"Lo mau pesan apa Shei?' Tanya Adel pada Sheina.
"Gue titip pesanin bakso aja ya Del sama minum nya es teh manis aja." Ucap Sheina yang di balas anggukan oleh Adel lalu beralih meninggal kan Sheina.
Saat Sheina sedang asik memain kan ponsel nya tiba tiba seseorang duduk di samping nya.
"Ervin? Lo ngapain di sini?" Tanya Sheina bodoh.
"Lah emang gue ngak bisa duduk di sini? Ini kan tempat umum, emang apa salah nya kalau gue duduk di sini?" Ervin kembali bertanya.
"Kan masih ada banyak meja kosong, kenapa lo mesti duduk di sini. Lagian gue juga udah ada temen noh." Ucap Sheina saat dia melihat Adel yang sudah datang dengan membawa pesanan mereka.
"Kan gue itu pacar lo, jadi ngak salah dong kalo gue duduk bareng pacar gue dalam satu meja. Asal jangan satu kursi kayak gini, kan bisa bahaya." Ucap Ervin yang langsung mendapat toyoran keras dari Sheina.
"Lo tuh ya, kalo ngomong emang ngak pernah di pikir dulu." Ucap Sheina sambil kembali memukul lengan Ervin.
"Ihhh lo kok galak banget sih, sama pacar sendiri juga. Kalo nanti gue amnesia dan lupa sama lo gimana? Lo jadi ngak punya pacar dong." Ucap Ervin yang langsung mengundang tawa semua orang yang ada di meja itu, termasuk Adel.
"Lebay banget sih lo, orang gue mukul nya di lengan ya kali bisa sampe ke otak lo. Emang otak lo di lengan?" Tanya Sheina lalu memasuk kan satu buah bakso ke dalam mulut nya.
"Ututuutut galak banget sih pacar gue ini." Ucap Ervin sambil mengusap pelan rambut Sheina.
"Sekali lagi lo bilang gue pacar lo, gue bungkam juga tu mulut lo ya Vin." Ucap Sheina sambil menunjuk ke arah Ervin dengan sendok garpu yang sebelum nya sudah di tancap kan sebuah bakso di atas nya. Saat Sheina menunjuk ke arah Ervin, Ervin memajukan tubuh nya dan langsung melahap bakso yang ada di sendok milik Sheina.
Semua orang yang ada di kantin itu langsung terdiam, termasuk Adel, Sheina dan teman teman Ervin. Sheina dan yang lain nya benar benar syok melihat sikap Ervin, bagaimana tidak, sendok itu sudah di pakai oleh Sheina dan kemudian di pakai lagi oleh Ervin, berarti secara tidak langsung mereka sudah berciuman walaupun tidak melalui bibir.
Sheina yang sudah mengembali kan kesadaran nya langsung memukul dada Ervin keras. Ervin yang merasa kesakitan berusaha menahan pukulan Sheina.
"Aduh sakit Sheina."
"Lo kok bego banget sih Vin. Lo ngapain makan pake sendok gue, itu sendok udah gue pake bego."
"Lah terus kenapa? Emang kalo gue pake sendok bekas lo kenapa? Sekarang gue tanya di kantini ini ada banyak sendok, trus emang lo tau kemarin lo pake sendok ini juga? Ngak kan, jadi apa bedanya sama gue kalo gue pake sendok bekas lo." Ucap Ervin yang langsung mendapat toyoran dari Sheina.
"Ervin, lo kok bego banget sih. Bukan gitu konsep nya bego, maksud gue kenapa lo pakai sendok ini padahal ini udah baru gue pakai makan. Kalau yang lain nya kan udah di cuci jadi ngak papa, ini masih bekas mulut gue Vin."
"Ya ngak papa dong. Itu arti nya kita ciuman secara ngak langsung, untuk kali ini ngak papa lah ciuman nya ngak langsung, mungkin nanti kita bakal ciuman secara langsung." Ucap Ervin lalu beranjak dari tempat duduk nya. Sheina yang sedang di perhatikan oleh orang orang hanya bisa menahan malu sambil menunduk kan wajah nya. Sheina benar benar habis pikir dengan Ervin, apa dia tidak tau malu sampai membuat Sheina merasa malu seperti ini.
***
Sekolah sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu. Kini Sheina sudah berada di perpustakaan sambil membaca beberapa buku. Hari ini Sheina, Vincent dan Ervin memang memiliki jadwal untuk belajar bersama untuk persiapan olimpiade nanti.
Sudah beberapa lama Sheina menunggu, namun dua orang yang akan menjadi partner nya kali ini belum juga datang. Sheina merasa bosan berjalan mengelilingi perpustakaan sambil melihat lihat beberapa buku di sana. Saat Sheina sedang sibuk melihat lihat buku di rak buku, dia mendengar suara pintu terbuka. Sheina langsung berjalan ke arah meja tempat nya tadi.
"Kak Vincent." Ucap Sheina saat melihat Vincent sudah duduk di meja yang sama dengan nya tadi.
"Hemm." Jawab Vincent singkat sambil mengeluar kan buku buku soal dari dalam tas nya.
"Kenapa lama? Terus Ervin di mana?" Tanya Sheina ketus.
"Ervin kata nya ngak bisa dateng."
"Kenapa?"
"Ada urusan."
"Urusan apa?"
"Ya mana gue tau. Lo kok banyak pertanyaan sih, kan pacar si Ervin itu lo, berarti harus nya lo dong yang tau tentang dia" Ucap Vincent sambil menatap Sheina dengan tatapan yang sulit di jelas kan.
"Lah kok nge gas. Dan asal lo tau ya kak, gue itu bukan pacar nya Ervin jadi ngak usah asal ngomong." Ucap Sheina kesal.
"Bodo amat." Ucap Vincent santai.
"Ihh lo kok nyebelin banget sih kak."
"Hemm."
Sheina semakin kesal saat Vincent hanya berdehem saat membalas ucapan nya. Sheina membuka lembaran demi lembaran buku itu dengan kasar. Vincent yang melihat sikap Sheina hanya mengernyit kan dahi nya.
"Lama lama tu buku bisa robek semua gara gara lo." ucap Vincent yang langsung mendapat tatapan tajam dari Sheina.
"Terserah gue lah. Apa urusan nya sama kakak, ini kan udah gue beli, mau robek atau mau gue coret coret juga ngak ada urusan nya sama situ." Ucap Sheina lalu kembali membuka lembaran lembaran buku itu, tapi kali ini lebih santai dari yang tadi. Walau pun dia melawan ucapan Vincent, namun dia juga berpikir bahwa ucapan Vincent itu ada benar nya juga. Sheina tidak mau kalau buku milik nya harus robek hanya karena kesal pada Vincent.
"Ini." Ucap Vincent sambil menyerah kan beberapa kertas yang di dalam nya ada beberapa soal soal kepada Sheina.
"Ini apa?" Tanya Sheina sambil menarik kertas itu agar mendekat ke arah nya.
"Itu soal soal dari pak Yuda. Dia mungkin bakal telat dateng nya, jadi kita di suruh ngerjain ini dulu sambil nunggu dia dateng." Ucap Vincent lalu di balas anggukan oleh Sheina.
Sudah lebih dari satu setengah jam Vincent dan Sheina fokus mengerjakan soal soal yang ada di depan mereka. Sejak tadi tidak ada percakapan yang terjadi, mereka berdua hanya fokus pada pekerjaan mereka masing masing hingga membuat Sheina bosan. Sheina meletak kan bolpoin yang ada di tangan nya, Vincent yang melihat tingkah Sheina menatap nya datar.
"Gue laper kak." Ucap Sheina dengan wajah memelas.
"Terus?"
"Ihh lo ngak peka banget sih kak. Beliin makanan ke apa kek."
"Sekarang kantin udah pada tutup. Lo tahan aja." Ucap Vincent lalu kembali fokus pada soal soal nya. Saat melihat Vincent yang tidak ada respon sama sekali, Sheina memilih untuk kembali fokus pada pekerjaan nya, namun tidak beberapa lama tiba tiba..
"AAhhhhhh aduh..." Ucap Sheina terdengar seperti menahan sakit.