Chapter 16 - Part 16

Kini Sheina dan Vincent sudah sampai di rumah milik Sheina. Vincent dan Sheina keluar dari dalam mobil.

"Thank you kak udah nganterin gue." Ucap Sheina.

"Hemm sama sama. Oh iya, nih kunci mobil lo." Ucap Vincent lalu menyerah kan kunci mobil pada Sheina. Sheina mengernyit kan kening nya bingung.

"Trus lo pulang pake apa?" Tanya Sheina.

"Gue naik taksi aja."

"Ngak usah. Lo pake mobil gue aja kak, dari pada lo harus naik taksi."

"Ngak papa kok. Lagian kalo gue pake mobil lo, trus besok lo ke sekolah naik apa?" Vincent kembali bertanya. Sheina yang mendengar pertanyaan Vincent langsung tersenyum jahil.

"Berarti lo harus jemput gue dong kak. Kita bisa berangkat bareng ke sekolah nya." Ucap Sheina tersenyum sambil mengedip kan mata nya menggoda Vincent.

"Ngak usah. Gue naik taksi aja ngak papa." Ucap Vincent tetap menolak. Sheina yang mulai kesal langsung mendorong tangan Vincent yang memegang kunci mobil nya lalu berlari masuk ke dalam rumah.

"Sheina!!!!" Panggil Vincent. Sheina hanya tersenyum kecil sambil melambai kan tangan nya pada Vincent.

"Bye bye kak Vincent. Besok jangan lupa jemput gue ya." Teriak Sheina lalu masuk ke dalam rumah nya, meninggal kan Vincent yang masih bingung dengan apa yang diri nya laku kan.

Vincent melirik ke arah kunci mobil Sheina yang masih ada di tangan nya. Vincent menggeleng kan kepala nya lalu kembali masuk ke dalam mobil. Vincent menyala kan mesin mobil Sheina lalu melajukan mobil nya agar ke luar dari garasi rumah Sheina.

Sedang kan Sheina tersenyum kecil saat melihat Vincent yang sudah mulai menghilang dari pandangan nya dari balik gorden jendela kamar nya.

"Gue serius suka sama lo kak." Ucap Sheina sambil tersenyum dan lalu membaring kan diri nya di kasur big size milik nya.

Sheina mengingat semua hal hal yang pernah ia lewati bersama dengan Vincent. Mulai dari mereka bertemu dengan kesan yang begitu tidak mengenak kan, lalu kejadian di UKS saat Sheina pura pura sakit. Dan yang paling membuat Sheina bahagia adalah saat Sheina dan Vincent berpelukan di tambah Vincent yang mencium bibir Sheina.

Sheina menyentuh bibir nya, dan kembali membuat nya tertawa penuh kebahagiaan. Sheina memeluk bantal guling milik nya sambil kaki nya di hentak hentak- an di kasur karena terlalu bahagia.

"Lo udah bikin gue gila kak. Lo harus tanggung jawab." Ucap Sheina berbicara pada bantal guling yang ada di pelukan nya.

Jika ada yang melihat perilaku Sheina saat ini, semua orang pasti akan beranggpan bahwa dia itu adalah orang gila.

***

Pagi ini Sheina bangun sangat pagi. Sekarang masih jam 6:30 tapi Sheina sudah selesai siap siap untuk berangkat ke sekolah sejak 30 menit yang lalu.

Sheina tidak ingin jika nanti Vincent harus menunggu nya. Sheina beberapa kali melirik ke arah arloji yang melingkar indah di pergelangan tangan nya. Entah sudah beberapa kali dia bolak balik berkaca hanya untuk memastikan bahwa ia sudah terlihat cantik.

"Gila sih. Gue cantik banget ya Tuhan. Parah sih kalo kak Vincent ngak suka sama gue." Ucap Sheina sambil terkikik kecil saat mendengar ucapan nya sendiri. Saat Sheina masih sibuk berkaca, tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintu nya dari luar.

"Masuk aja kak. Pintu nya ngak di kunci kok." Ucap Sheina, pintu langsung terbuka dan muncul lah Adit di sana.

"Wihhh tumben lo udah siap gini. Biasa nya kan lo masih tidur jam segini."

"Harus dong, kan Sheina mau berangkat ke sekolah. Btw Sheina udah cantik belum kak?" Tanya Sheina sambil berkacak pinggang di depan Adit.

Adit yang bingung dengan sikap adik nya kali ini langsung menatap Sheina bingung sambil menggerut kan kening nya.

"Lo kok aneh banget sih hari ini. Lo ngak lagi sakit kan?"

"Aduh kakak sayang. Sheina baik baik aja kok, Sheina kan cuman nanya Sheina udah cantik belum?" tanya Sheina sambil terus merapikan rambut nya di depan kaca.

"Hemmm iya udah. Lo kan emang selalu cantik." Ucap Adit yang langsung mengundang senyuman di wajah Sheina.

"Oh iya kakak mau ngapain ke kamar Sheina?" Tanya Sheina yang lantas membuat Adit memukul kening nya sendiri.

"Nah kan jadi lupa gue. Noh di bawah ada temen lo." Ucap Adit yang langsung membuat Sheina terbelalak kaget. Sheina langsung berlari luntang lantung ke segala arah. Adit semakin bingung saat melihat tingkah Sheina hari ini.

"Kak Adit gimana sih? Kok ngak kasih tau Sheina dari tadi? kan kasihan kak Vincent nya jadi nunggu lama kayak gitu." Ucap Sheina.

"Lah kok lo salahin gue sih. Kan yang ngajak gue ngobrol itu lo. Lagian santai aja kali, dia juga ngak akan marah marah."

"Tapi kasihan kak Vincent. Ya udah lah, gue pergi dulu ya kak." Ucap Sheina lalu berlari ke luar dari dalam kamar nya.

Adit mengikuti Sheina keluar, dan saat Adit sampai di pintu kamar nya tiba tiba Sheina muncul tiba tiba di depan nya yang membuat Adit kaget setengah mati.

"Anjirrrrr.... kaget gue bangsat." Ucap Adit sambil mengusap dada nya perlahan. Sheina hanya tertawa tanpa ada rasa bersalah.

"Gue beneran udah cantik kan kak?" Tanya Sheina yang langsung membuat Adit melotot.

"Lo balik cuman mau nanya itu? Bego bego!!!"

"Jawab dulu kak. Sheina udah cantik apa belum?"

"Iya udah. Sana turun lo, lama lama gue bisa gila kalo liat tingkah lo yang aneh begini." Ucap Adit. Sheina hanya tersenyum tipis lalu berlari kecil menuruni tangga menuju Vincent.

Saat Sheina sudah berada di anak tangga yang terakhir, Sheina bisa melihat Vincent yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil memain kan ponsel milik nya.

Sheina menarik nafas dalam, lalu kembali merapikan rambut nya. "Tarik nafas, hufttttt. Lo bisa, lo pasti bisa Sheina!!" Ucap Sheina pelan lalu berjalan menuju Vincent.

"pagi Kak Vincent!!!' Panggil Sheina. Vincent langsung berbalik arah saat mendengar suara Sheina.

"Pagi!!" Jawab Vincent singkat.

"Sorry ya kak gue lama. Tadi kaka gue ganggu mulu, emang rada ngeselin tuh anak." Ucap Sheina yang ternyata di dengar oleh Adit dari lantai atas yang sejak tadi menatap mereka berdua.

"Heh.. kok lo salahin gue? kan lo yang rempong nanya nanya sama gue udah cantik apa belum." Ucap Adit yang membuat Vincent langsung melirik ke arah Sheina.

Kini wajah Sheina sudah berubah warna menjadi merah. Dalam hati nya ia mengumpat, betapa malu nya dia di hadapan Vincent saat ini karena kelakuan dakjal sang kakak.

"Liat aja lo ntar kak. Habis lo sama gue." Ucap Sheina dalam hati.

"Emmmm kita berangkat sekarang aja yok kak. Biarin aja tuh anak teriak teriak di situ kayak monyet di hutan." Ucap Sheina yang membuat Vincent tersenyum kecil.

"Sheina!!! Tarik nafas yang dalam biar lo ngak gugup." Goda Adit yang langsung membuat Sheina menatap kakak nya tajam seperti silet.

"Diem lo." Ucap Sheina yang hanya membuat Adit tertawa.

"Udah yuk kak, kita berangkat aja. Banyak setan di sini." Ucap Sheina sambil manggapai tangan Vincent lalu menggenggam nya. Vincent yang kaget langsung menatap tangan nya yang kini ada di genggaman Sheina.

Sheina menarik Vincent agar keluar dari dalam rumah nya. Saat Sheina dan Vincent sudah sampai di depan mobil, Vincent melirik kearah tangan nya lalu di ikuti oleh Sheina.

Sheina yang sadar maksud Vincent langsung melepas genggaman nya, Sheina lalu berjalan dengan cepat ke arah mobil nya lalu masuk. Vincent yang melihat tingkah Sheina tersenyum kecil lalu mengikuti Sheina masuk ke dalam mobil nya.