Mew terus menunggui Gulf & tidak pernah luput dari pandangan Mew gerak gerik Gulf. Mew sangat takut untuk kehilangan Gulf & ini baru pertama kalinya bagi Mew merasakan apa itu takut. Mew terus menggenggam tangan Gulf, mengusap kepala & punggung Gulf ketika dia bermimpi buruk.
"Paman, bagaimana keadaan paman Kana?" tanya Nanon ketika memasuki kamar Mew untuk menyampaikan soal Nhing.
"Masih sama Nanon. Dia masih belum sadar & terkadang dia masih bermimpi buruk." jawab Mew pada Nanon sambil mengusap kepala Gulf.
"Tadi kal Podd telepon ke hp Nanon tanyain paman Gulf apakah hari ini ke rumah sakit menjalani scan atau tidak. Nanon katakan kalo paman Gulf masih belum sadar & tidak bisa menjalani scan." ujar Nanon memandang Gulf.
"Hmm .. lalu bagaimana dengan Nhing? Apa kamu senang bermain dengan dia?" tanya Mew datar.
"Senang sekali. Aku jadikan Nhing ajang melatih lempar pisau. Kebetulan Nanon sudah lama tidak latihan." jawab Nanon dengan senyum sumringah.
"Bagus kalo begitu. Nanon harus banyak-banyak latihan. Kana masih belum sadar, jadi paman tidak bisa menemani Nanon. Nanti kalo Kana sudah bisa ditinggalkan, lung akan menguji Nanon." ujar Mew.
"Siap paman. Soal keluarga Nhing bagaimana? Aku dengar kalo Nhing punya anak perempuan yang manis banget. Anaknya untuk Nanon & yang lainnya Nanon bunuh aja bagaimana?" tanya Nanon.
"Tidak. Jangan dibunuh. Kana tidak menyukai itu. Buat saja mereka susah. Segel rumah Nhing." jawab Mew sambil terus memandang Gulf.
"Baiklah. Nanon akan melakukannya. Oh ya, paman harus istirahat ya. Tadi Nanon sudah berpesan pada bi Tin untuk membuatkan sarapan untuk paman." ujar Nanon yang baru kali ini melihat Mew begitu mencintai seseorang dengan dalamnya.
"Iya. Baiklah." jawab Mew yang berusaha untuk tersenyum.
"Paman Gulf harus cepat sadar. Jangan tidur terus. Masih banyak yang Nanon belum perkenalkan pada paman & pastinya paman akan suka. Ehm .. kalo begitu Nanon pergi melatih lempar pisau dulu ya paman. Bye" ujar Nanon menggenggam tangan Gulf, lalu melepaskannya & berlalu pergi.
Dibawah Nanon bertemu dengan bi Tin yang bermaksud memberikan sarapan untuk Mew. Dari wajah Nanon, bi Tin sudah bisa membaca kalo Mew tidak ada selera untuk makan. Meskipun begitu bi Tin tetap memberikan sarapan pada Mew.
Selama puluhan tahun bi Tin bekerja dengan Mew, dia tidak pernah mendapati kalo Mew dengan begitu telaten menjaga orang sakit.
"Bi Tin ..." panggil Mild pada bi Tin yang mengintip Mew di balik pintu kamar.
"Tuan Mild. Bi Tin sampai kaget." ujar bi Tin.
"Bi Tin kalo mau memberikan sarapan untuk tuan Mew langsung masuk saja. Ngapain juga bi Tin mengintip dibalik pintu seperti itu? Kayak maling saja." ujar Mild.
"Bi Tin terharu melihat tuan Mew yang baru kali ini mencintai seseorang dengan begitu mendalam." tangis bi Tin.
"Iya. Aku juga terharu bi. Ya sudah. Sarapannya biar aku saja yang bawa. Kebetulan aku juga mau bicara dengan tuan." ucap Mild sambil mengambil sarapan Mew dari tangan bi Tin.
"Tuan, ini sarapannya. Dimakan dulu." ajak Mild pada Mew yang terus menjaga Gulf semalaman.
"Letakkan saja Mild. Aku masih mau menjaganya. Aku mau menjadi orang pertama yang dia lihat setelah sadar." ujar Mew sambil terus memandangi Gulf dari kursi panjang yang ditempatkan di sebelah Gulf.
"Baiklah tuan. Aku menaruh sarapannya di samping tuan ya." jawab Mild sambil meletakkan sarapan nya di samping Mew.
"Mild, aku mau kamu mencari tahu siapa ayah dari Kana & di club mana Kana dijual untuk menjadi pelacur. Cari juga siapa orangnya yang sudah melecehkan Kana & buat mereka sengsara." ucap Mew.
"Baik tuan. Akan kuselidiki." jawab Mild sambil berlalu pergi.
"Kana mau sampai kapan kamu tertidur terus seperti ini? Apa Kana sudah tidak mencintai ku lagi? Sudah tidak memperdulikan ku lagi? Aku mohon bangunlah Kana. Aku tahu kalo selama beberapa hari ini aku sibuk sampai tidak ada waktu untukmu. Maafkan aku ya." ujar Mew sambil terus menggenggam tangan Kana.
Pagi menjelang, Gulf mengalami mimpi buruk & berteriak. Mew yang sedang berada di kamar mandi mendengar itu & keluar untuk menenangkan Gulf. Mew memeluk Gulf, mengusap punggunggnya. Gulf kembali tenang & dia membuka matanya. Gulf yang kaget dipeluk seseorang langsung mendorong Mew.
"Kamu siapa berani memelukku? Apa kamu tidak takut pada Mew?" Ttanya Gulf yang sepertinya mengalami hilang ingatan.
"Kana....." panggil Mew.
"Kana??? Darimana kamu tahu nama kecilku? Siapa kamu?" tanya Gulf.
"Kana ... sayang ... ini aku Mew. Mew nya Kana!!" ujar Mew yang membuat Kana berpikir keras sehingga dia berteriak kepalanya sakit & pingsan.
"Kana .. Kana .. bangun sayang. Bi Tin, panggil Podd datang" teriak Mew.
Tak berapa lama Podd datang ke mansion Mew & memeriksa keadaan Gulf. Podd mengatakan kemungkinan Gulf mengalami stress karena hampir diperkosa. Mengenai Gulf yang tidak mengenal Mew kemungkinan Gulf hanya kaget karena mendadak dipeluk & itu membangkitkan memory yang berusaha dilupakan Gulf.
Tak berapa lama Gulf sadar kembali & memeluk Mew sambil menangis.
"Miuu ..... hikz ... hikz...." panggil Gulf sambil menangis sesungukan di pelukan Mew.
"Iya sayang....ini aku...sssttt semua sudah berlalu sayang. Kana aman bersama ku disini. Aku janji akan melindungimu." ujar Mew yang menitikkan air mata bahagia karena Gulf sudah sadar.
"Kamu kenapa menangis? Jangan menangis. Kana tidak apa-apa." ucap Kana sambil menghapus air mata Mew dengan tangannya.
"Ini air mata bahagia karena Kana sudah sadar. Aku bahagia Kana masih mengenali ku." jawab Mew yang membuat Kana kebingungan.
"Hahahhaha ... mana mungkin Kana tidak mengenalimu. Yang benar saja. Kamu tahu, waktu itu Kana benar-benar takut tidak bisa bertemu denganmu lagi. Kana sangat takut." ucap Kana yang langsung dipeluk Mew.
Mew yang teringat dengan apa yang dikatakan Podd pun mencoba menjadikan Gulf miliknya. Mew melumat bibir itu & ciuman mereka sangat lama sehinga Mew menyudahinya.
"Luv you baby Kana." bisik Mew yang membuat Kana hanya tersenyum mendengarnya & wajah memerah. Karena ini pertama kalinya Mew mengucapkan kata-kata ini.