka gila !" dia tertawa dengan sombongnya.

"Coba saja !" jawabku menantangnya, dia pun pergi dan memerintahkan perawat untuk tetap menyiksaku, aku hanya tersenyum seringai menatapnya pergi.

Dokter gila itu mencarinya, tapi tidak bisa pergi keluar basement karena aku sudah memberikan pelindung khusus.

"Kurang ajar! bunuh dia! tunggu jadikan dia tumbal saja !" perintahnya marah.

Semua kembali berubah kini basement menjadi ruangan pemujaan, ada api pembakaran mayat yang membara, ada orang yang menari dengan musik tradisional dari Afrika, aku dan lainnya di bawa kesampingnya. Tiba-tiba muncul seseorang memakai jubah dan bertopeng, ikut menari serta merafal beberapa mantra. Aku mendengar suara tangis dari beberapa dan melirik ke sampingku, aku merasakan sesuatu ... ada manusia lainnya ?

Jadi bukan hanya kami? apa mereka pemburu hantu juga? hmmm ... menarik ...

"Wahai para iblis ... terima lah persembahan kami !" salah seorang yang menari berteriak.

"Wuuuuuu .... !" di sambut oleh yang lain. Tiba-tiba ada seseorang menarikku ke sebuah kursi dan di dudukkan aku. Pria bertopeng datang sambil menggenggam sebuah belati dan ...

"Aaaaarrhhhhggg ....!

"Cccrrrrrooootttt .....!" darah pun mengalir ....

Bersambung .....