PERJALANAN ANTONIO : LIBURAN 3
"Memang kenapa dengan jalan itu ?" tanyaku heran. Keduanya tertegun.
"Sudah, kamu istirahat saja dahulu anak muda !" Jawab Pastor John, dan melirik ke arah pembantunya bernama Magda, dia mengangguk dan mengajakku pergi ke kamar yang sudah dipersiapkan. Dia menunjukan kamar mandi yang juga berada di kamar itu, dia pun mengingatkan bahwa sebentar lagi makan malam. Aku hanya mengangguk dan duduk di pinggir tempat tidur.
Aku menghela nafas, ternyata di luar sini banyak misteri apa yang lebih dari yang kubayangkan sebelumnya, bahkan lebih berbahaya. Pengalamanku masih sangat sedikit. Mengenai jalan itu aku baru kali ini merasakan sesuatu yang sangat kuat. Dan sekilas tadi bahwa banyak mahluk dan sesuatu yang berbeda, membuat insting Devil bereaksi tiba-tiba, untung terdengar suara klakson mobil. Padahal tangan ku sudah berubah dengan sangat cepat, termasuk wajahku. Biasanya bila itu terjadi akibat adanya kemarahan saja hal itu bisa terjadi.
Satu hal lagi, insting Angelku seperti tertutup atau terbatas. Itu menandakan tempat itu aroma kekuatan gelapnya sangat hitam. Dan wujud dari sesosok kabut hitam yang kulihat, sama denganku tapi dengan level berbeda. Alias mahluk Devil, dan juga sesuai dengan legendanya. Aku memutuskan mandi dan berganti baju, setelah itu keluar kamar.
"Jadi, dia itu tadi dari rumah keluarga Wooddrow? kenapa bisa berada di jalan itu ?" tanya seseorang.
"Entahlah, rasanya aneh seorang anak remaja ke jalan itu! seperti di hipnotis saja! aku sudah meminta kepada walikota untuk menutup akses jalan itu beberapa waktu lalu tapi belum di laksanakan juga !" ujar seseorang sambil menghela nafas.
"Betul, sudah banyak kejadian yang terjadi di sana! sampai saat ini masih di anggap wajar! pastor pasti anda ingat kasus mr Arnold beberapa waktu lalu dia sempat hilang dan kemudian di temukan dalam keadaan ... "
"Sudahlah Magda, tidak usah di ungkit lagi hal itu !" jawab Pastor John kepada perempuan gemuk itu.
"Selamat malam, pastor! bibi !" sapaku, keduanya terkejut.
"Oh, selamat malam! ayo duduk kita makan malam bersama !" ajak seorang pastor kepadaku, aku mengangguk sementara Magda masuk ke dapur dan tak lama membawa makanan kemudian di letakan di meja.
"Kita berdoa dulu ya !" ucap pastor dan dia melakukan doa setelah itu kami makan.
"Enak dan lezat sekali makanannya !" pujiku.
"Terima kasih anak muda, ayo makan yang banyak! lihat tubuhmu kurus harus diisi supaya gemuk !" jawab Magda tersenyum.
"Masakannya selalu enak !" Pastor pun memuji.
"Ah pastor bisa saja !" jawabnya. Kami makan dengan lahap dan diselingi obrolan kecil. Tak lama kami selesai makan dan bersantai di ruang tengah. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, Magda yang membukakan pintu.
"Maaf pastor, ada Mr Robert datang !" katanya, Pastor John mengangguk dan kemudian menuju ruang tamu.
"Ada apa? tanyaku heran.
"Biasa, pastor John sering diminta bantuan apapun itu! tapi kelihatan Mr Robert datang karena adik perempuannya kerasukan lagi! padahal seminggu lalu sudah baikan! ah ... entahlah, aku tak tahu yang seperti itu! mending aku ke dapur mengambil minum !" katanya dan beranjak ke dapur.
"Magda tidak usah! aku akan pergi !" teriak pastor, aku terdiam. Pastor John sudah berganti pakaian dan hendak pergi.
"Anu ... pastor! boleh aku menemani anda ?" tanyaku. Pastor dan Magda tertegun begitu pun tamunya.
"Ya sudah, ayo pergi! Magda malam ini kamu tunggu rumah ya? maaf merepotkanmù !" kata pastor John, perempuan gemuk itu mengangguk. Dan kami pun pergi.
-----------------------
Kami sedang dalam perjalanan menuju kerumah klien pastor John, tamunya sudah jalan duluan dan menunggu di rumah. Di mobil tak banyak kami berbicara. Tak lama kami pun tiba di pinggiran kota ke sebuah perkebunan dan pertenakan. Sepertinya Mr Robet itu seorang petani.
Mobil berhenti di sebuah rumah kayu cukup besar. Dan kami pun turun, mr Robert dan seorang wanita ssdang menunggu di teras.
"Maafkan aku Pastor, mengganggu anda malam begini !" kata perempuan itu, raut mukanya khawatir.
"Tidak apa Lidya, bagaimana Sarah ?" tanya pastor. Tapi tak di jawabnya, pastor John mengerti dan langsung masuk. Diikuti pasangan suami istri itu dan juga aku sendiri.
Di dalam rumah cukup besar, dari yang ku dengar di sini ada dua keluarga, kakak beradik. Keduanya sudah punya anak, terdengar suara jeritan di lantai atas. Pastor John memintaku menunggu dan duduk di bawah saja, sementara dia ke atas. Sejak masuk tadi aku merasakan suatu hawa dari mahluk astral yang cukup kuat dan bandel. Tapi ada sesuatu ... hawa ini ... dari jalan 66 ?
"Hei, lo siapanya pastor ?" tanya seseorang, aku melirik ternyata remaja cowok seumuran dengan Viona.
"Aku, hanya numpang lewat kok !" jawabku tersenyum, cowok itu menatapku dari ujung rambut ke kaki.
"Daniel, tolong ambilkan air !" pinta seseorang, anak muda itu menoleh ke arah wanita yang berdiri di tangga,
"Iya, Aunty !" ternyata cowok itu bernama Daniel dan pergi ke dapur, kini tidak terdengar suara jeritan lagi. Sepertinya pastor sudah bisa mengendalikannya.
Daniel datang membawa air di baskom, dan menuju ke atas. Di bawah hanya aku seorang diri, semua ke atas untuk melihat apa yang terjadi. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu di luar sana yang sangat kuat, membuatku untuk melangkah keluar rumah. Ketika di luar aku tertegun melihat sesosok menyeramkan berdiri dikejauhan. Tanpa di duga sosok itu terbang cepat ke arahku, seperti ingin memasuki tubuhku tapi .... terpental !
"Siiiaappaa ... kkaaammmuuu !" dia menggeram dan menatap tajam ke arahku dengan mata merahnya, aura hitamnya yang kuat membuatku berubah.
"Ha ... ha ... ternyata seorang iblis !" dia tertawa terbahak dengan suara mengerikan.
"Kalau iya memang kenapa? kamu dari jalan 66 itu kan ?" kataku dengan senyum seringai.
"Ha ... ha ... kau iblis yang terbuang! jadi sekarang kamu musuh semua mahluk jahat !" jawabnya.
"Tak masalah, aku tak perduli! untuk apa kamu merasuki gadis itu ?" tanyaku.
"Dia tumbalku! dia makananku! kamu tidak usah turut campur !" katanya marah.
"Ha ... ha ... aku kan musuh semua kegelapan di dunia ini! jadi ... aku selalu turut campur dalam masalah apapun !" aku tertawa, aku sudah berubah menjadi devil.
"Kurang ajar, dasar mahluk terbuang !" dia pun menyerangku, tapi berhasil berkelit. Dari mulai sinar api dan lainnya.
"Hanya itu kemampuanmu ?" kataku mengejeknya.
"Awas kamu! rasakan ini !" teriaknya sebuah bola api besar menghantam tubuhku. Aku tergulung oleh bola api raksasa itu, tubuhku seperti terbakar hebat.
"Aaaarrrgggghhhh !" aku berteriak dan terjatuh ke tanah dengan tubuh gosong.
"Ha ... ha ... rasakan kau sekarang mati !" serunya, kini mahluk sudah berwujud sepenuhnya dan menyeramkan.
Tiba-tiba sebuah cahaya menyilaukan terlihat. Aku pun bangkit dan berdiri kembali dengan tubuh seperti sedia kala. Mahluk itu terkejut.
"Mahluk apa sebenarnya kamu ini! jelas-jelas aku mencium bau iblis! wajah dan tubuhmu memang seperti itu, tapi tidak dengan sayapmu! aaahhhkkk ... silau! Angel? kamu mahluk campuran iblis dan Angel! pantas saja, kamu mahluk terbuang! iblis bukan, Angel pun juga tidak !" serunya terkejut. Aku tersenyum melihat ekpresi wajah mahluk itu.
"Yap, kamu benar! aku gabungan itu semua !" jawabku, tubuhku kini melayang terbang dengan sayap lebar putih berkilauan, menutupi wajah devil serta setengah manusiaku dan sedangkan tubuh iblisku.
"Kurang ajar !" mahluk itu menyerangku dengan membabi buta, tapi berbeda dengan yang tadi, seluruh tubuhku kini seperti di lapisi pelindung, serangannya menjadi mental dan hancur. Tubuh kami melayang, itu artinya kita bertempur di udara.
"Kini giliranku! bersiaplah !" teriakku, aku membaca sebuah mantra. Bulu sayapku rontok ke bawah dan kemudian bulu itu terbang dengan ujungnya runcing bagai pisau yang sangat tajam.
"Serang !" perintahku, bulu yang jumlahnya cukup banyak itu meiesat bagai anak panah menghujam tubuh mahluk itu.
"AAAAARRRRHHHHHGGGGG !"
Terdengar teriakan keras, ketika bulu itu menyayat tubuh mahluk itu bertubi-tubi. Mahluk itu ambruk dan jatuh ke tanah dengan keras, aku melesat terbang dan mencekram lehernya dengan tangan panjang serta kuku runcingku.
"Dengar, aku memang mahluk terbuang! tapi kata-katamu tak bisa ku maafkan! dan sepantasnya kamu mati !" kataku dengan dingin.
"Aaammmppuunnn !" terdengar teriakan, tubuh mahluk itu hancur bagai debu, aku berdiri dengan senyum seringaiku.
"Antonio .... ?"
Bersambung ....