"Jadi...aku bukan manusia seperti kalian?" tanya Xiaozhan menatap mama dan baba.
Mama dan baba sedikit prihatin dengan keadaan Xiaozhan. Mereka tahu, Xiaozhan merasa berbeda.
"Itu tidak benar. Kau tetap manusia. Setengah manusia dan setengah vampir." jawab mama menenangkan sambil mengelus rambut Xiaozhan sayang.
"Tapi..tapi aku..." ucapnya terbata.
"Xiaozhan, walau bagaimanapun kau tetap kami anggap anak, itu takkan berubah. Kau dititipkan pada kami oleh orangtuamu dan kami harus menjagamu." ucap baba menepuk-nepuk pundak Xiaozhan, berniat menenangkan.
"Kami akan penuhi asupanmu, Zhan. Jadi tenanglah." ucap mama.
"Xiexie ni..." Xiaozhan kembali menitikkan air matanya dalam pelukan mama dan baba.
Xiaozhan merasa lega. Mereka masih mau menerimanya, walau mereka tahu Xiaozhan berbeda dan mungkin berbahaya.
Xiaozhan tak pernah tahu jika ia akan jadi seperti ini. Tapi ia teramat menyayangi baba dan mamanya. Ia tak bisa menyalahkan mereka karena ini. This is your destiny and you've to do it.
.
.
.
.
Hari ini, Xiaozhan tetap berkegiatan seperti biasanya. Ia sekarang sedang bersama Ji Li dan Yubin bercanda di sekolah, tapi tetap ada Zhuocheng di sana. Mama bilang Zhuocheng akan menjaga Xiaozhan jika sewaktu-waktu ada keadaan darurat. Mereka akan lebih hati-hati lagi untuk Xiaozhan.
"Zhan ge, ayo kita makan ke kantin. Aku yang traktir. " ajak Ji Li.
"Eh? Tumben sekali." ucap Xiaozhan menaikan alisnya.
"Hehe. Pagi ini aku mendapat uang lebih dari Yizhuo ge." jawab Ji Li menggaruk tengkuknya.
"Wah. Ada apa dengannya?" tanyanya lagi. Kemudian Ji Li mendekat ke arah mereka.
"Sst...ini rahasia. Semalam Yizhuo ge pulang malam dalam keadaan mabuk. Jadi dia menyuapku dengan ini agar tak mengadukannya pada baba dan mama." bisiknya menjelaskan.
"Wah wah. Aku pikir dia akan melakukan hal buruk padamu karena dia sedang mabuk." ucap Xiaozhan asal namun penuh arti. Mungkin ia tahu sesuatu tentang itu.
"Hey! Dia mana mungkin begitu." jawab Ji Li mengelak.
"Jangan samakan dia denganmu." ucap Zhuocheng cukup menohok.
"Hey! Sejak kapan aku begitu? Aku tak kan mabuk dengan 2 botol wine." bangganya.
"Ck..dasar." ucap Zhuocheng memutar bola matanya.
"Sudah-sudah. Jadi bagaimana?" tanya Ji Li lagi.
"Hm...sepertinya aku tak bisa. Aku masih ada kegiatan setelah ini." jawab Xiaozhan dengan alasannya.
"Eh? Memang ada kegiatan apa? Kita sekelas." bingung Ji Li.
"O-oh itu kegiatan lain. Kau tak perlu tahu karena itu rahasia." jawab Xiaozhan.
"Jadi benar kau tak bisa ikut?" tanyanya lagi.
"Em...kalian pergi saja. Jika sempat aku akan menyusul." ucap Xiaozhan mengibas-ngibaskan tangannya seperti mengusir.
"Hao ma. Yubin dan Zhuocheng harus ikut." putus Ji Li.
"Shi." ucap Yubin.
"Ck..merepotkan saja." dengus Zhuocheng.
"Kalau begitu kami duluan. Da...Zhan ge." Ji Li beranjak dan melambaikan tangan. Xiaozhan membalas lambaian itu. Yubin ada di belakang Ji Li. Zhuocheng juga akan beranjak dari sana, tapi terhenti di depan Xiaozhan.
"Jangan lupa untuk makananmu dan hati-hati." ingat Zhuocheng.
"Hm.." Xiaozhan bergumam dan mengangguk.
Setelah mendapat anggukan dari Xiaozhan, Zhuocheng pergi menyusul Ji Li dan Yubin ke kantin.
Selepas mereka pergi, Xiaozhan mengambil kotak susunya. Namun itu bukan susu karena isinya darah. Itu telah disiapkan oleh mama untuk Xiaozhan agar ia masih tetap bisa mendapat asupan walau di sekolah.
Xiaozhan memutuskan untuk pergi ke rooftop karena ia tak tahu apa yang akan ia lakukan selama istirahat ini berlangsung. Ia meminum asupannya selama berjalan menuju rooftop.