PETUALANGAN ANTONIO : PEMBURU HANTU, RUMAH SAKIT TUA 3
"Wow, indah sekali !" perempuan cantik itu bergumam, perlahan tangannya menyentuh anting permata itu tapi tidak jadi.
"Apa ... ada, sesuatu ?" tanyanya khawatir, aku menggeleng.
"Di jamin nyonya !" aku tersenyum.
"Berapa ?" tanya mr Walter, langsung bertanya kepadaku.
"Murah, cuman 500 ribu !" jawabku. Keduanya tertegun.
"Kalau orang lain yang jual bisa lebih mahal lagi !" kataku dengan tetap tersenyum.
"Apa tidak apa-apa ?" tanya Mr Walter, aku mengerti maksudnya. Dia seperti menyinggung, bahwa aku hanya pegawai toko biasa saja, padahal mr Thomson sudah menyerahkan sepenuhnya toko itu untuk aku kelola.
"Mr Thomson sudah menyerahkan sepenuhnya toko itu kepadaku !" aku mengeluarkan surat wasiat khusus sebagai bukti. Keduanya membacanya.
"Jadi semua tanggung jawab benda antik yang di toko berada di tanganku! jadi bila ada yang rusak atau hilang semuanya padaku !" lanjutku.
"Termasuk menjual ?" tanya mr Walter, aku mengangguk.
"Mr Walter, toko barang antik Thomson sudah terkenal sejak lama! reputasinya bisa di andalkan! bukan hanya itu, banyak barang berharga yang di kirimkan kepada kami karena banyak sesuatunya! sebagian bisa ke hapus, bisa ku netralisir dan ada juga yang ku simpan karena sangat berbahaya !" jawabku.
"Termasuk anting ini !" aku pun mengeluarkan sertifikat asli barang antik, tentang semua sejarahnya.
"Bagaimana? kalau tidak suka, ya tidak apa-apa! barang ini satu-satunya loh! walau pun ada itu replika saja, karena yang asli hanya ini !" aku menutup kembali kotak itu.
"Oke, aku percaya kepadamu! karena aku sudah membuktikan semua ucapanmu !" Mr Walter setuju untuk membeli kotak itu, bertukar tambah dengan guci sehingga untung 490 ribu dolar.
Aku memang menjual barang antik sebagian kepada yang menginginkannya, karena sudah terlalu penuh brangkas di toko. Semua terserah kepadaku untuk harganya. Aku tak perduli soal uang. Walau sudah menjadi milikku, aku simpan uang penjualan itu untuk mr Thomson.
Kami pamitan pulang, dan sudah kembali ke toko. Aku dan Rob beristirahat di sebuah Cafe.
"Apa tidak apa-apa, dengan tokomu ?" tanya Rob
"Kamu tahu kan, banyak benda berharga di sana !"
"Sudah beberapa kali sih! tapi semua gagal, karena di dalam banyak yang jaga! tapi itu pun yang bernyali besar saja !" kataku tersenyum.
"Miaw !" suara kucing terdengar, Rob tertegun.
"Apa dari tadi dia mengikutiku ?" tanyanya, aku mengangguk.
"Sudah ku bilang dia suka kepadamu !" jawabku.
"Termasuk ke rumah mr Walter ?"
"Iya, untungnya tidak nakal !" kataku sambil tertawa. Tak lama Rob pamitan pulang aku mengangguk.
-----------------
Seminggu kemudian, kami bertemu di sebuah taman tengah kota. Untuk bersama-sama pergi ke tempat tujuan, ya kami akan melakukan pemburuan hantu di rumah sakit tua yang sudah di rencanakan sebelumnya. Kali ini formasi lengkap karena Theo pun ikut serta. Kami menggunakan mobil Van untuk melakukan perjalanan kali ini, membutuhkan waktu 3 jam dari sini ke tempat tujuan.
Singkat cerita kami pun melakukan perjalanan, di jalan kami bersenda gurau. Di belakang terlihat barang-barang dan peralatan yang cukup banyak. Boleh juga nih, persiapannya.
"Sudah berapa lama kalian menjadi pemburu hantu ?" tanyaku penasaran.
"Belum lama, baru dua tahun ini !" jawab Martin.
"Idenya siapa ?" tanyaku lagi. Martin pun menjelaskan, ternyata mulai dari dirinya yang sebenarnya keluarganya terutama pamannya memang mempunyai perusahaan pemburu hantu atau yang mempunyai aktivitas paranormal tak wajar di gedung, perusahaan atau rumah maka bisa menggunakan jasanya. Tetapi jika dia hanya untuk fun atau sekedar penasaran saja.
"Oh, begitu! bila ada sesuatu, siapa yang melakukannya ?" tanyaku.
"Maksudmu ?" tanyanya.
"Kerasukan, atau di kejar hantu !"
"Oh, itu sih gampang! Mia itu tantenya adalah seorang paranormal! sedang Rosie kakeknya seorang pastor !" jelas Martin sambil melirik ke arah dua gadis yang berada di belakang.
"Sedangkan keluargaku adalah ilmuwan! terutama pamanku yang menyukai hal-hal seperti itu! makanya dia membangun perusahaan itu bersama temannya, sejak usia 15 tahun aku selalu ikut juga dalam kegiatan mereka! bahkan sebagian peralatan ini bekas dipakai, tapi aku sudah memperbaikinya! karena biasanya teknologinya selalu berubah !" jelas Martin bangga, kini aku mengerti walau amatir tapi termasuk profesional juga. Terlihat semua videonya seperti sudah di setting sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah tayangan televisi bukan video biasa secara langsung. Itu terlihat penempatan banyak kamera di berbagai sudut tempat.
Kami sempat beristirahat di sebuah pom bensin, untuk sekedar makan dan minum. Mereka mulai bertanya berbagai macam pertanyaan semua ku jawab apa adanya. Akhirnya kami tiba di tempat tujuan.
"Wow ... luar biasa bukan !" seru Martin menunjuk ke arah gedung bekas rumah sakit yang sudah tua dan agak lapuk, walau masih terang benderang tapi suasananya sepi, dari jalan raya hanya sepuluh menit saja. Jadi masih terdengar jelas suara mobil berlalu lalang.
"Untuk pertama, kita akan menyelusuri dahulu gedung ini! setelah melihat spot yang bagus baru kita akan menempatkan beberapa kamera dan lampunya !" jelas Martin sebagai ketua tim pemburu hantu. Mia dan Rosie mengarahkan kamera melihat sekeliling, begitu pun Martin.
"Apa yang kamu rasakan ?" bisik Rob.
"Lumayan !" jawabku tersenyum, ya sejak awal datang ke sini auranya sangat kuat sekali. Aku yakin mereka pasti akan menemukan berbagai kejadian interaksi para mahluk astral. Di mataku seolah di bawa ke masa lalu, semua kejadian terlihat secara jelas. Dan harus di akui ketika rumah sakit ini berubah menjadi rumah sakit jiwalah yang membuat aktivitas misteri dan menyeramkan menjadi lebih kuat.
Sedangkan ketika menjadi rumah sakit dan karantina, hanya kilasan tragedi orang meninggal biasa, kecelakaan dan juga sakit. Tetapi ketika menjadi rumah sakit jiwa maka semua emosi jiwa para pasien. Terrlihat jelas, ketakutan, putus asa dan juga kesakitan karena banyak kekerasan disini yang di lakukan oleh dokter ataupun perawatnya.
Kami pun menyelusuri ruangan demi ruangan yang terbengkalai, dari mulai kasur, peralatan kedokteran dan lainnya masih utuh, semua terlihat tidak berubah hanya mungkin kotor dan berdebu, baru sepuluh menit. Kami langsung di suguhi berbagai aktifitas dari suara pintu berderit, langkah kaki dan sebagainya. Tapi yang mengejutkan semua tim pemburu hantu ini bernyali besar. Justru semua senang bukannya takut, karena ini memang keinginannya. Semakin banyak aktifitas justru akan disukai.
"Luar biasa, kalian lihatkan ?" tanya Martin antusias dan bersemangat, dia pun menunjukan ruangan-ruangan yang akan di pasang kamera khusus. Tapi tidak sekarang besok siang, hingga nanti malamnya baru menyelusurannya. Kami pun hendak berangkat pergi, tanpa di sadari aku melihat sosok menyeramkan menatap kami dari sebuah jendela rumah sakit.
"Ada apa Antonio ?" tanya Ana, semua menatapku, aku menunjuk ke arah jendela yang di lewati mobil.
"Oh, astaga !" semua terkejut tak percaya, mobil pun berhenti,
"Siapa dia ?" tanya Martin.
"Dokter gila !" jawabku tenang, Semua terdiam.
"Dialah yang membuat tempat ini menjadi angker! selain itu ada aktivitas lainnya disini !"
"Apa maksudmu ?" tanya Martin.
"Sekte iblis !" jawabku, semua menatapku tak percaya.
"Mereka melakukan ritual pemanggilan iblis dengan tumbal para pasien rumah sakit! aku rasa besok akan semakin menarik bukan! aktivitas poltergeist atau benda-benda melayang yang kuat! dan mungkin akan menyasar jiwa kita !" jelasku sambil tersenyum misterius. Semua merasa merinding.
"Aku sempat memotretnya! lihat !" seru Mia dan ketika melihat hasih foto, semua terkejut, penampakan dokter itu samgat jelas. Sebelum menghilang.
"Bagaimana kalian tak sabar kan? menunggu esok hari !" senyum seringaiku sambil menatap semuanya.
Bersambung ....