Aiden langsung menginjak rem lalu ia menghembuskan nafasnya kasar, dan ia keluar dari mobil tersebut, "gimana? Lo udah buat laporan?" Aiden mengangguk, "ternyata mobil ini yang punya udah meninggal, dan penjahat nya udah ketangkep, jadi... gue beli dan uangnya masuk ke dalam denda" Kelvin mengangguk lalu Aiden menggaruk rambutnya. "Bensin udah gue ganti jadi setengah tenaga matahari, setengah bensin buat di malam hari" Aiden memberikan kunci mobil tersebut kepada Kelvin.
"Robert, lo ngedampingin Kelvin dan yang lain bantuin gue buat ngawasin kesehatan mereka di dalam portal, gue yang nunjukin arah nya, kak Jen, gue harap lo bisa ngawasin pintu depan" Jennie mengangguk, "gue masih deg-degan gara-gara kemaren" Aiden mengangguk "bisa dipahami" Aiden memberikan pistol kepada Robert lalu ia menepuk bahunya.
"Gue titip anak orang" Robert hanya mengangguk, "aku mengira jika Kelvin adalah anakmu" Aiden menggeleng, "gue gak mau punya anak modelan kek dia" Keith dan George menepuk bahu Kelvin dan tertawa, "tolong pesen pizza Domino's Pizza 4 box large, classic" Aiden memberikan uang kepada Keith.
"Ayok George" George mengikuti Keith dan mereka berdua memakai earbud yang diberikan oleh Aiden, "status kesehatan kalian oke, masih pada ijo semua, organ dalam semuanya normal, dan oksigen kalian berjalan dengan normal" Aiden mengangguk. "Mic check!" Kelvin mengangguk dengan mantap. "Gue kedengeran" Aiden menghembuskan nafasnya lega, Kelvin memakaikan sabuk pengaman kepada Robert. "Aku tidak percaya jika aku duduk di kuda bermesin" Kelvin mendengkus kesal. "Mobil namanya, bukan kuda bermesin. Ntar, gue kasih penjelasan dari Google" Robert tersenyum.
"Aku menyukai Google, dia sangat pintar" Kelvin menyalakan mesin nya dan ia menghembuskan nafasnya kasar, "waktu kalian cuman 90 menit di masa lalu, dan yang perlu kalian tau adalah, kalo udah nol gue gak bisa narik lo semua keluar, gue bisa ngambil lo balik tapi kalo si Esther umur 51 tahun, lo mau dia nikah sama orang lain!?" Kelvin menggeleng, "gue gak akan biarin Esther nikah sama orang selain gue" Aiden tertawa. "Good!" Aiden langsung menyalakan portal nya.
"Quick briefing! Misi yang utama adalah ambil Tube of Doom sebelum Christopher Columbus docking di pantai. Kalian gue turunin pada waktu malem pada tanggal 11 Oktober tahun 1492. Dan makanan ada di dalem mobil. Lo jangan bawa hape!" Kelvin dan Robert langsung mengeluarkan hape mereka dan Esther mengambilnya.
"Good luck, sayang" Esther mencium pipi Kelvin singkat lalu ia menghembuskan nafasnya, "kenapa gue deg-degan gini dah?" Aiden mengetik banyak kode pemrograman di komputer lalu ia menaikan sedikit tuas nya, "kalian siap?" Kelvin dan Robert langsung menggunakan helm mereka dan menghembuskan napasnya gugup. "Siap gak siap, siap ngejelajahin waktu" Aiden tertawa kecil lalu ia menatap Jade yang sedang mengawasi kesehatan mereka. "Kelvin gugup, Robert juga sama" Aiden mengangguk.
"Gue udah masukin tahun dan tempat" Aiden langsung menggaruk pipinya dan ia tersenyum, "kalian bakalan ke Guanahani Island, Bahamas Tahun 1492" Kelvin menyalakan mesin mobil nya lalu menghembuskan nafas nya gugup, "komunikasi nyala?"Kelvin mengangguk "lancar gak ada gangguan" Aiden mengangguk. "Gue hitung mundur!" Esther menatap khawatir Kelvin yang berada di dalam mobil. "10, 9, 8, 7, 6, 5..." Kelvin menatap portal tersebut. "4, 3, 2..." Kelvin memasukan gear nya, "Tujuan Guahani Island, Bahamas. Dipersilahkan berangkat!" Kelvin langsung menginjak pedal gas menuju portal.
Keith dan George langsung meletakkan pizza di kursi belakang mobil yang mereka sewa "gue gak nyangka tadi keren banget anjir, gue kira tadi gue bakal kebakar" George tertawa, "lo sih ketinggian, bagi tulang napa!" Keith tertawa, "lo gak bisa gitu ya menerima kenyataan kalo lo pendek" George hanya memutar matanya malas. "Eh, George! Itu kan..." George langsung mengambil foto Eva yang sedang menyebrang menuju sebuah toko roti. "Ngapain dia di sini?" Keith mengedikkan bahunya.
"Aiden masuk!" Aiden berdehem, "gue ngeliat mantan lo di kota, apa perlu stalk?" Aiden hanya berdehem sebagai jawaban, "hati-hati, dia Agen FBI, gue gak mau kalian kena masalah" Keith dan George mengangguk, "mending kita suruh delivery aja deh" Keith mengangguk setuju.
Guahani Island, Bahamas 1492 AD
Kelvin langsung menginjak rem lalu menatap ke depan dan melihat jam tangannya, "Kelvin lo denger gue?" Kelvin langsung menghembuskan nafasnya lega, "sekarang jam berapa?" Robert melihat ke sampingnya lalu ia membuka jendela lalu ia menengok ke samping. Menurut ku ini sekitar jam sepuluh, jika kau melihat di peta ini, lebih baik kita berjalan menuju utara" Kelvin mengangguk.
Kelvin menginjak rem lalu ia memencet tombol yang bergambar gear, "wew, lo hebat banget" Kelvin menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, "sekarang jam kerja di Nyon" Kelvin fokus terhadap medan yang mereka lewati, "ban spare udah ada di bagasi. Kata abang-abang bengkelnya gue di kasih gratis. Jangan buat tindakan yang gak perlu, mesin baik-baik aja, udah gue ganti oli pake Castrol" Kelvin dan Robert hanya diam. 40 menit berkendara, mereka sudah bisa melihat pasir pantai dan laut biru di depannya.
"Aiden, kita sudah berada di pantai" Kelvin langsung mematikan mesin nya lalu ia melepaskan helm miliknya, Aiden langsung berlari menuju rak buku dan ia langsung mengambil buku catatan miliknya dan membukanya dengan tergesa-gesa.
"Apa yang kau temukan?" Aiden langsung meminum air mineral nya lalu ia menghembuskan nafasnya kasar, "On October 11, 1492, an unknown light was sighted during the first voyage of Christopher Columbus by some crew members of Santa Maria, Pinta and possibly Niña shortly before the landing on Guanahani" Robert langsung memberikan tanda X di peta nya dan menghembuskan napasnya.
"Kalo menurut tatanan waktu normal, Columbus masih.... ada di sekitar perairan yang lain" Kelvin langsung mengambil binocular nya "belom keliatan apa-apa disini, dan juga gak ada cahaya yang lo maksud" Aiden turun dari tangga lalu ia mengambil salah satu buku dari rak tersebut lalu ia turun pelan dan membuka buku tersebut dan
"Dengerin baik-baik oke?" Kelvin masuk kembali ke dalam mobil lalu ia mengenakan helm nya. "On 11 October, Columbus changed the fleet's course to due west, and sailed through the night, believing land was soon to be found. At around 10:00 in the evening, Columbus thought he saw a light 'like a little wax candle rising and falling'" Kelvin langsung menghadap ke kiri dan ia langsung menunjuk ke arah langit. langsung menatap ke arah langit lalu menunjuk nya. "Gue liat!"Robert melihat ke arah yang ditunjuk oleh Kelvin.
Kelvin langsung memasukkan gear dan menginjak pedal gas nya, mobil mereka melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi, "di situ!" Kelvin langsung memutar stir ke kanan lalu Robert berlari menuju dimana Tube of Doom tersebut terjatuh. Robert melihat ketiga kapal milik Columbus sudah menurunkan jangkar nya, lalu ia segera berlari menuju mobil dan masuk. "Aku sudah mendapatkannya" Aiden menatap Jennie yang ada di sebelah nya.
"Eva, bakalan kesini 4 jam lagi! Dia bawa surat perintah!" Aiden mengangguk, "mana pizza nya?" Keith membawa pizza yang di pesan oleh Aiden dan juga empat pizza yang ada di tangan kirinya. "Kalian pergi ke arah barat" Kelvin menginjak pedal gas lalu ia memasukkan gear kelima, "terus?" Aiden langsung menarik tuas nya mundur. "Ada gambar portal pencet, di kiri Robert" Robert melihat tombol yang di maksud, langsung memencet nya. "Whoa..." Kelvin memasukkan gear ke enam lalu mereka masuk ke dalam portal tersebut.
Aiden langsung memasukkan kode pemrograman dan portal tersebut langsung membawa mobil yang ditumpangi oleh Kelvin dan Robert mendarat dengan selamat dan mereka menginjak rem nya.
Nyon, Switzerland 2020 AD
Aiden langsung mematikan mesin waktu tersebut lalu ia menghampiri Kelvin, "kita gak ada lagi waktu buat basa-basi dan dia bawa surat perintah" Aiden menggeram, "Larry Clemont" Robert mengusap pundak Author lalu ia menghembuskan napasnya, "kau harus tenang" Aiden memejamkan matanya lalu ia mencoba untuk tenang.
"Lalu apa rencana lo?" Aiden menyuruh Jennie untuk tenang, "biarin dia masuk, tapi gak boleh tau apa yang kita lakuin di sini. Larry pengen ngehancurin gue, ini termasuk taktiknya. Aiden tersenyum, "sebenernya FBI punya yurisdiksi terbatas, kecuali kita nge-hack Paman Sam" Aiden menghembuskan napasnya. "Kita beli pindahin kontainer nya di depan time machine, di tumpuk"
.
.
.
.
.
"Jennie Anderson!" Aiden langsung menghalangi Eva dan Larry untuk menghampiri Jennie, "kalo kalian mau ngambil Jennie, mending bawa gue aja deh. Dia main tetris gak boleh emang?" Anak buah Larry langsung memeriksa seluruh gudang yang ditempati Aiden. "Gue gak nyembunyiin apa-apa, Clemont" Larry hanya menyunggingkan senyuman nya, "semuanya aman, gak ada residu radioaktif atau pun isotop, semuanya sudah aman!" Aiden tersenyum mengejek lalu ia menatap Larry tajam.
"American" Larry yang ingin meninju Aiden langsung di halangi oleh Eva, "jangan pukul dia, kalo kamu pukul dia, dia yang menang!" Larry menatap Aiden dengan tatapan tajam nya, "gue bakalan dateng lagi sampe nemu apa kesalahan lo!" Aiden menaikkan satu alis nya lalu ia menghembuskan napasnya. "Be my guess, kalo lo nginjak kaki di sini lagi, gue pastiin lo bakalan gak punya image" Eva langsung menahan Larry.
"Aku bilang jangan kepancing!" Aiden hanya menyunggingkan senyuman nya, "kalo gitu, gue mau cuci tangan, najis pegang-pegang lo" Aiden langsung menghampiri wastafel untuk mencuci tangannya. Eva dan Larry langsung pergi dari gudang yang ditempati oleh Aiden dan yang lain.
"Apa itu belahan jiwamu? Mengapa dia membela pria itu? Aku tidak suka dengan sikapnya, dia kasar! Aku akan membunuhnya untukmu" Aiden hanya menyunggingkan senyuman nya lalu ia menggeleng, "jangan di ganggu, gue tau Eva ngelakuin hal itu karena terpaksa" Robert menatap Aiden.
"Gue cuman nebak, tapi dari ekspresi nya dia masih ngecegah gue buat baku hantam" Kelvin mengangguk. "Lanjutin makan yok, gue masih laper" Kelvin hanya diam dan mengawasi Aiden yang sedang memakan pizza nya.
.
.
.
.
.
.
Aiden langsung mengobservasi tabung tersebut lalu ia menghembuskan nafasnya kasar, "ini adalah milik suku Maya" Robert mengangguk, Aiden langsung menaruh tabung tersebut ke dalam sebuah kotak kayu yang sudah di isi oleh jerami dan menutupnya.
"Seluruhnya terbuat dari emas asli, dan tulisannya ini sebelum zaman modern berarti antara ini adalah suku Maya" Aiden langsung menghembuskan nafasnya kasar lalu ia menatap ke monitor komputernya "gue bakalan pergi ke Columbia buat mastiin ini bener dari suku Maya atau bukan" Robert mengangguk.
"Apa di sana berbahaya?" Aiden tersenyum, "Sarah Anderson menetap di sana, kita emang nyebar kemana-mana" Robert mengangguk, "lo kapan bebas?" Jennie mengusap dagu nya, "dua bulan lagi" Aiden menganggukkan kepalanya, "kalian tunggu di sini, gue gak mau ada yang kacauin perintah buat ngikutin gue" mereka semua mengangguk.
"Gue sama Robert yang ke sana" Kelvin langsung mengangkat tangannya, "gue mau ikut" Aiden menghembuskan nafasnya kasar "no boys allowed, men allowed" Kelvin menghembuskan nafasnya kasar lalu ia menopang dagu nya.
London, United Kingdom 1802 AD
Elizabeth langsung memasukkan cermin nya ke dalam laci nightstand lalu ia melihat Hugo sedang menunduk hormat, "bisa kau tinggalkan aku dengan Ratu Elizabeth?" Hugo langsung menaruh tas tersebut di bawah tempat tidur lalu ia memeluk Elizabeth dengan erat, "bagaimana keadaanmu? Dimana Robert?" Elizabeth menghembuskan napasnya, "Hugo, aku tidak baik-baik saja. Sam terus menyiksa ku, aku..." Hugo mengangguk. "Aku mengerti, lalu dimana Robert?" Elizabeth langsung menceritakan apa yang terjadi dengan Queen Guinevere dan King Arthur.
"Robert dimana? Apa dia baik-baik saja?" Elizabeth mengangguk, "Robert baik-baik saja, aku tidak tahu dimana keberadaannya tapi aku... sangat yakin jika ia baik-baik saja" Hugo hanya mengangguk, "Hugo, sehabis itu kau harus memberitahukan ini kepada Henry dan James, aku hanya..." Hugo mengangguk. "Aku akan memberitahu mereka. Apa kau ingin ku bawakan sesuatu saat aku kembali mengunjungi mu?" Elizabeth mengangguk.
"Tolong bawakan aku buku agenda kosong, tinta, dan pena, aku ingin menulis" Hugo mengangguk, "kau kembalilah ketika Sam kembali ke London. Dia sedang di Chelsea untuk beberapa hari" Hugo mengangguk. "Aku akan menuliskan resep untukmu, apa kau makan dengan teratur?" Elizabeth menggeleng.
"Aku tidak mempunyai nafsu makan sampai detik ini" Hugo menggenggam tangan Elizabeth, "makanlah, yang mulia. Kau terlihat seperti sebuah tengkorak" Elizabeth hanya tertawa kecil lalu ia tersenyum. "Aku akan makan dengan baik, jika aku mengetahui kabar Robert, Hugo. Aku sangat khawatir kepadanya" Hugo mengangguk.
"Aku akan membantumu, tenang saja" Elizabeth mengangguk, "kalau begitu, aku akan membelikanmu obat yang kau perlu" Hugo mengambil tas nya lalu ia menghembuskan nafasnya kasar. "Aku sungguh berterima kasih kepadamu, Hugo" Hugo tersenyum tipis lalu ia mengangguk. "Aku duluan" Hugo pergi keluar lalu ia menutup pintunya dengan pelan.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.