"Perlu ku antar kak?" Tanya Levin khawatir.
"Tidak, Lo urus aja dua pacar ku ini." Jawab Aleya menggerlingkan matanya sedikit berisik sambil terkikik geli pada Levin.
"Haishh..baiklah." Levin mendengus mendengar penuturan kakaknya, bahwa dua pria tampan itu adalah pacarnya. Ternyata Kakak jelek nya seorang fuckgirl.
Levin melihat kedua human yang masih berdiri didepannya, ia menelak pinggang lalu berkata. "PERGI KALIAN DARI SINI!" Ucap Levin tak bisa lagi menahan perkataannya.
Arga Dan Jey terkejut, mereka pikir dari pada kena amukan adek ipar lebih baik mereka menurut saja. Hanya saja kini hati mereka sedikit lega dan khawatir sekaligus melihat pujaan hati sedang sakit.
Mereka berdua pamit pulang, dijalan kepintu, terlibat Arga dan Jey terus berselisih dan saling sikut untuk mendahului jalannya.
"Astagfirullah, Kenapa kakak gue jadi inceran biawak Antartika sih." Levin mengelus dada nya menggeleng.
"Sudah ku bilang jangan menyentuh bola kehidupan itu ashi!" Seru seorang wanita.
"Aku hanya ingin melihat gadis yang sudah ku cap." Jawabnya membela diri.
"Aku heran padamu, banyak perempuan bisa kau kontrak, tapi kenapa malah gadis tidak berdosa dan masih suci seperti nya yang kau kontrak. Lagi pula dia masih sangat dini untuk kau rusak." Gadis itu sedikit iba dengan gadis yang dikontrak laki laki itu, ia tahu kehidupan gadis itu akan sangat runyam jika menjalin darah dengan Ashi.
"Dia gadis suci, Kontrak itu akan berjalan lancar jika dia yang ku pilih. Kami terlanjur melakukannya, apapun alasan itu, ia harus menanggung resiko yang dunia berikan." Ashi tersenyum miring melihat ekspresi wanita didepannya.
"Aleya kamu sangat cantik!!" Ujar Aleya bercermin, Aleya slalu mengira dirinya cantik padahal pandangan orang orang dia berpenampilan Jambi facebook., Aneh nya banyak laki laki tampan menyukai nya.
Aleya selalu memuji dirinya jika bercermin, agar hati nya tenang saat melihat wajah dengan goresan pisau dipipi nya." Bagaimana cara menghilangkan luka ini ya?" Monolog Aleya.
"Sebaik nya aku segera berangkat sekolah." Ucapnya mengambil tas gendong dan sepatu ia giwing keluar.
Dimeja makan, Aleya bersama levin sarapan bersama,tentunya Aleya sudah memakai sepatunya. Levin menatap kakak nya khawatir. " Gue gak papa." Sahut Aleya singkat.
"Syukurlah," Levin menyudahi makannya, ia sedikit melirik kakak nya itu. "Mau berangkat bareng kak?" Tanya Levin.
"Gak perlu, gue naik sepeda biar cepet." Jawab Aleya.
"Ok." Levin menyalami punggung tangan Aleya dan pamit, sedangkan Aleya masih setia dengan roti selai kacang miliknya.
"Mimpi nya kok bisa kayak nyata banget ya, mana selangkangan gue sakit beneran." Sahut Aleya berpikir.
"Akhir nya Temen gue yang paling gesrek dateng juga, untung gak kesiangan lo." Sahut Nak saat Aleya sampai dikelas.
Aleya terduduk dikirimnya, ia mengeluarkan beberapa alat tulis untuk persiapan belajar." Ley, lo gak sapa gue?" Tanya Nay.
"Shhtt...., Gue sibuk, Jangan ganggu." Leya mengangkat satu telunjuk dibibir Nay.
Nayeon hanya mendengus sebal, ia tahu jika sahabatnya itu bersikap dingin artinya ada sesuatu yang lumayan berat dipikirkannya. "Terserah lah." Ucap Nay sibuk dengan handphonenya.
Waktu demi waktu sudah mereka lewati satu tahun ini, Kelulusan sudah ditentukan. Aleya dan Nay sepakat bersekolah di sekolah yang sama kedepannya, Yaitu SMA Cempaka High schopl. Sebelumnya, Aleya dan Nay sudah berdiskusi dengan saudara mereka, dan Arga akan ikut bersama mereka, Sedangkan Levin masih bersekolah menjadi kelas 3 SMP disekolah lamanya.
"Huwaa..Gak nyangka kita udah lulus Sekolah Jamet Ley." Sahut Nay girang.
"Bener hahahaha.." Jawab Leya ikut senang.
Mereka kini tengah LDKS disekolah baru nya, Bimbingan senior membuat mereka sedikit takut karena rata rata semua senior sekolah itu galak galak.
"Gila, gue seneng banget." Sahut Nay saat mencabuti rumput bersama Aleya.
Mencabuti rumput adalah salah satu tugas bimbingan sekolah barunya, sebelum menjadi siswa sekolah cempaka, mereka akan dibimbing oleh senior tentang lekak lekuk sekolah baru nya dan akan ada sedikit rundungan, Rundungan sudah bukan hal aneh lagi bagi para Anak SMA, apalagi sekolah mereka termasuk sekolah internasional.
"Kamu!" Tunjuk Seorang senior perempuan menunjuk Nay.
"Iya kak?" Tanya Leya berdiri diikuti Nay dibelakang.
"Bukan kamu, tapi Teman mu itu." Jawabnya.
Aleya menoleh pada Nay, Sedangkan Nay menunjuk diri nya sendiri tak mengerti. "Aku kak?" Tanya Nay.
"Iya kamu! Saat bimbingan, dilarang mengobrol. Jika sekali lagi kamu terlihat berbincang bincang, Kamu saya hukum membersihkan toilet siswa." Setelah itu, Senior tadi langsung pergi tanpa pamit.