Chereads / Rahasia dibalik mata / Chapter 15 - Bagian 15

Chapter 15 - Bagian 15

"Elah,Paling juga Suami khayalan. Haluuuuu~ aduhh," Adiknya mencibir.

"Rasain!" Leya mencubit Pipi Levin.

"Cubitan kakak sakit banget sih." Levin Cemberut.

"Hehe Mian." Leya.

"Hah minyak? Minyak buat apaan?" Tanya Levin mengerutkan kening.

"Lupa adek gue haters kpopers." Ucap Leya dalam hati menepuk jidat.

"Awas! Kakak ngantuk,Sana pergi kekamar kamu." Sahut Leya Jutek.

"Hilih, gitu aja ngambek. Mana gue tahu minyak buat apaan, gue tanya baik baik malah misuh." Sahut Levin membaringkan diri disisi Leya.

"Ngapain lo baring disini?" Tanya Leya was was.

"Ya tidur lah, yakali gue semedi." Jawab Levin dengan mulutnya.

"Maksud gue,Kenapa lo tidur dikamar gue wahai adik ku Levin." Leya dibuat jangah.

"Gue mau jagain lo, tadi gue mimpi lo dibawa kabur orang. Kasian gue jadinya." Sahut Levin.

"Kasian?"

"Ia kasian orang yang bawa kabur lo, Kehabisan Makanan dan uang sebelum minta tebusan, kakak kan kalo makan kayak kucing kelaparan." Jawab Levin.

"Gue kira kasian ke gue, Ini orang beneran adek gue bukan sih?" Tanya Leya dalam hati mendengus.

Di sebuah ruangan kantor, berjajar orang orang memakai jas hitam,Semua menunduk takut pada atasan didepan mereka tanpa berani berkata tanpa diperintah oleh nya.

"Besok?" Tanya seorang lelaki memakai Jas biru italia.

"Iya tuan, penyamaran anda akan dimulai besok pagi." Sahut asistennya membungkuk.

"Dimana lokasi nya Ter?" Tanya nya.

"Anda akan tahu besok tuan Gartano Oksari, Gadis itu pasti telah menunggu kejutan dari anda." Sahut Ter tersenyum.

"Bukan dia yang menunggu.tapi,kejutan lah yang menunggu bertemu dengannya." Gartano Smirk.

"Kamu Aleya?" Tanya Seorang pria paruh baya.

"Bukan Pak, saya bukan Aleya." Jawab murid didepan gerbang.

"Kamu mengenal Gadis bernama Aleya?"

"Tidak pak,saya tidak kenal. Kalo begitu saya permisi." Pamit siswi itu meninggalkan pria baya yang masih setia didepan gerbang.

Nayeon yang baru sampai dengan Arga di sekolah tak sengaja melihat seorang pria paruh baya mempertanyakan nama seseorang pada salah satu murid adik tingkatnya.

"Bapak bapak itu ngapain nanyain si Leya ya ga?" Tanya Nay pada sepupunya melewati orang orang tadi.

"Nama Aleya kan banyak Nay, bukan bebep gue aja." Jawab Arganta tersenyum tak sabar bertemu Leya.

"Cih, Bucin diduluin. Tapi, gak berani ngungkapin,Pengecut." Sahut Nay berdecih.

"Sewot amat lo sama gue, Gue buk-"

"Lambe mu Arganta." Sahut Nayeon meninggalkan Arga.

"Gini amat punya sodara." Arga mendengus.

Dikelas,Nayeon langsung menyambar Leya dengan pertanyaan membingungkan kepala gadis bermarga Getana itu.

"Ley lo dicariin tahu sama aki aki." Sahut Nay tiba tiba mengagetkan Leya yang baru saja terlelap.

"Bikin kaget aja lo, ntar aja ceritanya gue ngantuk." Sahut Leya menguap.

"Muka lo ya ampun, Gak tidur ya semalem?ngapain gadang? Konser suami lo kan minggu kemaren." Nay.

Leya beberapa kali menguap menahan kantuk dimatanya, Mata yang merah dibalut Garis hitam dikelopak bawah, wajah pucat ditambah wajah khas bantal.

"Lo mandi gak tadi?" Tanya Nay.

"...."

"Eh Bujuk buset ni anak malah lanjut molor." Nay sedikit kasihan dengan sahabat nya, Ia tidak tahu penyebab Leya bergadang, Semoga saja bukan masalah yang akhir akhir ini terjadi,Pikirnya.

"Ini Jam Olahraga loh sayang,Kalo pak ganteng liat lo pucek pasi begini dijamin makin jelek muka lo dimata dia." Sahut Nay.

Kini Jam pelajaran Penjas orkes,Semua siswa siswi dikelasnya sibuk Mengganti baju dengan Kaos olahraga, hanya Leya yang diperhatikan ogah ogah an mengganti baju hingga harus dibantu nayeon.

"Muka gue udah jelek ngapain dibagus bagusin." Sahut Leya menepis tangan Nay.

"Hehe gitu aja ngambek." Nay tertawa garing.

"CEK 1 2 10.." Suara mikropon umum sekolah, biasanya jika berbunyi akan ada pengumuman penting.

"Mau ngomong aja dipersulit harus ngitung." Sahut Leya memberenggut.

Nay melirik Aleya, Ia heran kenapa sahabat nya jadi sensitif. "Biarin aja Ley, orang punya sekolah ini yang ngomong." Sahut Nay terkekeh gemas.

"PENGUMUMAN,BAGI SETIAP SISWA DAN SISWI SEKOLAH TADIKA INDAH SEGERA HADIR DI AULA TENGAH,BAGI YANG TIDAK HADIR AKAN DICATAT DIBUKU KONSELING-"

"Pengen mengakak mendengar Nama sekolah kita." Sahut Nay Mengelus dada.

"Dicatet buku konseling parahnya." Leya mengompori.

"Gila aja kali dicatat dibuku konseling, Ley yok cabut." Ajak Nay.

"Males ah, paling juga pengunguman kelulusan bentar lagi." Sahut Leya mengibas ngibas menyuruh Nay pergi sendiri.

"Tega amat lo sama gue buat sendirian, entar orang orang pada nanyain lo kemana ke gue." Nay Cemberut.

"Mana mungkin orang orang nanyain gue, gue bukan seleb atau famous sekolah jadi gak akan ada yang tahu gue gak dateng." Leya mengerutkan kening.

"Ya pasti adalah,secara lo kan babu ter uwwu gue." Nay senyum-senyum.

"Ingin ku colok mata bulat mu itu perguso."Setelah mengatakan itu Leya pergi keluar dari Toilet.

Di aula,Semua orang berkumpul. Nay sedikit kesusahan mengajak Leya berdiri didepan karena Leya yang pada dasarnya tidak mau menjadi sorotan.

"SELAMAT PAGI ANAK ANAK." Sapa kepala sekolah didepan sana.

"Selamat pagi pak.." Sahut Semua.

"LANGSUNG SAJA, DIPAGI YANG MENJELANG BAHAGIA INI.Bla bla bla bla bla....,"

"Panjang banget perasaan, katanya langsung saja.tapi,itu langsung saja kayak nya langsung saja pidato." Bisik Nay Bosan.

"Hooh, Katanya menjelang bahagia.tapi,sekarang malah menjelang kelaparan." Bisik Leya menjawab.

"Teriakan aja udah suruh berhenti." Ujar Nay.

"WOY PAK CEPETAN NAPA,LAPER NIH." Teriak aleya lantang.

Nay terkejut setengah mati, Ia hanya bercanda soal perkataannya barusan.tapi, anak ajaib ini terlalu peka. Semua orang yang tadinya juga kebosanan ikut bersuara sama membuat semua guru didepan panggung aula itu terpojok.

"BAIKLAH,PADAHAL BAPAK BARU BICARA SETENGAH MEN-"

"DUA JAM PAK!!" Teriak Arga ikut ikutan diberisan kelasnya lalu menatap Leya tersenyum.

Aleya hanya menaikkan alisnya satu tak mengerti. "Sepupu lo kenapa Nay?" Tanya Aleya.

"Cacingan kali." Sahut Nay tertawa.

"IYA BAIKLAH, LANGSUNG SAJA BAPAK KENALKAN SESEORANG DISINI, Silahkan Pak." Sambut kepala sekolah.

"BAIKLAH TERIMAKASIH,PERKENALKAN NAMA SAYA LANGIT, USIA SAYA 25 TAHUN, SETELAH INI SAYA AKAN BANYAK BERPERAN BAGI KALIAN,Terimakasih." Perkenalan singkat Pak langit mampu membuat suasana yang tadinya membosankan seketika menjadi riuh suara lolongan siswi yang haus akan belaian.

"PAK LANGIT INI AKAN MENJABAT SEBAGAI KEPALA SEKOLAH BARU DISINI SEKALIGUS SEBAGAI GURU MUSIK KALIAN YANG BARU DIKARENAKAN GURU SEBELUMNYA TELAH MENGUNDURKAN DIRI." Ucap kepala sekolah.

"Yahhhhh.." Semua siswa mengeluhkan hal itu.

Kepala sekolah bersedih karena harus pindah kesekolah lain dan meninggalkan murid murid didiknya disini.tapi,semua murid bersedih bukan karena pak botak itu harus pindah,Tapi karena guru musik bernama bu Ravi si guru cantik dan berbokong besar itu telah mengundurkan diri. Malang sekali nasib kepala sekolah itu.

"Bu Ravi pindah cuy?" Tanya Nay dengan ekspresi senang nya.

"Hemm." Sahut Leya.

Leya sedikit gugup,Karena Sedari awal ia selalu diperhatikan oleh guru baru bernama Langit itu. Ia jadi tak leluasa bergerak karena khawatir merasa baper diperhatikan seperti itu.

"Kenapa lo Ley?" Tanya Nay merasa aneh.

"Kepala sekolah baru nya liatin gue mulu perasaan." Sahut Leya.

"Masa sih?kagak eh, jangan geer, Dia liatin cewek cantik dibelakang lo bukan lo nya," Nay menunjuk gadis cantik dibelakang Leya.

Leya menoleh kebelakang,Sabila teman sekelas nya yang dipandang sempurna oleh siapa pun yang melihat. Sabila sendiri ikut geer menyangka Kepala sekolah tampan itu memperhatikannya.

"Iya juga ya hehe." Leya tersenyum Gusi.

"Ingat kata suami gue,Jangan Bapereu." Sahut Nay menusuk Hati.

"Iya iya." Leya Cemberut.

Semua hal itu Terlihat dipandangan Gartano yang menyamar menjadi Langit, Garta sedari awal memperhatikan Leya dan diketahui oleh gadis itu. Ia diam-diam tersenyum memperhatikan target nya itu.

"Target yang selama ini aku cari sudah didepan mata." Ucap Gartano dalam hati.