SEKTE IBLIS DI KAMPUS 5
"Hi ... hi ... !"
Semua terkejut ketika terdengar suara tawa yang mengerikan secara tiba-tiba, mata mereka menatap seseorang yang memakai jubah hitam di antara para anggota yang lainnya.
"Siapa kamu !" teriak ketua yang membuka tudungnya dan kini terlihat wajah aslinya tidak menggunakan topeng lagi.
"Brian kamu ... " ucap Isobel terkejut.
"Ha ... ha .. ha ... !" tawaku terdengar kembali, semua terkejut ketika tudungku dibuka.
"Kenapa? kalian harusnya senang dan gembira bukan ?" kataku melangkah kedepan altar.
"Memang tidak seperti dia, wajahku bukan Kambing! tapi kalian sudah melihat wujud asli dari seorang iblis !" kataku tersenyum seringai dan membuka jubah, semua mundur ketakutan. Melihat perubahan wajahku dan tanganku.
"Si ..siapa kamu sebenarnya !" teriak mereka, ketakutan.
"Ini persembahan untukku? oh so sweet, terima kasih! dia sangat cantik sekali !" jari dengan kukuku yang panjang membelai wajah cantik Isobel.
"To...to ... tolong, jangan .." gadis itu ketakutan.
"Sayang sekali, hidupmu ... gadis cantik! kamu yang miskin dan berharap banyak dari universitas ini untuk meraih mimpi sia-sia! hanya untuk dijadikan tumbal untuk ..."
"Jleb ... !"
"Aaaaa .... !" semua menjerit.
Aku hanya menatap pisau yang menancap di tubuhku, dan tersenyum. Dengan tenang aku mencabut pisau itu tanpa ada darah atau luka sekalipun. Aku menatap orang yang menusukku dan menggerakan tanganku. Tubuhnya langsung terbang.
"Aaaa ... tolong, ketua tolong aku !" teriaknya, kini ku gerakan tanganku, perempuan yang di altar pun terlepas dari ikatannya, Isobel terkejut dan bangun. Tiba-tiba brugh, tubuh yang berjubah itu jatuh di altar. Dan dalam sekejap menggantikan Isobel sebagai persembahan.
"Ini adalah tumbal yang cocok untukku ... ha ... ha ... ! dan ini peringatan bagi yang di tempat sana yang juga menyaksikan ini semuanya !" aku menunjuk cctv yang menempel di seluruh ruangan ini. Semua terkejut.
"Apa ada di antara semua yang hadir, kenal anak ini ?" aku membuka tudungnya ternyata Thomas.
"Wow, mendapat tangkapan bagus, putra dari seorang hakim agung yang terhormat! yang selalu menghukum orang tak bersalah! aku ingin bertanya, orang yang membunuh hukumannya apa, di penjara? berapa tahun? tapi itu di dunia manusia tapi di sini aku yang menentukannya !" ucapku dengan seringai dan menggerakan pisau dan mulai menyayat tangan Thomas.
"Aaaaaaaa .... !" jeritnya. Semua secara reflek menutup mata karena ngeri.
"Hi ... hi ...hi ... ! kalian ketakutan? ayolah ini kan sudah biasa! kalian sudah lama melakukan ini kan? dan bersenang-senang saja bersamaku !" aku menjilati darah yang menetes itu dengan lidahku yang panjang.
-------------------------
Sementara itu di sebuah kastil tua besar di pinggiran kota London, di sebuah ruangan ada 10 buah kursi mengelilingi meja bundar. Mereka sedang melihat sebuah tayangan televisi yang sedang menyaksikan apa yang terjadi di kampus.
"Thomas ..." ucap seseorang lelaki yang sudah berumur.
"Siapa dia sebenarnya ?" tanya yang lain.
"Apa benar yang dikatakan lelaki itu ?" tanya yang lain.
"DIAM !" teriak seorang lelaki itu.
"Aku menyirap kabar, ada campur tangan dari Vatikan tentang hal ini !" ujar seorang lelaki yang duduk di tengah dengan kursi yang berbeda, memperlihatkan kedudukan yang berbeda dan lebih tinggi. Semua terdiam.
"Bagaimana nasib anakku !" ucap seseorang, tapi semua tidak perduli.
Kita kembali ke Altar di kampus, semua bagai mimpi buruk bagi anggota Omega, bahkan bagi ketua yaitu Brian Summer sendiri, dia diam terpaku dan ketakutan.
"Kurasa, satu tidak cukup harus berpasangan bukan ?" ucapku tersenyum.
"Oh iya, sayang kamu dimana Karin !" panggilku.
"Aku disini sayang !" jawab seorang perempuan seperti di hipnotis datang kepadaku.
"Bagus sayang, naik dan tidurlah di samping temanmu !" perintahku dan gadis cantik itu menurut dan berbaring di samping Thomas.
"Cantik sekali sayang, bayimu juga akan ku korbankan! ha ... ha ...!" aku tertawa terbahak.
"Ketua Brian Summer kemarilah! pimpin upacara persembahannya !" aku menatap sang ketua.
"Tidak ... jangan ! tidak ... !" perlahan tubuhnya mendekat ke altar dan kemudian aku memberikan pisau itu kepadanya, tangannya pun mengambil pisau itu.
"Bagus ketua! bukankah kamu ingin keabadian dan kekayaan? aku akan mengabulkannya sekarang! apa lagi bayi anakmu akan lebih membuatnya terkabul! ha ... ha ...!" tawaku kembali membahana.
"Hei kenapa aku disini ?Hai lepaskan aku, tolong! Papa tolong aku !" teriaknya sambil menangis dia meronta-ronta tapi tubuhnya tidak bisa.
"Kurang Ajar !" kali ini sang ketua besar marah luar biasa di tempat lain menyaksikan hal itu. Semua terdiam.
"Tunggu, kalian salah mengucap mantranya dan inilah yang benar! kalian yang ada disini ikut juga ya, oh iya di saku kalian ada pisau juga bukan? keluarkan, darah kalian juga aku inginkan! ikuti aku !" aku pun mengucapkan mantra dari mulutku yang berbeda dari yang sering diucapkan, secara mengejutkan para anggota pun berdiri dan mengeluarkan pisaunya bersiap untuk mulai ritual persembahan.
Sementara itu tanpa di duga hal ini disiarkan secara otomatis ke seluruh anggota Omega senior di manapun berada, baik di Inggris dan luar negeri mereka terkejut melihat putra dan putri mereka sedang melakukan sesuatu yang mengerikan. Bunyi telpon pun berdering tidak henti di Kastil tempat petinggi organisasi berkumpul.
"Ketua hentikan dia !" teriak semua.
Sementara itu diruangan lain dimana tempat Pastor Mitchel di sekap hanya menatap tak berkedip menyaksikan semua yang ada di kampus, dia menggeleng kepala dan tersenyum.
"Hentikan !" tiba-tiba terdengar suara di tempat ritual, aku mengangkat tangan dan semua terdiam kecuali Joe dan Isobel tanpa sadar berpelukan ketakutan.
"Apa keinginanmu, lepaskan mereka !" ketua berbicara terdengar dari tempat yang jauh, semua tertegun.
"Apa keinginanku? aneh, bukankah ini keinginan kalian selama ini ?" tanyaku heran.
"Kami tidak percaya kepadamu !" ucapnya marah.
"Bisa saja kamu pembohong !" ujar ketua besar lagi.
"Ha ... ha ... ! tidak seharusnya perkataan mu di ucapkan oleh seseorang yang duduk di pucuk kekuasaan sebagai perdana menteri seperti anda! tapi baiklah aku akan tunjukan siapa diriku sebenarnya !" jawabku sambil menatap ke arah kamera denga seringaiku. Aku membuka jubahku dan bajuku kini semua terlihat bahkan sayapku pun terbentang, tanduk di kepalaku pun tumbuh. Tubuhku dan badanku sedikit meninggi dan agak bungkuk. Semua menatap tak berkedip.
"I ... i ... itu ... i...iblis !" teriak mereka semua.
"Bagaimana? kalian percaya? oke kita lanjutkan upacaranya! sebelum pagi menjelang! soalnya aku haus, pengen minum darah !" kataku tersenyum seringai.
"Tunggu, tolong hentikan !" teriak ketua.
"Oh ya? apa kalian tidak ingat? akan ada akibatnya bila melanggarnya? itu sudah tertulis di buku Iblis yang dipegang oleh anda? dan itu di tanda tangani oleh leluhur semua untuk anak cucu yang akan datang !" ucapku sambil tersenyum menyeringai.
"Ketua, bagaimana dia bisa tahu isi buku itu! artinya dia benar iblis !" teriak semuanya ketakutan, sementara sang ketua pucat pasi ketika membuka lembaran terakhir dari bulu itu ada 20 anggota awal sekte ini yang membuat perjanjian dengan menggunakan darah !
"Katakan apa akibatnya bila, mereka di bebaskan ?" tanya ketua.
"Kalian yakin? tentu saja ... kalian semua penggantinya! hi ... hi ... ! jangan khawatir kurasa sudah sewajarnya yang tua harus mati dan digantikan oleh yang muda !" jawabku sambil tertawa.
Semua terdiam. ini bagai pisau bermata dua. Bila anak mereka selamat nyawa mereka akan mati dan bila mereka selamat sebaliknya...
Bersambung ....