Chereads / Rahasia dibalik mata / Chapter 22 - Bagian 22

Chapter 22 - Bagian 22

Aleya sedikit terkekeh melihat ekspresi Nay yang pucat, siapa yang mau membersihkan wc para murid laki laki, Nay bergidiq.

"Kenapa Nay?" Tanya Aleya terkekeh.

"Gue takut anjir." Jawabnya.

"Kok takut? Kan entar gue temenin kalo kena hukum." Jawab Aleya menatap sahabatnya

"Bukan itu Ley." Sahut Nay menggaruk dagunya.

"Lah terus apaan?" Tanya Leya bingung.

"Gue takut khilaf, Disini kan cowo ganteng semua njre,muehehe.." Nay tertawa garing.

"Buahahahha,Bengek gue dengernya. Tahu dah, gue mau lanjut bimbingan." Sahut Leya sambil tertawa meninggalkan Nay yang kesal ditertawakan.

Semenjak Kejadian Aneh dalam mimpi Leya saat itu, Aleya jarang berdekatan dengan laki laki manapun selain adik nya. Ia menjauhi Jey yang selalu mengetuk jendelanya, Leya menjauhi Arga yang selalu modus pada nya dengan alasan menemani Nay untuk bertemu Leya. Hanya satu yang tidak bisa ia hindari, Bisikan seseorang selalu menemani malamnya, Aleya selalu merasa tubuh nya selalu diraba raba, Bahkan Aleya yang polos kini sudah mengetahui apa yang selama ini ia rasakan lewat bertanya pada google.

Aleya tanpa sadar, Selalu berhubungan intim dengan seorang lelaki bernama Ashi, Ia selalu berpikir bahwa itu hanya mimpi belaka, dan Leya perlahan menikmati mimpi itu, Bahkan ia selalu ingin cepat cepat tidur saat pulang sekolah.

Aleya Tahu, mungkin mimpi itu selalu datang karena Aleya selalu membaca buku Pangeran salju. Leya pernah bertanya dalam mimpi itu pada sosok Ashi tentang siapa diri nya dan apa maunya. Dan jawabannya selalu sama saat pertama bertemu dan berakhir bermain intim diatas hamparan rumput yang luas dikelilingi tanaman dan bunga bunga bermekaran.

Semakin hari, Aleya jatuh cinta pada sosok Ashi itu. Ia mereka hati nya selalu berdebar setelah terbangun dari mimpi.

Fkasback On/

"Kenapa Seluruh tubuh mu putih, Rambut mu seputih Ice dan kulit mu seputih susu?" Tanya Aleya saat sedang berdua didekat danau sambil menyenderkan kepalanya didada bidang milik Ashi.

"Aku adalah Mahkota Kaisar di negeri Ice." Sahutnya membelai pucuk kepala Aleya.

Aleya merasa nyaman diperlakukan nya, "Jadi kamu pangeran Salju yang sering ku baca dalam Novel?" Tanya Aleya sambil memejamkan matanya nyaman.

"Bukan, Aku adalah Pangeran dari negeri Salju. Tapi, Aku bukan berasal dari Novel. Rambut ku berwarna putih karena aku adalah keturunan asli Kaisar negeri Ice." Jawabnya.

"Benarkah?" Tanya Aleya membuka matanya mendongak menatap manik biru itu.

"Hemm, kamu tak percaya?" Tanya nya, Aleya menggeleng.

Tanpa disadari, Aleya merasa hawa dingin disekitarnya, Terbelalak lah mata Aleya saat mendapati Semua Tanaman, bunga, mau pun pohon dan hal lainnya tertutup Salju putih.

"Bb-bagaimana bisa?" Tanya Aleya tergagap.

"Kamu yang membuat ku melakukan hal ini, Maka ini bukti yang bisa ketunjukan." Sahut nya tersenyum mengecup pelan pipi tembem Aleya.

Flasback Of/

Kini Aleya sudah menginjak hari ke kesepuluh bersekolah di Cempaka High School. Ia bahagia karena dua curut bernama Jey dan Arga tidak bisa mengusiknya.tapi, Aleya salah, justru Aleya mendapati kedua pria tampan itu bersekolah sama dengan nya bahkan satu kelas. Sungguh sial nasib nya atau sungguh beruntung kah hidupnya, Aleya prustasi. Baginya, Saat ini ia tergila-gila dengan sosok Ashi.

"Aku harus mencari Tahu Sosok yang selalu muncul dalam mimpi ku itu." Gumam Aleya terduduk dibawah pohon besar milik sekolah nya dengan sebuah buku Novel berjudul Pangeran Salju.

'Bugh!'

"Aduh.." Aleya meringis merasakan sebuah bola menyundulnya.

"Maap, Lo gak papa?" Tanya Seorang laki laki memakai Baju seragam Basketnya.

"KYAK!! LO MALAIKAT DARI MANA ANJIR.." Teriak Aleya melotot tak percaya.

"Leya lo gak papa?"Tanya Nay menghadiri Sahabatnya yang ditinggal beli cilok.

"Gak papa." Jawab aleya.

"Lo apain sahabat gue hah?!" Tanya Nay melotot garang laki laki didepannya.

"Gg-gue gak sengaja lempar bola kena kepala temen lo." Jawab Laki laki itu khawatir disalahkan.

"Berani berani nya ya lo lempar bola basket ke kepala sahabat gue." Nay sudah mengambil Ancang ancang menaikkan kaos lengannya keatas bersiap meninju.

"Apaan si ogeb, kepala gue gak papa juga." Aleya mencegah lalu memandang wajah Pria didepan mereka kini.

"Nama lo siapa?" Tanya Aleya tersenyum mengulurkan tangannya berniat berkenalan. Sedangkan, Nay sudah mendelik, ia tahu kini kebiasaan Aleya saat melihat cowok ganteng akan kumat.

"Oouhh..Gue Barandra, Panggil aja dara." Sahut Barandra menyambut uluran Aleya.

"Buaahhaha....." Nay Seketika Tertawa kencang sendirian membuat semua orang disekitar nya menatap Aneh pada nya. Nay yang tahu ia diperhatikan banyak orang pun kini menghentikan tawa nya dan bersikap datar kembali.

"Lanjutin.." Sahut Nay, Aleya hanya menggeleng melihat tingkah absurd sahabatnya.

"Ouh dara, Gue Aleya dan ini sahabt gue Nayeon. Lo tinggal dikelas mana?" Tanya Aleya.

"Mipa 1." Jawab nya tersenyum canggung.

Satu hal yang perlu Kalian tahu, Barandra ini anak pemilik Sekolah sekaligus pewaris perusahaan Minyak bumi terbesar diindonesia, sekalian kaya, dia juga memiliki wajah tampan, tubuh atletis dan penampilan yang bikin semua hawa meneguk liurnya sendiri tiba tiba.

"Loh..sama dong, gue sama Nay juga di kelas itu. Tapi kok, gue gak pernah liat lo ya?" Tanya Aleya heran.

"Eh, benerkah? Setahu gue, gak ada nama Aleya dikelas 11 Mipa 1." Sahut nya berpikir.

'Glek'

Leya dan Nay kini saling pandang, Entah kenapa, tenggorokan mereka tiba tiba tercekat. Mereka baru sadar, Siswa yang diperbolehkan Main basket dilapangan sekolah hanya siswa yang mengikuti eskul tersebut, Sedangkan angkatan mereka baru sepuluh hari, belum sempat memilih Eskul mana yang harus dipilih.

"Ley, Kabur yok!" Bisik Nay memekik.

"Gas keun." Jawab Leya pelan.

Barandra yang masih berpikir tidak mengetahui bahwa dua sejoli yang tadi mengobrol dengannya sudah terbirit birit pergi meninggalkannya seorang.

"Nagapain disini bro?" Tanya teman Barandra menepuk pundaknya.

"Eh? Gue lagi ngobrol sama mer-" Perkataan Barandra terpotong saat melihat sekitarnya, Tidak ada satupun orang disisinya kecuali Ardan temannya.

"Lo ngomong apa si, mana bola nya sini." Ardan menggeleng melihat temannya itu kebingungan, ia merebut bola yang dipegang Barandra dan menyuruhnya kembali kelapangan.

"Perasaan tadi masih ada." Gumam Barandra menggaruk kepala nya tak gatal.

"Sial banget si lo ley, Untung kita kabur." Sahut Nay terengah engah saat sampai dikelas mereka.

"Mana gue tahu dia kakel njir, Kalo aing nyaho mana hayang berurusan sama dia." Jawab Aleya mengeluarkan bahasa Aliennya, Nay hanya mengangguk anggukan kepalanya saja tidak mengerti bahasa yang Temannya itu lontarkan, Meski dia sudah sering mendengar, tapi bahasa Alien itu masih asing ditelinganya. Biasa, Keturunan Hangeul mana ngerti bahasa sunda.

"Levin, itu bukannya kakak lo ya?" Tanya Laki laki disamping Levin, Adik Aleya itu menoleh, lalu seketika kaku.

"Duh, bisa gawat cok kalo pawang gue liat." Sahut Levin menggigit jari nya.

"Terus sekarang gimana? Kita samperr-"

"Heh, Kalo gue samperin..terus dia nanya gue kenapa ada disini gimana ha?" Levin ingin sekali menjitak kepala temannya itu.

"Ya tinggal bilang, kalo lo mau ketemu doi loh disini kan? Lagian kan cuman mau nganterin pesenan doi lo doang." Jawab Coki benar.

"Gak! Masalah nya, pasti kakak gue bakal ngamok kalo tahu gue gebet cewek seangkatan sama dia." Jawab Levin tegas.

"Terus, Sekarang gimana?" Tanya Coki bingung.

"Lo anterin ini protex ke doi gue dikirsi pojok itu. Kalo udah, langsung aja ke parkiran. Gue tunggu sekarang disana, bay!" Levin ngibrit berlari cepat keluar sekolah sebelum kakak nya itu melihat.

"Woy Sialan! Ini lo atau gue yang lagi pdkt? Gue bukan babu lu njing!" Teriak Coki kesal karena ditinggal sendiri, mana pakaiannya paling mencolok dari yang lain karena memakai seragam SMP.

"Eh, Itu si Levin Adek lu kan Ley? Iya gila! Itu adek lu..tapi, ngapain dia disekolah kita." Sahut Nayeon berpikir.

"Mana?" Tanya Aleya melihat sekeliling, ia melihat kepintu hanya ada satu orang memakai baju SMP sambil membawa bingkisan plastik putih.

"Apaan, itu bukan adek gue. Lo buta atau katarak si, Adek gue yang ganteng dan bejat dibandingin sama pantat botol sianida." Leya menggeleng.

"Serius gue bego." Sahut Nay.

Sedangkan, Coki yang mendengar dirinya disebut pantat botol sianida, Hanya pasrah. "Kak Hyerla!" Panggil Coki mendekati kursi Hyerla, Gebetan Levin.

"Eh, Kamu siapa?" Tanya Hyerla bingung. Satu hal, Hyerla ini dulu nya juga satu kelas dengan Aleya, dan Levin menyukai Hyerla saat ia pertama kali bertemu diajaran pertama sekolah.

"Aku Coki kak." Jawab Coki sambil tersenyum.

"Coki Coki coklat asli..Enak nya beuhh asli.. Coki Coki coklat asli.." Sahut seorang perempuan menggoda Coki dengan nyanyian, Coki hanya tersenyum menanggapi.

"Mau ngapain? " Tanya Hyerla.

"Ini ada titipan dari temen ku, kakak buka aja, nanti kakak tahu temen ku siapa. Kalo gitu aku permisi kak," Jawab Coki pamit, Ia berjalan keluar kelas dan setelah diluar ia langsung menggunakan jurus seribu bayangan nya Boruto untuk segera kabur.

"ANJING! INI PROTEX BABII.." Teriak salah satu teman Hyerla yang tidak sengaja mengintip bingkisan itu.

Aleya Pulang sekolah masih dengan sepeda nya, Ia membuka gembok rantai penyangga sepedah itu, Terlihat hanya Aleya lah yang memakai Sepeda, Karena dari luas nya parkiran sekolah nya berjejer Mobil mobil bermerk, Leya tidak risih saat orang orang mengatainya miskin.

"Lihat itu, dia yang tadi minta berkenalan dengan Barandra kan? Gue pikir dia gak ada otak." Sahut Siswi Siswi yang sedang memandang Leya dengan tatapan sinis didalam mobil temannya yg lain.

"Memang nya kenapa?"

"Liat aja penampilannya, Lusuh dan kumel. Wajah nya aja Jelek dan gak ada cantik cantik nya, berani sekali dia godain cowok gue."

"pacar lo bilang, jangan ngadi ngadi. Setidaknya gadis itu ada keberanian mendekati orang yang dia suka, gak seperti lo yang cuman diam diam memperhatikan.tapi, Ngaku ngaku jodoh."

"Diem lo! Gue masih bersyukur gue lebih segalanya dari dia."

"bener, Lihat deh..Aku melihat nya dari jarak segini aja udah mual liat wajah nya."