JALAN-JALAN KE PARIS PERANCIS 3
"Hallo, Antonio! Apa kabar? Sungguh nengejutkan saya bisa bertemu dengan anda kembali di acara yang tak terduga yaitu acara pelelangan !" Sapa miss Sarah.
"Saya, baik-baik saja! Dan saya pun juga senang bisa bertemu dengan anda di sana !" Jawabku.
"Oke, apa anda sering ke sini ?" Tanyanya.
"Kalau saya di undang, ya datang! Kebetulan ada tamu waktu lalu datang ke toko saya! Seperti biasa ada barang terkutuk, kebetulan dia menonton acara anda dan melihat saya !" Jawabku. Dia tertegun, dan aku pun menceritakan semuanya.
"Oh, begitu! Tapi saya cukup terkejut, karena kalung mutiara itu di jual? Kenapa ?" Tanyanya heran.
"Ya, di tempat saya sudah penuh! Ha ... ha ...! Maksudku, mutiara itu mempunyai energi positif, sedang di toko kebanyakan energi negatif semua,apa salahnya berbagi dengan yang lain? Sayangnya tidak ada yang membeli tuh !" Kataku tersenyum.
"Iya juga ya, padahal anda sudah menawar tidak mahal! Saya tadinya ingin membeli tapi ... buat apa juga! Toh saya sudah mendapat manfaatnya! Apa yakin, anda tidak menjual lagi setelah itu? Banyak loh, menawar lebih tinggi !" Ujarnya tertawa.
"Kesempatan hanya sekali! Dan itu bukan barang sembarangan! Kalau banyak sih tak apa-apa dan itu langka! Uang bagiku tak masalah, tapi seseorang harus menghargai suatu barang! Ketika tahu itu bermanfaat baru deh, seperti itu! Kita bisa melihat motivasi setiap para pembeli !" Jelasku, miss Sarah terdiam.
"Anda benar sekali, ada sesuatu yang tidak bisa di beli dengan uang! Tapi anda ... siap dengan resikonya ?" Tanyanya agak ragu.
"Resiko? Itu kan barang milik kami, jadi mau di jual atau tidak terserah! Kalau memaksa, ya tanggung sendiri akibatnya! Saya sudah cerita tempo hari, betapa banyaknya pencuri yang datang, tapi mereka menyerah akhirnya !" Jawabku tersenyum. Miss Sarah mengangguk.
---------------
Mr Pierre akhirnya mengajakku ke Perancis, aku tak keberatan. Selain untuk melihat tokonya, juga ada beberapa klien dan sejumlah pelelangan barang seni yang akan diikuti. Dan temanku juga ikut. Aku membawa beberapa barang, yang mungkin saja ikut lelang di sana.
Kami ke bandara dan berangkat menggunakan pesawat pribadi milik kliennya menuju Paris Perancis. Di dalam pesawat berukuran sedang ini, cukup lengkap dan mewah. Ada dua kamar, ruang santai dan ruang makan. Ada pramugari yang siap sedia menyediakan makanan apa pun yang kita mau.
Pesawat pun lepas landas meninggal kota New York menuju Paris. Di pesawat kami mengobrol dan ternyata mr Smith ikut. Mr Pierre mengatakan sesuatu yang sangat mengejutkan.
"Ada beberapa pelelangan, dengan barang antik yang tak biasa dan aneh! Karena pembelinya menyukai yang seperti itu! Dari mulai artefak kuno yang konon terkutuk, benda berhantu, Alien dan lainnya !" Ujarnya, temanku terkejut, tapi aku tidak.
"Kamu tahu ?" Tanya mr Pierre heran.
"Tentu saja, bahkan barang pemujaan untuk sekte pun ada! Sihir dan buku mantra pun di jual !" Jawabku tersenyum. Keduanya saling pandang.
"Aku baru tahu, bahwa toko kami berada atau web sitenya di dark web dan juga yang paling dalam !" Kataku lagi.
"Benarkah ?" Tanya mr Smith dan mr Pierre.
"Tentu saja, dan selalu ada pembelinya, siapa pun itu! Bahkan mencari barang apa pun bisa di sana !" Jawabku.
"Aku juga tahu ada pelelangan yang seperti itu! Dan perputaran uangnya sangat besar, melebihi yang resmi kayak kemarin !" Jelasku, sambil meminum minuman yang di sajikan.
"Waw ... seru keduanya.
"Apa kamu akan ikut pelelangan itu ?" Tanya mr Smith penasaran.
"Kita lihat saja nanti !" Jawabku.
Setelah itu kami beristirahat, karena perjalanan nonstop dari New York menuju Paris cukup panjang. Aku dan temanku hanya tiduran di kursi yang memang bisa menjadi tempat tidur, kami di beri selimut dan penutup mata.
Tak lama kami akan mendarat di Paris Perancis. Sebelumnya kami di suguhi makanan dan juga membersihkan diri di kamar mandi yang mewah. Tak lama kami berhasil mendarat dan keluar dari pesawat. Sebuah mobil limo sudah terparkir dan tinggal menaikinya.
Pertama kami menuju kediaman mr Pierre di pinggiran kota Paris Perancis, jaraknya sekitar satu sampai dua jam dari bandara. Semua kastil terlihat, ketika memasuki halaman yang luas. Keluarga mr Pierre dan istrinya bukan orang srmbarangan. Keduanya tertarik dengan benda seni dari kakek dan nenek buyutnya. Dan juga pamannya yang memilik toko barang antik, sampai akhirnya mewarisi toko itu kepada Pierre dan istrinya. Konon toko barang antik itu tertua di Perancis, yang sebelumnya di miliki teman pamannya mr Pierre sebelum di belinya.
Kastil kediaman mr Pierre juga sudah tua dan digunakan secara turun temurun 5 generasi dan dimiliki sebagai warisan. Ketika memasuki kastil, kami di suguhi banyak barang anti. Dari guci, lukisan dan sebagainya.
Ada 20 kamar di kastil ini dan dua lantai ke atas. Aku dan temanku di tempatkan di masing-masing kamar sendiri. Aku kagum ketika memasuki kamar dari tempat tidur abad pertengahan dan cukup besar serta ada tirai penutupnya, dengan kayu kokoh. Semua perabotannya sama tak berubah sepertinya.
-------------
Setelah beristirahat, ada tanda bel bergema. Untuk kaum bangsawan itu tandanya untuk makan malam. Aku sudah bangun dan mencuci muka, dengan air di dalam kendi ke sebuah baskom. Di sana di sediakan handuk. Setelah itu berganti baju dan keluar kamar. Di luar bertemu Rob dan mr Smith.
"Aku tidak betah, tingga di kastil tua dan semuanya pun sama! Soalnya ribet, pengen mandi pun susah !" Keluhnya, yap jangan di kira jaman dahulu enak. Sekarang semua serba mudah, ada air panas, shower dan lainnya. Aku dan Rob hanya mengangguk setuju. Dan kemudian turun ke bawah untuk makan malam.
Mr Pierre dan istrinya sudah menunggu, kemudian kami di perkenalkan kepada kedua putra putrinya, serta kedua orang tua istri Pierre yang sedang berkunjung. Setelah ngobrol sebentar di tambah dengan sajian cemilan. Semuanya menuju ruang makan dengan meja makan masing-masing ada 18 tempat duduk. Dengan lampu kristal di atasnya. Tak lama para pelayan menyajikan makanan yang cukup banyak di hadapan kami. Kami makan tanpa adanya obrolan, hanya denting garpu dan sendok saja.
"Masakannya, luar biasa !" Puji mr Smith.
"Terima kasih !" Ucap istri mr Pierre.
"Tapi kali ini yang memasaka mamaku !" Ujarnya sambil melirik kearah wanita tua tapi masih cantik dengan tersenyum.
Setelah makan malam, kami melanjutkan obrolan di ruang santai, mr Pierre kemudian menunjukan koleksi barang seni dan antik miliknya, mr Smith kagum. Aku hanya tersenyum.
"Bagaimana menurutmu ?" Tanyanya.
"Tentang apa? Oh ini semua bagus, dan asli !" Jawabku.
"Maksudku, apa ... ada yang terkutuk ?" Tanya penasaran. Kedua orang tua istri mr Pierre agak terkejut, begitu pun kedua putra putrinya.
"Apa aku harus jujur ?" Tanyaku, dia mengangguk.
"Tentu saja, aku tak keberatan !" Jawabnya.
"Baiklah, hmmm ... setiap benda yang mempunyai sejarah panjang pasti ada saja! Kalau boleh jujur ... semuanya !" Kataku, semua terkejut.
"Begini, tidak semua yang terkutuk itu negatif! Tergantung bagaimana benda itu dia buat, di perlakukan dan semua tergantung pemiliknya! Seperti lukisan disini, ada nyawanya atau penunggunya, bisa jadi itu arwah nenek moyang !" Jelasku sambil menunjuk lukisan nenek moyang mr Pierre yang terpajang di dinding sebelah tangga menuju atas atau di ruang tengah dan santai.
"Ada juga mahluk yang juga mendiami beberapa benda pusaka! Contohnya, pedang ini. Aku melihat sesosok lelaki dari abad pertengahan, badannya berdarah! Sepertinya dia sudah banyak membunuh di medan pertempuran !" Kataku sambil menujuk sebuah pedang yang tergantung di ruangan ini.
"Itu milik kakek buyutku! Dia seorang jendral, ketika Napoleon Bonaparte berkuasa !" Jelas, mr Pierre. Dia menceritakan sejarah panjang keluarganya, termasuk dengan foto lukisan yang ada di kastilnya, rupanya sudah 6 generasi di atasnya.
Bersambung ...