Chereads / Rahasia dibalik mata / Chapter 9 - Bagian 9

Chapter 9 - Bagian 9

"Iya juga sih." Nay. Leya mengangguk.

"Cih, minumnya abis lagi." Ujar Leya. "Apaan nih?" Sambungnya.

Nay menyodorkan minuman kaleng soda miliknya yang sengaja ia tak minum. Leya sedikit curiga.

"Ambil noh, gue gak haus.tapi, lu harus jawab pertanyaan gue dulu dengan jujur." Nay menyodorkan kembali minumannya.

"Tanya apa?" Leya mengambil nya.

Leya yang sedang meminum soda tiba tiba tersedak setelah melihat gambarnya Bersama seorang siswa sekolah lain berbicara berdua didepan gerbang sekolah mereka.

"Dari mana lo dapet poto ini?" tanya Leya terkejut.

"Lo gak tahu? Satu sekolah pasti udah liat ini dari website sekolah kita. Gue tanya, lo ada hubungan apa sama Jey?" Tanya Nay menatap Ley Intens.

Leya menggeleng, ia yakin pasti nay mengira yang tidak tidak tentangnya. "Gue gak ada hubungan apapun sama itu manusia satu." Jawab Leya yakin.

"Jangan boong sama gue ley, jujur." Nay mengeluarkan jurus mata ikannya nya.

"Gue gak boong, ngapain gue boong sama lu. Gue juga gak tahu akhir akhir ini gue sering ketemu dan diajak ngobrol sama dia." Sahut Leya.

Akhir akhir ini memang Leya sering merasa diintai, ditambah lagi orang bernama jey mengenalkan dirinya dan membuntutinya terus. Karena leya yang tidak ada keberanian bertanya hanya bisa menghindar atau kabur saat tak sengaja bertemu.

"Lo harus tahu ley, cowok ini sekolah disekolah tetangga. Dia berandalan yang sekolahnya takuti ditambah dia anak dari ketua yayasan sekolah itu. Dan hal yang paling harus lo tahu, dia kaki tangan gengters tersembunyi paling berbahaya dan rumornya setiap orang yang diincar dia selalu ngilang atau bahkan ditemukan bunuh diri," Jelas Nay.

"Jadi, Menurut gue lo jauh jauh dari dia. Gue khawatir rumor itu bener, gue gak mau sampe kehilangan sahabat jelek gue ini." Nay menasihati.

"Heh, gue tahu niat lo baik tapi gak usah nyinyir gue jelek juga." Sahut Aleya memalingkan muka kesal. Nay terkekeh melihat wajah cemberut sahabatnya.

"Pokoknya mulai sekarang, gue stay jagain lo setiap saat." Kekeh Nay. Leya diam diam tesenyum menanggapinya.

Anak anak tim basket dari angkatan mereka dengan tim basket dari adik kelas sedang memulai latihan pertandingan untuk audisi pertandingan basket lusa besok.

Nay dan leya menimati permualaan latihan mereka, ada Arga sepupu nayeon dan ada juga Levin yang melayangkan fly kiss kearah Nay dan Leya, Leya bedecih dengan sikap lebay adiknya itu.

Sebagian siswi mulai berdatangan berniat melihat latihan kedua tim tersebut, Leya terpokus dengan pikirannya. Ingatannya tentang masa lalu tiba tiba hadir, ia tolehkan wajahnya ke nay disebelahnya. Ia sangat bahagia mendapat teman baik seperti Nay. Tapi, tak dipungkiri ia sangat merimdukan sahabatnya Witta.

"Apa Witta juga Rindu gue ya?" tanya nya pada diri sendiri dalam hati.

Seserang yang terlihat selalu mengintai Aleya secara diam diam mengintai tengah tersenyum smirk menatap hasil jepretan dikameranya. Tak berselang lama orang itu mengeluarkan benda pipih dari sakunya dan terlihat menelpon sseorang diseberang sana.

"Hallo bos." Ucapnya menyapa seseorang diseberang sana.

"Bagaimana? Sudah dapat jepretannya?" tanya seorang pria memakai jas almamater sebuah kampus disebuh ruang gelap.

Hanya ada suara gemercik air dan keluhan suara perempuan melenguh kesakitan dibawah lantai yang Kotor, sudah ditebak ruangan itu adalah sebuah Gudang.

"Lephassh.." seorang gadis terkapar dengan darah menggenang di lantai yang lembap.

'CRASHH!'

"AHHKHH!!" teriaknya sebelum menghembuskan napas terakhir.

Sebuah belati tertancap setengahnya tepat dijantung sang gadis, naas takdir mengarahkannya untuk mati dengan keadaan seperti itu.

"Aku sudah menyelesaikan sebagian tugasku, kirim poto poto itu. Tidak lama, aku akan menyusulmu ke Indonesia." Ucapnya.

'CLIK!' bersamaan dengan Sambungan telepon terputus.

"Seru ya tadi." Sahut Nay senang selepas menonton latihan tim basket sekolahnya.

"Cih, seneng bisa dapet fly kiss dari adek gue ya?" tanya Leya menggoda Nay.

Mereka berdua tengah berada dilorong koridor menuju kekelas tak jauh dari tempat mereka berdiri. Leya yang sedari tadi tidak memperhatikan permainan basket dan hanya menatap lekat ekspresi wajah Nay yang selalu malu malu melihat adik nya bermain dilapangan tertutup itu.

"Ii-iih apaan, nggak. Siapa yang seneng karena itu." Nay mengelak meski kenyataannya Leya tahu sahabatnya itu tertarik dengan adik laki lakinya.

"Alah ngeles aja kerjaan lu." Sahut Leya tesrsenyum menggoda tidak sengaja melihat Nay yang tersenyum malu malu.

"Apaan sih gak jelas lu eh." Nay berlari meninggalkan Leya.

"Lucu banget itu manusia." Leya terkekeh hendak menyusul sahabatnya. Tapi, terhalang oleh badan Arga yang tiba tiba ada didepannya.

"Eh, yaampun. Bikin kaget aja. Situ ngapain tiba tiba nongol coba." Leya spontan mencubit perut Arga.tapi, ia sekali lagi terkejut.

"Kenapa?" Tanya Arga heran setelah menetawai wajah terkejut gadis itu.

"kok perut kamu keras sih?" Leya menatap Arga polos.

Ingin sekali Arga tertawa.tapi, ia tahan. " Masa sih? Coba cubit lagi." Arga pura pura tak tahu.

"Iya, kalo gak percaya cek aja sendiri. Orang itu perut kamu." Leya mengerucutkan bibirnya yang menurut Arga sangat imut.

"kamu aja yang cek, kalo mau liat dibuka aja gak papa." Ucap Arga usil dibalas jeweran ditelinganya.

"Awhss, kok jewer telinga ku sih? Sakit tahu." Arga dengan gaya imutnya.

"Ih, jadi cowok lebay banget. Salah kamu juga ngomong asal jeplak." Leya cemberut.

"Biarin, yang penting ganteng. Gak kayak kamu pendek." Sahutnya.

"Aduhs ley, loh kemana? Jangan ngambek dong. Ley, leyaa." Panggil Arga mengejar Leya Dengan kaki berdenyut diinjak oleh leya sebelum gadis itu merajuk berjalan pergi meningglkan nya.

Seorang siswa bersembunyi dibalik tembok mendengar semuanya, semua candaan mereka. Hatinya memanas, tangannya terkepal dengan keringat didahinya. Ia relakan menyamar kesekolah lain demi melihat wajah gadisnya.tapi, usahanya dibalas dengan drama laki laki bodoh itu.

"Dia hanya milikku." Ucapnya dalam kesunyian, perlahan bibir nya mengukir senyum setan.