Chereads / The Lost City Stories / Chapter 4 - Chapter 04: Time Machine (Part 2)

Chapter 4 - Chapter 04: Time Machine (Part 2)

Seluruh orang yang di dalam gudang tersebut langsung melihat portal yang mereka buat, "gila, masang portal nya aja 19 hari, gimana masang LHC?" Aiden menghembuskan napasnya kasar lalu ia mengangguk, "mungkin beberapa jam doang. Aiden langsung menghampiri meja mereka lalu ia menghembuskan nafasnya, "jadi, apa rencanamu selanjutnya?" Aiden menghembuskan napasnya.

"Lebih baik kalian istirahat dulu, kalian bertiga bisa bantu gue kan?" Kelvin, Keith, dan George mengangguk, "baguslah" Aiden langsung menggelear blueprint di meja panjangnya, "oke terowongan nya ada di sini" Aiden langsung memberikan tanda silang, "gue yang ngambil, dan Jennie?" Jennie mengangguk, "gue udah hack beberapa kamera CCTV dan ini..." Jennie langsung menunjukkannya kepada Author.

"Gue minta lo buat beberapa loop di terowongan dan di lift" Jennie mengangguk. "Kalo akses masuk gue harap lo bisa colong kartu masuk, karena gue harus ada di sana. Oh God, kalo misalkan gak pembebasan bersyarat gue ikut kalian" Author hanya tertawa kecil.

"Mengapa cucu ku turunan kriminal?" Kelvin melegakan tenggorokan nya, "gue bacain lagi dari buku sejarah, Robert Anderson Jr. Dikenal sebagai seorang kriminal kelas kakap yang mempunyai reputasi sangat baik di kalangan bawah tanah pada zaman tersebut. Beberapa bukti menunjukkan bahwa Robert Anderson Jr. Ia pernah menculik istrinya sendiri, Elizabeth Anderson pada tahun 1801. Yang mengakibatkan..." Robert langsung merebut buku sejarah yang dipegang Kelvin, lalu ia menginjak-injak buku tersebut.

"Aku-tidak-pernah-menculik-ISTRIKU SENDIRI!" Robert menghembuskan nafasnya kasar lalu ia menjauh dari meja tersebut, "mengapa semua tuduhan yang tak berdasar di lontar kan begitu saja kepada ku! Apa kesalahanku, Tuhan!?" Kelvin mengusap - usap punggung Robert lalu ia menghembuskan nafasnya kasar. "Aku ingin membunuh Sam dengan tanganku sendiri!" Aiden langsung menghembuskan nafasnya kasar.

"Lebih baik lo standby di sini, gue gak mau lo yang lagi emosi harus ikut misi ini" Aiden memberikan earbud, "tolong pake ini di telinga" Robert menggunakan earbud tersebut lalu ia menghembuskan nafasnya kasar, "kedengeran?" Robert mengangguk. "Kita berangkat pake kereta" Jennie langsung mencegat Aiden.

"tunggu dulu!" Aiden langsung menghampiri Jennie, "kalian gak usah ke CERN, kalian bisa cegat mobil CERN" Aiden mengangguk. "Tapi lebih bahaya karena kita harus kejar-kejaran dengan aparat kepolisian, belum lagi insiden ini akan menjadi insiden internasional jika... melihat empat orang negara Indonesia dan satu orang Inggris mencuri LHC. Aiden mengangguk.

"Kita..." Aiden yang tau bau parfum yang tercium di hidungnya lalu ia menghembuskan nafasnya kasar, "aku hafal bau kamu, parfum bubble gum" Eva langsung berhenti berjalan lalu ia menatap Aiden dari kejauhan. "Tolong hentikan apa pun yang kamu rencanain, Aiden" Aiden menggeleng. "Aku bukan orang Amerika, Eva Sudradjat. Aku juga gak punya urusan sama FBI" Eva menggeleng. "Tapi kakak tiri kamu yang berurusan!" Aiden langsung menahan lengan Eva.

"Jangan buat aku marah" Eva membalas tatapan sinis Author, "baiklah! Kali ini aku lepas, tapi besok. Mohon maaf!" Aiden melepaskan tangannya yang menahan lengan Eva lalu ia menghembuskan napasnya.

"Apakah itu..." Aiden mengangguk. "Sekarang bagaimana?" Aiden menghembuskan napasnya, "kita lanjut, gue gak akan pernah menyerah" Aiden menatap Robert, "Jen, tolong pasang alarm" Jennie mengangguk. "Let's go!" Mereka berempat langsung berjalan mengikuti Aiden menuju mobil yang ditemukan.

London, United Kingdom 1802 AD

Sam menatap tabung tersebut lalu ia menaruhnya di atas rak buku lalu ia merapikan jas dan kerah kemeja nya, "bagaimana, apa kau sudah siap untuk pergi ke Chelsea untuk mendampingi ku, Ratu Elizabeth?" Elizabeth langsung menggeleng, "maafkan aku, aku tidak enak badan" Sam berjalan menghampiri Elizabeth lalu ia menatapnya dengan intense membuat Elizabeth menundukkan kepalanya.

"Baiklah, aku tidak akan memaksamu" Elizabeth mengangguk, "aku akan menyuruh dr. Hugo untuk memeriksa keadaanmu" Elizabeth hanya mengangguk. "Aku akan pergi untuk beberapa hari, aku harap kau tidak melanggar nya" Elizabeth hanya mengangguk. "Hati-hati" Sam tersenyum, "aku takut kau telat!" Sam hanya tersenyum miris lalu ia berjalan keluar dari kamarnya dan Elizabeth.

"Dimana dirimu, Robert? Aku begitu merindukanmu" Elizabeth langsung membuka laci meja rias nya lalu ia mengambil sebuah cermin dan foto Robert.

Geneva, Switzerland 2020 AD

Aiden menghampiri meja receptionist lalu ia melegakan tenggorokan nya, "hai, aku adalah pekerja baru CERN yang akan mulai minggu depan, apa namaku ada di daftar?" Diam-diam Aiden menaruh obat pencahar di dalam kopi petugas tersebut. "Namamu adalah Jack Kareem?" Aiden mengangguk. "Apa anda bisa mengantarkan ku ke sana? Karena aku... ingin bertemu dengan atasan" petugas tersebut menggeleng. "Kau bisa naik lift yang berada di pojok ruangan tersebut" Aiden mengangguk

"Oh ya, ngomong-ngomong aku membawa donat untuk mu, ibuku yang memasaknya apa kau mau?" Petugas tersebut mengangguk, Aiden memberikan donat yang sudah dicampur dengan obat pencahar. "Terima kasih" Aiden langsung berjalan menuju lift yang yang ditunjuk oleh petugas tersebut namun ia sengaja menabrakan dirinya ke salah satu ilmuwan yang sedang berjalan.

"Maaf" Aiden diam-diam mengambil kartu pengenal yang yang tercantol di kantong jas lab mereka. "Gue udah masuk, Jen" Jennie langsung mengetik beberapa kode sambil mengamati Aiden dan yang lainnya dari CCTV, "gue gak bisa lama-lama nge-loop" Aiden berdehem lalu ia menggesek kartu identitas tersebut di card reader. "Gue masuk ke ruangan server" Jennie tersenyum. "Kalian berdua sangat kompak, apa itu yang harus patut di banggakan?" Jennie mengangguk. "Lo belom aja ketemu sama Sarah Anderson" Robert mengerutkan kening nya. "Adek tiri gue, apa lagi lo belom juga ketemu sama Philip Anderson adek kandung gue" Robert menatap Jennie bingung.

"Gue udah masuk, harap lo stand by" Jennie mengangguk lalu ia menghembuskan nafasnya kasar, "aku... tidak mengerti mengapa ada dua adik tiri dan dua kakak tiri" Jennie mengedikkan bahunya, "gue juga gak tau" Robert kembali menatap layar CCTV. "Entah mengapa aku merasakan banyak kehadiran iblis di sini" Jennie tersedak saat ia meminum air mineral nya "lebih baik fokus! Penjaga nya dah minum sama makan belom?" Robert mengangguk.

"Baiklah" Robert mengawasi CCTV lalu ia melihat penjaga yang sedang meminum kopi nya, "dia sudah minum kopi" Aiden berdehem, "Keith, lakuin tugas lo" Keith yang sedang mencuci tangannya lalu ia berjalan mengunci di seluruh bilik kamar mandi di dalam toilet tersebut lalu ia keluar melewati atas bilik kamar mandi tersebut.

Keith berpura-pura buang air kecil lalu ia mencuci tangannya kembali dan bersiul karena penjaga tersebut sedang memegang perutnya, "hey, ada apa?" Keith langsung keluar dari kamar mandi lalu ia mengunci pintu kamar mandi tersebut dan memasang stiker yang ditempel di pintu. "Hey, apa sedang ada perbaikan?" Keith mengangguk. "iya, maaf aku orang baru, aku hanya disuruh atasan untuk memasang stiker ini" ilmuwan tersebut hanya mengangguk.

"Terima kasih" ilmuwan yang ingin ke kamar mandi tersebut langsung pergi untuk melakukan urusannya, "gue udah kunciin penjaga nya" Keith langsung duduk dan menancapkan USB Drive di PC penjaga tersebut.

"Kak Jen, gue udah masuk" Jennie mengangguk lalu ia tersenyum senang. "Baiklah, Keith, gue juga udah masuk di main server" Keith langsung bersikap seperti penjaga tersebut lalu ia menghembuskan nafasnya saat rombongan pelajar menghampiri meja nya, " a-apa ada yang bisa dibantu?" Orang tersebut mengangguk. "Saya dari International School Altdorf" Keith langsung mencarinya di daftar kunjungan, "anda bisa menaiki lift yang berada di pojok ruangan" guru tersebut mengangguk. "Terima kasih" Keith hanya mengangguk dan tersenyum.

Keith langsung melihat file yang di upload nya sudah 100% lalu ia duduk "udah 100%" Jennie mengangguk lalu ia menghembuskan napasnya, "cabut" Keith langsung mencabut dengan pelan lalu ia menghembuskan nafasnya kasar.

"Kelvin, George giliran kalian" George dan Kelvin berjalan cepat menuju pintu lift lalu ia tidak lupa membawa kotak penyimpanan isotop, "gila, kita udah kek penjahat sungguhan aja" Kelvin mengangguk, "gue udah masukin ID palsu kalian di server CERN, semoga aja gak ke detect" Aiden yang sedang menelusuri terowongan dimana LHC tersimpan lalu ia memakai baju pengaman nya, "siapa kamu!" Aiden langsung menunjukkan lencana palsu nya. "Saya dari NRC yang berbasis di Amerika, saya mempunyai surat dari Presiden Jonas Hillburg untuk mengambil beberapa tabung LHC isotop yang diteliti.

Aiden langsung memberikan surat yang sudah dipalsukan kepada kepala peneliti tersebut, "apa anda membawa kotaknya?" Aiden mengangguk, "saya membawanya" Kelvin dan George langsung meletakkan kotak tersebut di samping Aiden lalu ia menggeram, "dasar Amerika!" Aiden hanya menyunggingkan senyuman nya lalu ia menepuk bahu kepala peneliti tersebut.

"Penelitian ini kami ambil alih untuk sementara! Kalian kembali ke dalam ruangan!" Robert menghembuskan napasnya lalu menatap Jennie, "apa kau terbiasa dengan semuanya?" Jennie mengangguk, "apa lo gak biasa?" Robert menggeleng. Mereka mendengar suara alarm yang sudah terpasang di depan pintu. "Bang Aiden! Ini gue Esther! Tolong buka pintunya!" Jennie langsung melepaskan kuncian pintunya lalu ia dan teman-temannya masuk ke dalam gudang tersebut sambil menggeret koper-koper yang mereka bawa.

"Lo siapa!?" Jennie tersenyum, "gue Eli..." Robert membekap mulut Jennie, "namanya Jennie Anderson, cucu ku, kau jangan per...." Robert langsung melepas bekapan tangannya karena telapak tangannya di gigit oleh Jennie.

"Oh... lo berarti satu keluarga sama bang Aiden?" Jennie berdehem lalu ia kembali mengunci pintu gudangnya. "Yang lain mana kok cuman kalian berdua?" Jennie menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Mereka sedang ada di Geneva untuk melakukan beberapa misi" Jennie mengangguk karena ia tidak ingin membuat mereka khawatir.

"Nanti juga lagi balik, Aiden sudah kasih nama kasur kalian yang mana. Kalian juga lagi jet lag kan?" Esther mengangguk, "yaudah, kita istirahat dulu aja" Esther dan kedua temannya langsung berjalan menuju kasur yang sudah disediakan oleh Aiden.

"Lo denger kan?" Aiden hanya berdehem lalu ia menghembuskan nafasnya kasar, "apa masih lama!?" Kepala penelitian tersebut langsung memberikan Aiden kedua kotaknya. George dan Kelvin langsung membawanya, "titip salam kepada presiden mu, anak muda!" Aiden hanya mengangguk lalu ia Kelvin dan George langsung berjalan menuju pintu keluar. Aiden langsung menyuruh Kelvin dan George untuk tetap tenang, "jangan sampe kalian gugup. Kalo gugup antara yang di dalem pecah atau kita ketangep" Kelvin dan George hanya berdehem.

Mereka bertiga memasuki lift lalu ia menekan lantai basement. "Lift dalam lockdown" Aiden menyuruh George dan Kelvin untuk tetap tenang, "gue gak mau ketangkep. Jennie!" Jennie langsung mencari sumber masalahnya lalu ia menggeram, "Larry dan Eva!" Aiden langsung melepas penyamaran nya lalu ia membuka plastik hitam yang ia bawa lalu ia menghembuskan napasnya "mereka dimana?" Aiden langsung membuka pintu palka lalu ia menaikan George dan Kelvin lalu ia memberikan kotaknya "hati-hati, kalian tau pintu keluarnya" Kelvin dan George mengangguk lalu mereka menaiki tangga menuju lantai 6.

"Sekarang kita gimana?" Aiden langsung naik dan membuka paksa pintu pengaman lift tersebut. Dan melihat sekitar, "ikutin gue" Aiden langsung membawa kedua orang tersebut lalu ia berjalan menuju tangga darurat untuk evakuasi. "Kita jalan pake kaki, biar kaki lo berotot" Keith yang sedang menunggu mereka bertiga dalam truk melihat Larry dan Eva menghampiri mobil yang di sewa oleh Aiden.

"Gue ngeliat Larry dan Eva ada di parkiran, gue harus gimana?" Jennie langsung memindah CCTV, "jangan bergerak sebelum Aiden kasih perintah!" Keith menghembuskan napasnya lalu ia berjalan menuju belakang truk dan menutup pintunya. "Gue baru kali ini punya nyali gede banget" gumam Keith yang dapat didengar oleh semuanya.

"Kalian bagaimana?" Aiden, langsung menahan Kelvin dan George untuk berjalan karena ia melihat Larry dan anak buahnya sedang masuk ke dalam gedung parkir. "George, Kelvin lari!" George dan Kelvin langsung berlari menuju truk dan masuk lewat pintu belakang.

Aiden yang ingin berlari langsung melihat Eva yang sedang mencari dirinya di parkir para petinggi di CERN, "aku gak tau kamu sembunyi atau gak, yang perlu kamu tau aku gak akan nyerah sampe aku masukin kamu ke penjara, karena ini sudah ngelanggar berat, Aiden! Aku mohon serahin diri kamu" Aiden hanya diam dan menggenggam erat tazer yang ada di dalam kantongnya lalu Eva menghembuskan napasnya. "Aku ternyata salah" Eva langsung menyusul Larry ke parkiran gedung.

Aiden langsung berlari menuju truk lalu ia masuk ke dalam dan mengambil nafas sebanyak-banyaknya. "Lo gapapa?" Aiden mengangguk, "gila gak sih!?" Aiden tertawa kecil lalu ia menghembuskan nafasnya kasar. "Gue bener-bener salut sama lo" Keith langsung menjalankan truknya dengan kecepatan sedang.

.

.

.

.

.

.

Aiden langsung memasukkan LHC yang terakhir ke dalam sebuah tangki lalu ia menghembuskan nafasnya lega, "gue bener-bener lega" Aiden memasukkan kembali lalu ia menyuruh seluruh orang yang ada di dalam ruangan tersebut masuk ke dalam kontainer yang sudah diubah menjadi pelindung dan Aiden menekan tombol nyalanya. Portal yang ia buat langsung mengeluarkan cahaya berwarna biru yang melingkar lalu orang yang ada di dalam ruangan tersebut bertepuk tangan dan tersenyum senang. "Welcome to the Quantum Realm and Quantum Laws! Ini adalah masa depan" Aiden menghembuskan nafasnya lega lalu tersenyum.

"Jadi siapa yang mau coba?" Aiden menghembuskan napasnya, "yaudah gimana kalo kita kirim di tahun 1802" Aiden langsung menahan Robert, "gue gak akan biarin lo terbunuh, jadi jangan gue cuman ngambil doang" Aiden langsung keluar dari ruangan tersebut lalu ia berjalan menuju portal tersebut.

Robert keluar lalu ia menghampiri portal nya, Aiden kembali dengan sebuah koran lalu ia memberikannya kepada Robert, "ini... koran yang kau ambil?" Robert langsung membacanya lalu ia menggeram. "Sial!" Robert menghembuskan napasnya kasar lalu Aiden mematikan mesin nya dan menutup portal tersebut dengan kain putih.

"Yok kita makan-makan yok!" Aiden dan yang lainnya langsung keluar dan juga Robert yang mengikutinya dari belakang. "Aiden! Aku ingin berbicara denganmu" Aiden langsung berhenti lalu ia melihat Robert, "aku ingin memberimu ini" Author mengambil pocket watch milik Robert.

"Ini Rolex?" Robert tersenyum lalu mengangguk, "ini adalah hadiah ulang tahun ku dari Elizabeth" Aiden memasukkan jamnya ke dalam saku celananya, "aku ingin sekali kau kembali kepadanya Aiden, aku bisa melihatmu kau begitu menyayangi nya. Aiden hanya diam.

"Perbaikilah jam ku, aku akan mendoakan yang terbaik untukmu selalu" Robert langsung mengajak Aiden untuk menyusul kru nya.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.