Sheina mengerjap kan kedua mata nya saat cahaya senja masuk melalui celah celah jendela di depan nya. Sheina bangkit duduk di atas kasur lalu mereganggang kan otot otot nya yang terasa kaku masih dengan mata tertutup. Kepala nya ia putar putar perlahan.
Saat kesadaran Sheina sudah kembali, Sheina membuka mata nya perlahan dan betapa kaget nya Sheina saat dia sadar bahwa ini bukan kamar nya. Sontak Sheina langsung meloncat dari ranjang tempat nya tadi. Sheina mengamati seisi ruangan itu, namun dia tidak mengenali kamar siapa itu.
"Perasaan gue belum pernah masuk ke kamar yang desain nya kayak gini deh." Ucap Sheina sambil terus mengamati ruangan itu lalu melangkah dengan perlahan menuju keluar kamar.
"Gue di mana?" Tanya Sheina pada diri nya sendiri sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Sheina mengelilingi ruangan itu, hingga akhir nya dia melihat sebuah bingkai foto kecil di sana. Sheina mendekat lalu meraih foto itu. Sheina mengamati orang yang ada di dalam foto itu dengan seksama, hingga ia sadar siapa orang di dalam nya.
"Ini kan kak Vincent. Ganteng juga ternyata tuh orang." Ucap Sheina sambil menunjuk kan smirk nya. Saat Sheina masih fokus mengamati foto tersebut, tiba tiba Sheina di kaget kan oleh sebuah suara yang terdengar dari arah belakang nya.
"Dah bangun lo?" Sheina langsung berbalik ke arah saat Sheina mendengar seseorang itu berbicara. Saat Sheina berbalik, tiba tiba
"Aaaaaa... Kak Vincent, kenapa lo ngak pake baju?" Tanya Sheina sambil menutup kedua mata nya menggunakan telapak tangan nya. Sheina kembali membalik kan badan nya agar tidak menghadapa ke arah Vincent.
Vincent yang baru sadar bahwa dia hanya memakai handuk mandi nya saja langsung menutup tubuh nya hanya mengguna kan kedua telapak tangan nya yang tidak terlalu besar itu.
"Lo ngapain liat liat foto gue?" Tanya Vincent masih dengan posisi nya menutupi tubuhnya. Sheina menurun kan tangan nya tapi masih dengan posisi membelakangi Vincent. Sheina kembali memperhatikan gambar orang dalam bingkai foto di dalam tangan nya tersebut.
"Ternyata lo dulu pernah ganteng juga ya kak. Ngak kayak yang sekarang." Ucap Sheina lalu tertawa kecil. Vincent langsung berjalan mendekat ke arah Sheina lalu meraih kembali bingkai foto milik nya, namun di tahan oleh Sheina. Kini Sheina dan Vincent sedang tarik menarik bingkai foto itu.
"Siniin foto gue." Ucap Vincent sambil berusaha menarik bingkai foto itu dari Sheina. Sheina yang tidak mau kalah kembali menarik bingkai itu.
"Ihhhh pelit banget sih kak, gue cuman liat bentar doang. Lepasin dong." Ucap Sheina kembali menarik bingkai foto itu. Saat Sheina dan Vincent masih sibuk tarik menarik bingkai foto itu, tiba tiba seekor kecoa datang ke Sheina. Sheina yang kaget melihat kecoa itu, dengan spontan langsung melompat ke pelukan Vincent.
"Aaaaaaaaaaa, tolongin Sheina. Tolong, madre, padre, kak Adit. Tolongin Sheina, Sheian takut." Teriak Sheina dengan suara yang terdengar begitu ketakutan. Sheina bergelayut di tubuh Vincent sambil menyembunyi kan wajah nya di leher laki laki itu. Vincent yang kaget hanya berdiri kaku sambil berusaha menopang tubuh Sheina agar tidak jatuh ke bawah.
"Sheina!!!!" Panggil Vincent dengan suara kecil. Vincent berusaha menurun kan tubuh Sheina namun di tolak oleh Sheina. Sheina semakin mengangkat kaki nya saat Vincent berusaha menurun kan nya.
"Kecoa nya udah pergi Shei. Lo ngak usah takut lagi." Ucap Vincent pelan. Sheina yang mendengar ucapan Vincent perlahan mengangkat kepala nya, namun dia kembali menyembunyi kan nya di lekukan leher milik Vincent.
"Ngak, gue ngak mau. Gue bener bener takut kak. Gue ngak mau liat mereka lagi." Ucap Sheina ketakutan. Vincent yang entah kenapa merasa kasihan tetap membiar kan Sheina dalam pelukan nya. Vincent membawa Sheina kembali masuk ke dalam kamar nya.
Setelah mereka sampai di dalam kamar, Vincent berusaha menurun kan tubuh Sheina. "Sekarang lo udah ada di kamar gue. Gue jamin, di sini ngak akan ada kecoa lagi." Ucap Vincent. Sheina menengadah kan kepala nya menghadap ke arah Vincent.
Vincent menganggkuk kan kepala nya, untuk meyakin kan Sheina. Sheina yang mulai merasa tenang perlahan mulai menurun kan kaki nya ke atas ranjang milik Vincent. Vincent mengernyit saat melihat wajah Abi basah karena air mata.
"Kenapa lo nangis?" Tanya Vincent lalu menyeka sisa sisa air mata di wajah Sheina.
"Gue bener bener takut kak. Gue... Gue ngak mau... Gue ngak mau liat binatang itu lagi.. Gue ngak mau.." Ucap Sheina yang kembali terisak. Dari suara nya, Vincent bisa melihat bahwa Sheina sangat ketakutan. Dia ingin bertanya alasan Sheina bisa setakut itu, namun dia mengurung kan niat nya saat melihat Sheina yang masih ketakutan.
"Lo ngak usah takut lagi. Gue ada di sini." Ucap Vincent tulus sambil menepuk bahu Sheina. Sheina yang merasa tenang saat bahu nya di tepuk oleh Vincent menatap mata Vincent, lalu tersenyum tipis ke arah laki laki itu.
Saat Sheina ingin turun dari atas ranjang, tiba tiba kaki nya tidak sengaja terlilit oleh selimut tebal yang ada di ranjang itu, hingga...
"Aaaaaaa.. mmmppphh." Sheina tidak sengaja menarik tangan Vincent saat ia hampir terjatuh ke belakang. Kini posisi mereka berdua saling tindih dengan Vincent berada di atas tubuh Sheina. Bibir mereka bertemu satu sama lain, yang membuat kedua nya kaget.
satu detik..
dua detik....
tiga detik...
Hingga detik yang ke lima, bibir mereka masih menempel satu sama lain, sampai akhir nya Sheina mendorong tubuh Vincent, dan saat Vincent bangkit berdiri, tanpa sengaja handuk kecil yang Vincent sematkan di pinggang nya terlepas dan akhir nya jadilah tubuh seksi Vincent tanpai sehelai benang pun ter- ekspos di hadapan Sheina.
"Aaaaa... buaya..." Teriak Sheina.
Mereka berdua sama sama kaget, dan berteriak secara bersamaan. Saat Vincent yang mulai sadar, langsung mengambil handuk kecil milik nya dan memakai kembali untuk menutupi barang pusaka milik nya yang baru saja terlihat oleh Sheina.c
"Lo liat?" Ucap Vincent memberi Sheina pertanyaan bodoh.
"Ya liat lah, orang jatuh nya di depan gue." Ucap Sheina polos. Vincent membetul kan posisi handuk nya sambil menahan malu di hadapan Sheina.
"Ihhh kak Vincent mesum banget sih. Ya Tuhan Sheina sebenar nya ngak ada niatan buat liat buaya nya kak Vincent, tapi tadi handuk nya lepas di depan Sheina, jadi Sheina ngak bisa ngelak lagi. Maafin Sheina ya Tuhan." Ucap Sheina sambil menyatukan kedua tangan nya lalu mengepal kan nya bersamaan.
"Hehh lo apa apaan sih, lo bodoh apa gimana?"
"Kalo gue bodoh ngak mungkin ikut olimpiade kali." Ucap Sheina.
"Awas aja kalo lo sampai ceritain masalah ini ke siapa siapa, liat aja lo ntar."
"Ohhh jadi lo masih mau ngancem ngancem gue kayak gitu? Mau gue ceritain ke orang orang?"
"Hehh, lo gila ya?"
"Ya udah, kalo kak Vincent ngak mau gue buka mulut, jangan macem macem lagi sama gue. Sekarang kartu as lo udah ada sama gue." Ucap Sheina yang langsung membuat Vincent bungkam.
"Udah sana. Pake baju kek. Gue ngak mau nambah dosa lagi karena liat itu." Ucap Sheina yang membuat Vincent geram.
"Terserah lo." Ucap Vincent lalu beralih ke lemari miliknya dan mengambil pakaian nya dari dalam sana.