Kita tinggalkan sejenak tentang Antonio, kita beralih ke Diego Armando ..
"Aku berjanji kepada kalian semuanya, bahwa akan membawa petdamaian bagi seluruh dunia ..." Diego Armando pun mengakhiri pidatonya, dan tak lama gemuruh tepuk tangan pun menggema di konvensi calon presiden yang di usung oleh salah satu parfai besar. Ada 3 kandindat lainnya, salah satunya mantan presiden yang ingin eksis kembali. 2 lainnya politikus senior. Dari partai yang lain pun sudah ada 4 kandidat calon presiden yang sama. Satu yang di unggulkan adalah seorang senator dari negara bagian yang seorang religius, keluarga pastor gereja, nama Michael Mann berusia 40 tahun.
Sistem demokrasi di negara adi daya itu memang agak rumit. Setiap calon presiden dari masing-masing partai akan saling bersaing, sampai akhirnya satu yang akan mewakili masing-masing partai. Dan tentu saja membutuhkan dana dan dukungan yang sangat besar.
Badan intelejen pun, membuat operasi senyap untuk menilai dan juga memberikan info dari masing-masing kadidat berkat dukungan dari orang-orang yang mempunyai kedekatan khusus.
Para tim khusus pengusung Diego Armando tersenyum. Mereka yakin bahwa lelaki itu akan terpilih menjadi kandidat utama calon presiden dari partai ini. Pencalonan Diego sendiri cukup mengekutkan semua kalangan, karena tak ada yang mengenal Diego Armando itu siapa, dan dari mana asalnya. Walau memang boleh calon independent tapi harus di setujui oleh kongres partai yang di ajukan oleh masing-masing anggota partai yang nanti akan di godog di rapat internal untuk mendapatkan beberapa calon kandidat presiden. Dan ternyata hasilnya yang terjadi saat ini.
Beberapa media massa pun mencari tahu siapa Diego Armando yang selentingan berita akan menjadi calon kuat dari partai tersebut. Sejak kemunculan perdana dimuka umum dan mengumumkan dirinya sebagai calon presiden beberapa waktu lalu.
Ternyata telah memukau para pendukung yang hadir dan kemudian bersedia menjadi tim sukses untuk Diego Armando. Setiap kata yang di ucapkannya seperti menghipnotis siapa pun yang mendengarnya.
------------------
Di Vatikan pun terjadi kericuhan antar para Kardinal dan serta Paus sendiri. Setelah mendengar laporan rahasia investigasi yang di lakukan tim khusus. Dan semua tahu siapa Diego Armando yang sesungguhnya.
"Kenapa, semua ini terjadi ?"
"Apa yang dilakukan tim investigasi sebenarnya ?"
"Ini .., sungguh gawat ..,"
"Kita harus melakukan sesuatu, kalau tidak ini sangat berbahaya ..." seru para Kardinal dari penjuru dunia yang sengaja di undang untuk pertemuan ini. Tapi Paus hanya terdiam tidak mengatakan apa pun.
"Tunggu, ku dengar dia mempunyai seorang anak bukan ?" Tanya seorang Kardinal, semua tertegun.
"Ayolah .., ini bukan rahasia lagi! Kita sedang di ambang bahaya !" Seru Kardinal lain.
"Dia .. mengembara !" Jawab salah satunya, semua terkejut dan menatapnya termasuk sang Paus.
"Apa ...!"
"Kemana? Kok bisa, dibiarkan seperti itu ?" Tanya seorang Kardinal.
"Kami tetap mengawasi, lewat perantara para pastor gereja di seluruh dunia !" Jawab Kardinal Paulus, seorang Kardinal senior yang juga di hormati di antara para Kardinal lainnya.
"Dimana dia sekarang ?" Tanya Kardinal lainnya. Kardinal Paulus melirik sekilas ke arah Paus yang duduk di singgasananya. Walau meja di depan berbentuk lonjong dengan deretan kursi di kiri kanannya berisi para Kardinal bawahannya. Paus menggerakan tangan sekilas. Tapi Kardinal Paulus menyadari itu sebuah kode.
"Dia ... berada di Amerika !" Ujarnya kemudian, ya setiap informasi apa pun pasti tak luput dari mata sang Paus. Karena semua atas ijinnya. Semua Kardinal tertegun.
"Namanya Antonio, berusia 19 tahun saat ini! Aku yakin dia tahu tentang Diego ... " lanjutnya.
"Apa ... dia mempunyai kekuatan yang sama seperti ... ayahnya ?" Tanya seorang Kardinal. Kardinal Paulus menatap Kardinal yang bertanya, dengan mata penuh tanya...
"Tidak terlalu, karena ibunya kan ... manusia !" Jawabnya. Semua Kardinal.
"Kita .. harus memanggilnya kemari ..." celetuk salah satu Kardinal.
"Untuk apa ?" Tanya Kardinal Paulus.
"Ini kan situasi yang gawat !" Jawabnya.
"Kurasa ... belum saatnya " ujar Kardinal Paulus, kembali ekor matanya melirik ke arah Paus yang masih terdiam. Apa mereka tak menyadari bahwa semua yang dilakukannya atas seijinnya ? Benar-benar menyebalkan, itulah yang di pikirkan Kardinal Paulus.
"Saudara-saudara, pertemuan ini aku hentikan! Sudah saatnya aku istirahat !" Tiba-tiba Paus berbicara pelan, dan mengangkat tangannya, lalu berdiri. Asistennya yang berdiri di kiri kanan kemudian mengikutinya beranjak pergi. Para Kardinal tidak ada yang membantah, semua berdiri dan memberi hormat. Pertemuan itu pun kemudian bubar.
"Kardinal Paulus ... boleh, kita bicara ?" Tanya seseorang. Kardinal Paulus menghentikan langkahnya dan melihat siapa yang berbicara kepadanya, ternyata Kardinal John dari wilayah Amerika.
"Ya, silahkan !" Jawabnya.
"Tidak di eini? Ikut saya ..." ujar Kardinal John, Kardinal Paulus tertegun, tapi mengangguk setuju. Keduanya menuju ke sebuah ruangan di lantai bawah. Kardinal John sempat melirik kiri dan kanan sebelum menutup pintu. Sementara Kardinal Paulus mengerti ini rahasia. Tak lama Kardinal John, mengeluarkan sesuatu dari balik jubah pakaiannya.
"Ini adalah informasi tentang Antonio selama ini !" Ucapnya setengah berbisik, Kardinal Paulus tertegun dan mengangguk.
"Aku tahu, semua ini atas nama yang mulia Paus ..." ujarnya lagi.
"Ya, tentu saja ..." jawab Kardinal Paulus.
"Kamu tahu? Disini ... ada mata-mata ... dari suatu kelompok! Mereka tahu banyak tentang Diego Armando ..." bisik Kardinal John.
"Ya, aku tahu! Makanya dari tadi yang mulia tidak berbicara apa pun !" Jawab Kardinal Paulus.
"Awalnya ... aku pun tak percaya, tapi akhirnya mengerti !" Ujar Kardinal John.
"Terima kasih, atas kepercayaan semuanya !" Ucap Kardinal Paulus agak membungkuk.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang? Apa Antonio dalam bahaya ?" Tanya Kardinal John. Kardinal Paulus terdiam.
"Tidak juga, tapi ... aku mendengar kabar selentingan dari beberapa orang! Bahwa ada mahluk lain datang ke bumi ..." jawab Kardinal Paulus, Kardinal John tertegun. Mau tidak percaya tapi ada bukti yang selama ini ada bagian khusus di sini yang selalu menangani kasus tak masuk akal. Awalnya tidak mengerti kenapa sekelas Vatikan begitu tertarik dengan semua ini, tapi setelah kejadian itu dia yakin dengan ini.
"Oh ..." hanya itu yang di katakannya. Tiba-tiba terdengar suara lonceng berbunyi. Tandanya waktu makan siang.
"Kita berbicara nanti lagi ..." ucap Kardinal Paulus. Kardinal John mengangguk, keduanya keluar satu persatu. Tak ada yang mengawasi mereka.
Semua berkumpul dan makan siang bersama, tanpa ada satu pun yang berbicara, termasuk Kardinal Paulus atau pun Kardinal John. Walau begitu, tanpa di sadari Kardinal sesekali melirik ke arah satu Kardinal yang membuatnya curiga.
---------------------
Di lain tempat, Diego pun senang bahwa semua bisa di taklukan. Diego menggunakan nada hipnotis ketika berpidato tadi, yang membuat semua antusias. Dia tersenyum rencananya berhasil mulus. Dia ingin balas dendam dengan semua yang mereka lakukan kepada dirinya.
"Tunggu saja, pembalasanku .., ha ...ha! Aku tak perduli dengan kelompok itu, mereka tak berarti apa-apa bagiku! Justru aku di anggapnya jelmaan iblis yang mereka tuan kan! Dan aku akan dapatkan semua keinginanku .. ha .., ha .., dasar manusia bodoh !" Ucapnya dengan tertawa keras, tak sadar mukanya berubah menjadi ... Devil ...!
Bersambung ...