PETUALANGAN ANTONIO : PEMBURU HANTU, RUMAH SAKIT TUA 7
Tiba-tiba, sebuah benda tajam menggesek leherku. Kurasakan darah mengalir membasahi tubuh, aku juga mendengar beberapa suara jeritan ketakutan. Aku melirik ke arah pria bertopeng itu, ada senyum seringai dan ternyata dia dokter gila itu.
"Persembahan kepada iblis sudah terlaksana !" ucapnya, dan terdengar suara teriakan gembira. Musik pun bergema.
"Ha ... ha ... ! terima kasih atas persembahannya untukku !" semua terkejut, ketika aku berbicara dalam keadaan 'sekarat'. Semua berhenti dan menatapku.
"Ah, sudah lah! cukup dramanya !" perlahan luka yang menyayat di leherku mulai menutup kembali seperti semua, sedikit demi sedikit aku mulai berubah dan pada akhirnya menjadi Devil seutuhnya. Semua terkejut, termasuk dokter itu.
"Kenapa? kalian ingin bertemu denganku kan ?" tanyaku dengan senyum seringaiku kini. Tak ada darah dalam tubuhku sekarang dan aku berdiri.
"Aku terima semua persembahan darahku sendiri yang sangat spesial sehingga apa pun keinginan kalian akan terpenuhi semua !" kini sayapku sudah terkembang.
"Betulkan, dokter ?" aku menatap pria bertopeng. Lelaki itu terdiam tidak bergerak sama sekali.
"Aku suka sekali, darah !" aku menjilati bibirku, yang berubah seperti ular.
"Sayang, kalian semua hanya arwah saja! aku tidak suka !" kataku lagi.
"Iiii ... bbbliisss !" terdengar suara menyebut namaku. Aku menatap seorang lelaki yang ketakutan. Aku tersenyum dan mendekatinya.
"Aku, mencium bau manusia !" kataku mendekatinya. Lelaki itu ketakutan.
"Oh, aku tahu sekarang! kamu yang melakukan ritual ini bukan? untuk menghidupkan kembali dokter gila ini ?" aku menunjuk lelaki bertopeng itu.
"Tidak, bukan aku! aku hanya mengikuti seseorang saja !" teriaknya ketakutan.
"Oh ya? siapa ?" lelaki itu menunjuk seseorang.
"Dia !" aku menatapnya.
"Kamu penganut ilmu hitam ?" kepada seorang lelaki tua, yang tidak terlihat takut, justru seperti menantangku.
"Betul, aku yang menghidupkan semua ini! dan melakukan persembahan darah kepada iblis !" katanya dengan nada sombong.
"Benarkah, kamu iblis ?" tanyanya tak percaya, aku tertawa.
"Apa, kamu pernah melihat iblis yang lain ?" aku balik bertanya. Dia mengangguk.
"Seperti apa? atau seperti dia ?" aku menunjuk ke arah Amord yang sebenarnya dari tadi mengawasiku tapi ku cegah biar aku yang melakukannya karena ini berbeda dan dia setuju. Dia terkejut.
"Sudah, aku duga !" aku tersenyum seringai.
"Sekarang keluarkan dia! kalau memang kamu punya kekuatan untuk mendatangkan iblismu sendiri dan perlihatkan wujudnya yang sebenarnya di hadapanku !" tantangku kepadanya. Dia pun menyangggupi, aku tahu dia punya itu tapi aku ingin melihatnya. Dia berkulit hitam, mempunyai kalung dari tengkorak. Serta sebuah tongkat kayu, bisa ku tebak dia bukan dari sini, maksudku punya darah keturunan dari luar sini, mungkin saja dari Afrika ? dunia ini luas, aku baru saja melakukan petualangan tapi dengan membaca buku aku tahu, tentang suku yang melakukan sihir seperti ini seperti Voodo.
Lelaki itu membaca mantra, dan menggerakan tangannya. Sampai muncul sebuah asap putih, makin lama berubah hitam kelam dan berwujud seperti Amord tapi lebih besar.
"Dia iblismu ?" tanyaku dan tertawa. Muka dukun itu memerah karena ejekanku.
"Apa yang kamu ketahui tentang iblis? hai dukun !" tanyaku,
"Apa dia yang memberikan ilmu itu padamu? atau dia melaksanakan semua keinginanmu ?" tanyaku lagi. Kemudian dia berbicara dengan bahasa tak ku ketahui seperti sebuah mantra. Akhirnya aku mengerti, dia hendak menaklukanku, seperti mahluk itu.
----------------------
Tiba-tiba entah dari mana, datang ular sangat banyak, menghampiriku hendak menyerangku. Tapi dengan sekali jentikan jariku mereka hangus terbakar. Dia terkejut, tapi tidak putus asa. Kembali mengucap msntra dan api kini membakarku. Aku dengan tenang keluar darinya.
"Begitu ya, menurutmu aku hanya sebatas mahluk yang bisa kamu tundukan dengan ilmumu ?" tanyaku dengan senyum seringai.
"Kalau itu aku bisa !" kataku dan dengan menggerakan jariku ke arah pria bertopeng yang sebenarnya boneka arwah dari si dukun untuk melakukan ritual seperti ini, entah apa maksudnya dia melakukan semua ini.
Perlahan, boneka arwah mulai bergerak mendekati sang dukun. Dia terkejut dan dengan cepat merapalkan mantra untuk melawannya, aku hanya memperhatikan saja. Rupanya dia memerintahkan mahluk yang bersamanya untuk melawan Dokter gila itu.
"Menarik sekali! hi ... hi ... !" kataku dan duduk dengan santai di bangku. Dukun itu menatap tajam ke arahku. Dokter gila dan mahluk kini bertarung. Aku melirik si dukun kembali mengucap mantra untuk yang kesekian kalinya. Keringatnya membasahi tubuhnya. Rupanya ini mungkin ilmu tingkat tinggi.
"Kalau kamu iblis tunjukanlah kepadaku! aku akan memujamu dan melakukan apapun keinginanmu !" dia berteriak.
"Aku sudah menunjukan siapa diriku! wujud tadi hanya darahku yang lain yaitu manusia! ini wujud asliku .... mungkin tidak, masih ada darah lainnya! tapi ini cukup bukan? kalau tidak percaya tanya mahluk piaraanmu itu siapa sebenarnya diriku !" aku kembali menggerakan tanganku dan boneka arwah dokter gila berhenti. Mahluk itu pun sama, dan berbicara kepada si dukun, dia terkejut dan tak percaya.
Tiba-tiba dia bersujud dihadapanku, dan meminta maaf dan akan mengabdi kepadaku. Aku terdiam, karena rasanya belum puas dengan apa yang terjadi.
"Katakan dan jelaskan semuanya tentang kejadian ini !" Kataku, si dukun terkejut. Dan kemudian dia pun menceritakan semuanya.
"Baik lah !" Ucapku sambil berdiri. Aku kemudian mengeluarkan sesuatu dan itu adalah sebuah botol. Si dukun terkejut. Aku menggerakan tanganku mahluk bawaan si dukun masuk ke dalamnya. Setelah itu aku mendekati si dukun.
"Aku, berbaik hati memaafkanmu !" Kemudian menyentuh dahi dikeningnya. Tak lama si dukun terjatuh pingsan. Aku menatap dokter gila.
"Dosamu tak terampuni, untuk itu aku mengunci dirimu di rumah sakit ini di masa lalu, tapi tidak bisa ke masa depan. Hidupmu hanya di sana! Tapi tidak disini !" Kataku. Aku kembali menggerakan tanganku dan sebuah portal terbuka dan jiwa si dokter gila itu tersedot.
"Ampuni aku ,.. tolooongg !" Raungnya terdengar dan menghilang. Semua pun selesai, aku membuat mereka semua pingsan dan menatap video yang masih merekam.
"Bagaimana sekarang ?" Tanya Amord. Aku tersenyum.
"Aku akan sedikit memperlihatkan, dunia lain itu seperti apa! Biar mereka tahu, tak perduli mau percaya atau tidak !" Jawabku. Dan aku menggerakan tanganku. Kamera itu pun mengedit sendiri menjadi bagian gambar yang baru.
"Ayo, kita pura-pura pingsan juga !" Ajakku, Amord mengangguk. Aku merubah diriku kembali menjadi manusia. Tapi Amord menghilang.
Keesokan harinya kami dibangunkan oleh, penjaga gedung yang heran tapi tidak aneh. Karena kami bukan satu-satunya pemburu hantu yang selalu datang ke sini. Karena tempat ini memang dijuluki salah satu tempat paling angker. Kami semua kembali ke penginapan.
Ketua tim dan lainnya memeriksa semua peralatan untuk mengetahui apa yang terjadi dan dapatkan. Di luar dugaan semuanya menangkap fenomena aneh dan supranatural di sana. Bisa disebut hasil kali ini sangat memuaskan.
"Waw ... ini akan menghebohkan loh !" Serunya, semua mengangguk tak percaya, aku senyum saja. Setelah itu kami merangkumnya untuk di upload di situs berbagi video dan media sosial.
Kami pun memutuskan pulang, aku dan teman-teman sebagian kembali ke kampus. Beberapa hari kemudian tim pemburu hantu kampus memberitahu bahwa video mereka sudah mencapai 500 ribu orang menonton hanya dalam waktu 3 hari saja. Dan juga mendapat berbagai komentar pro dan kontra.
"Dan kalian tahu ? Martin di undang untuk wawancara di sebuah stasiun televisi !" Ujar Rob. Aku yang lainnya tertegun.
"Oh ya ?" Tanya Mia.
"Betul, mereka tertarik dengan video yang kita hasilkan lebih banyak fenomenanya di banding yang pernah di ketahui oleh pemburu hantu yang lainnya !" Serunya semangat. Kami hanya mengangguk mengerti saja.
"Dan ... kita pun di undang juga !" Ujarnya sambil tersenyum.
"Tapi, hanya sebagai penonton ..."
"Oh, jadi acara apa itu ?" Tanya Mia, penasaran.
"Sarah Show ..." jawab Rob singkat. Mia dan lainnya terkejut.
Bersambung ....